Zola berjalan masuk setelah mengantar pulang ketiga teman-temannya. Namun, berhenti di depan pintu masuk, matanya mengarah ke tas belanja di sudut dinding. “Ah, itu sepatu Zola yang dibawa Kak Esa, kan.”
Ia melangkah ke arah tas belanja, menunduk mengambil itu dengan tangan kirinya.
Bruk
Tas itu terlepas dari tangan, mengeluarkan kotak persegi panjang dari dalamnya, Zola mengernyit bingung. “Kok ada kotaknya? Aneh deh.”Menunduk lagi mengambil tas dan kotak itu di lantai, tak tertarik memeriksa kotak, Zola berbalik arah menuju kamarnya hendak menyimpan tas belanja.
“Laa, teman-temanmu udah pulang?”
Bunda menepuk pelan bahu anaknya, Zola seketika berhenti dan menoleh ke arah bunda. "Udah, Bunda.”
Bunda mengarahkan pandangannya ke arah tas belanja di tangan kiri Zola. “Itu apa Laa? Siapa yang kasih?”
Arah mata Zola ikut mengarah ke tas belanja di tangannya lalu menoleh ke arah Bunda lagi. “Ini sepatu Zola kemaren ketinggalan di mobilnya Kak Esa, jadi sekalian dibawain tadi pagi.”
Tatapan mata Bunda menatap Zola sejenak. “Oh ya udah, Bunda ke belakang.”
Zola mengangguk mempersilakan, lalu lanjut melangkahkan kaki ke arah kamar, ia meletakkan tas belanja itu di atas meja belajar dan berbalik hendak keluar dari kamar.
Mesin wamtu di atas sana telah menunjukkan pukul 6 sore. "Sekarang udah hampir jam 6, mau ngapain ya?”
Ting
Zola lantas menoleh ke arah ponsel yang tergeletak di atas meja belajar, ada pesan masuk di layar, ia kembali berjalan masuk mengambil ponsel. Duduk di tepi ranjang seraya mengutak-atik ponsel.
Resya VR
Zola ... tas belanjanya jangan lupa dibuka.
Alis Zola bertaut. "Tas belanja apa yang dimaksud Kak Esa? Ini beneran Kak Esa?” gumamnya dengan wajah yang masih diliputi kebingungan dan rasa penasaran.
Baru saja Zola ingin mengetik jawaban, Bunda memanggilnya dari arah belakang. "Olaa, pintu depan jangan lupa dikunci ya!”Cewek itu bangkit dari tepi ranjang meninggalkan ponselnya yang tergeletak. "Iya, Bun.”
Berjalan perlahan menuju pintu depan.
“Assalamualaikum, Zola!”Zola berhenti melangkah melihat sosok itu muncul. "Ayah, ngapain rumah Pak RT tadi, Yah?”
Pak sutanto mengulurkan kantong plastik, Zola balik memandang Pak Sutanto. “Ini ada es tebu, tadi ada rapat desa, jadi pas pulang dikasih ini sama Pak RT.”
Zola mengangguk menerima uluran tangan ayahnya.
"Bunda mana?” Pak sutanto berdiri tegap sambil melirik ke arah belakang.
“Ada Yah di belakang, gak tau lagi ngapain,” ujarnya tanpa menoleh. Laki-laki itu berjalan mendahului, Zola mendongak berjalan kembali untuk menutup pintu rumah.
"Eh iya ada kolak pisang juga nih dari Zya, parcel buahnya juga,” gumamnya. Zola menggaruk tengkuknya bingung. “Gimana bawa semuanya?”
....
“La, ini parcel buahnya Bunda mau letak di kulkas, Zola mau buah apa?”
Bunda berdiri di depan pintu kamar sambil membawakan parcel buah di tangannya, Zola menggeleng. “Nggak Bun, Zola udah kenyang. Simpan aja.”Bunda mengangguk mengerti, kemudian berjalan meninggalkan Zola sendirian di kamarnya, Ia mengambil ponselnya lagi, kembali membaca pesan di layar ponsel yang belum terjawab.
Zola melirik ke arah tas belanja di meja belajar, menatap tas itu dengan tatapan penuh tanya. "Bukannya memang itu sepatuya Zola ya?”
Setelah cukup lama, cewek itu menurunkan kakinya, bergerak mengambil tas belanja di atas meja belajar, ia duduk kembali di tepi ranjang mengeluarkan isi dari kotak persegi panjang itu.
Ia lantas melongo, matanya berkedip-kedip melihat sepatu hitam dengan pinggiran berwarna putih dan gambar panda kecil di tepi sepatu itu yang pastinya ia yakini itu bukan miliknya. “Sepatunya cantik banget, tapi ini bukan punya Zola.”
Zola dengan cepat mengambil ponsel dan menekan huruf-huruf di keyboard, membalas pesan dari Esa.
ZolaaKak Esa ... ini bukan sepatu Zola, sepatunya siapa ini? Sepatu Zola di mana?
Zola menggigit jari, menunggu balasan dari laki-laki itu.Ting
Sebuah pesan masuk di ponselnya lagi.
Resya VR
Itu sepatu buat Zola, sepatu kemaren punya Zola udah robek, jadi gue gantiin sama yang baru.
Zolaa
Lah, Kak Esa gak usah gantiin, besok Zola balikin ke Kakak.Resya VR
Gue gak mau ngambil barang yang udah gue kasih, jadi terima aja.Zola terdiam beberapa saat, memandang langit-langit kamar dengan tatapan kosong. “Ya sudah, besok aja diam-diam Zola letak di mobilnya Kak Esa, bagaimana pun ini berlebihan.”
Ting!
Zola menoleh ke arah ponselnya lagi, melihat pesan baru yang masuk.
Epannya Ola
Laa, udah makan malam? Atau lagi mau tidur, mau Erpan nyanyiin lagi?Zolaa
Hm, lagi belum mau tidur, Zola bingung sama Kak Esa.
Epannya Ola
Kenapa memangnya, dia bilang apa?
ZolaaBukan bilang, Kak Esa kasih sepatu baru buat Zola, ini menurut Zola berlebihan, kenapa Kak Esa kasih sepatu baru ya?
Epannya Ola
Ya udah La, gak usah dipikirkan, besok balikin aja sama orangnya langsung.
Zolaa
Kak Esa itu gak mau nerima barang yang udah dia kasih, jadi gitu masalahnya.
Epannya OlaOh, Zola sekarang di kamar? Bunda sama Bapak dimana?
Ting!
Pesan baru yang bukan dari Ervan masuk ke ponsel, Zola mengalihkan roomchat-nya dan Ervan dengan roomchat-nya Kak Esa.
Resya VR
Zola, Besok jangan lupa. Gak usah dipikirin, terima aja sepatunya.Ting!
Epannya Ola
Laa, dibaca doang, lagi ngapain sih?
Zolaa
Nah, itu orang yang di bicara-in lagi chat Zola.
Epannya Ola
Hah, dia punya nomor kamu? Kok dikasih La?
Zolaa
Emang kenapa Kak? Gak ada masalah, kan?
Zola beralih roomchat membalas pesan dari Esa.
Zolaa
Iya Kak.
Ting!
Epannya Ola
Ya ya ... gak ada sih.Zolaa
Ngantuk.
Zola menguap berkali-kali, matanya mulai sayu dan hendak terpejam. Tak lama, ponsel itu jatuh dari pangkuannya hingga dua pesan masuk secara bersamaan.
Ting!
Resya VR
Night
Ting!
Epannya Ola
Good night Zolaa, see you
....Huhu, YOUAND HE.
Terima kasih.
Jangan bosan bacanya ya! Kalau merasa chapter ini lebih pendek mohon maaf ya, karena memang cuma 900 an kata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Youand He [Proses Revisi]
Teen FictionRazola Pramisya, perempuan bermata sipit dan penyuka kucing serta cokelat ini, bersahabat sejak kecil dengan Ervan Rava Abiandra, pangeran masa kecilnya. Hubungan mereka terjalin amat baik, bahkan harus menyembunyikan rasa yang berlebih agar semuany...