Youand He:-40

5 2 0
                                    

Zya menarik nafas menampilkan senyum tipis  kemudian berlari keluar kelas meninggalkan Zola sendirian di kelas.

Dari balik pintu kelas seseorang mengintip dari jendela menatap lembut ke arah Zola yang masih menelungkupkan kepala, ia berjalan perlahan meninggalkan sekotak susu cokelat dan roti bantal rasa coklat di tepi meja Zola lalu pergi meninggalkan Zola tanpa berbicara.
Zola menguap membangkitkan kepala dari atas meja, pandangan nya mengedar ke arah sekeliling ruang kelas."Benar-benar di tinggal sendiri."

Mata Zola terpaut menatap makanan seseorang di atas mejanya  namun tidak ada seorangpun yang berada di kelas selain dirinya membuat Zola menautkan alis."Ini punya siapa?"

Zola meraih kedua makanan tersebut melihat sesuatu di antara nya mendapati sebuah kertas kecil yang berisikan tulisan seseorang.

Punya Zola, kalau gak ada makanan yang masuk nanti sakit maag nya kambuh Jangan telat makan apalagi Sampai gak makan, maaf:(

Tulisan maaf di akhir kalimat membuat Zola makin mengerutkan alis."Kenapa minta maaf? Dan ini beneran punya Zola? Tapi dari siapa?" tanya Zola entah pada siapa.

Zola menggenggam erat kotak susu di tangan nya air mata nya kembali turun di pipi."Kalau dari dia lagi ... kenapa Kamu tetap baik-baik saja setelah semua ini."

.......
Zola enggan beranjak dari tempat duduknya, jam pulang sekolah sudah berbunyi dari tadi sedangkan Zya menghela nafas lagi menarik kedua tangan perempuan itu."Lu sampai kapan mau di sini? Zya khawatir sama lu, Ayo pulang! lu bawa motor kan, Zya juga."

Zola menepis tangan Zya kembali menelungkup kepala di atas meja menghiraukan tatapan Zya terhadap nya. "Zola gak mau pulang sekarang, biarkan semua orang pulang dari sekolah."

Zya mendesah pelan kemudian duduk di bangku nya di samping Zola, ia menatap kosong ke arah luar kelas."Hmm, tadi pagi lu di gangguin anak SMA sebelah kan? Kenapa lu nekat pergi sendiri sih!"

Zola menegak kan tubuhnya, mengerutkan kening menoleh ke arah Zya yang masih menatap luar kelas."Lu tau dari mana?"

Zya menoleh mengangkat bahunya."Ervan ... dia yang nyeritain alasan keterlambatan lu tadi pagi."

Zola melotot ke arah Zya balik menatap Zya dengan ragu."Jadi lu udah tau kalau Ervan ngakuin perasaan nya ke Zola?"

Zya menyipitkan matanya ke arah Zola, fokus menatap perempuan di sampingnya dengan mengerjapkan mata nya perlahan."Lu Serius kalau Ervan beneran ngungkapin perasaan nya!"

Zola menggeleng, lidah nya serasa Kelu untuk menjawab semua pertanyaan dari masalah ini, Zya memegang sebelah bahu Zola kuat masih menatap ke arah Zola."Jadi ini masalah nya, jadi lu milih kak Esa dari pada Ervan?"

Zola menghela nafas lalu menggelen."Zola bingung."
Zya menyandarkan tubuhnya di kursi, memasang wajah datar menatap sesekali ke arah Zola, Zola menoleh ke arah luar kelas melihat siswa SMA nya yang tengah bercengkerama di bawah pohon rindang.

Zya bangkit berdiri dari kursinya menepuk meja nya sekali."Lu gak bisa tinggal diam masalah ini harus selesai."

Zola menoleh dengan wajah datar serta sayu."lantas Zola harus apa? Sahabat dan dunia percintaan itu berbeda, Zola gak perlu milih siapa pun kalau Ervan ngerti posisi nya dimana."

Zya berdecak memutar bola matanya malas."Lu bodoh atau apa sih, ini gak Se simple yang lu kira, Zola."

Zola berdecih memalingkan wajah nya ke arah lain."Aku gak peduli dengan siapa pun, kalau aku bisa dapatin cinta pertama aku  kenapa aku harus pula menderita?"

Zya mencengkeram kuat bahu Zola sedangkan Zola masih memalingkan wajahnya. "Lu dengar Zya."

"Terkadang, sesuatu yang lu miliki sekarang akan berharga setelah lu merasa kehilangan dia, jangan menyesal setelah ini Razola Pramisya, apa yang lu anggap sebagai derita lu sekarang akan jadi Boomerang buat lu suatu saat nanti!" Zya berbalik melangkah kan kaki dengan cepat meninggalkan Zola sendirian di dalam kelas, sedangkan Zola menatap kosong ke arah luar jendela.

Youand He [Proses Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang