Gu Qing Pei dan Yuan Yang akhirnya tidak tidur sama sekali, mereka menghabiskan malam dengan menghitung dan memeriksa apa saja barang-barang yang telah hilang dicuri.
Setelah selesai Gu Qing Pei menyimpulkan bahwa selain kehilangan laptop Yuan Yang, dia juga kehilangan sejumlah uang serta perhiasan emas. Kotak brankas juga ditemukan penyok seperti habis dibuka dengan paksa namun tetap tertutup. Para pencuri ini sepertinya mencuri barang-barang yang bisa diambil dengan mudah saja. Selera mereka nampaknya tidak begitu bagus. Karena banyak barang berharga lainnya justru masih tersimpan aman di rumah ini.
Jumlah kehilangan Gu Qing Pei jika diuangkan tidaklah terlalu besar, hal ini membuat suasana hatinya jadi lebih baik. Hanya saja kekacauan di dalam rumahnya membuat kepalanya jadi pusing.
Dia lalu menoleh pada Yuan Yang dan melihat raut wajahnya masih begitu suram, sontak Gu Qing Pei langsung menenangkannya, "Semua barang yang dicuri mungkin sekitar beberapa ribu Yuan saja. Kerugian kita nggak terlalu besar, janganlah terlalu dipikirkan."
Ekspresi Yuan Yang tetap tidak berubah. Dengan sangat terpaksa dia mencoba mengembalikan semangatnya dan berkata pada Gu Qing Pei, "Tidurlah, aku mau bersih-bersih dulu sedikit."
"Jangan bersih-bersih sekarang. Sebentar lagi sudah pagi. Kita sudah capek seharian. Ayo tidur dan kita bicarakan lagi besok."
Yuan Yang menggelengkan kepala dan mengeluarkan sebatang rokok dari kantung celananya, sambil menunduk dia berkata, "Aku nggak bisa tidur, kamu duluan aja."
"Ada apa sebenarnya denganmu? Apa ada dokumen penting dalam laptopmu yang hilang?"
Tangan Yuan Yang gemetaran saat menggenggam korek api untuk menyalakan rokoknya, percikan api yang muncul dari jemarinya serta panas yang timbul dari api tersebut menciptakan sensasi yang menyakitkan. Tentu saja sakit yang dirasakannya itu tidaklah begitu dalam, namun entah kenapa dia justru merasa bersalah. Merasa putus asa, dia akhirnya menjawab, "Ada sesuatu di dalam laptop itu. Nggak apa-apa, kamu tidur aja duluan. Kita bicara lagi setelah aku selesai bersih-bersih."
Gu Qing Pei menghela napas, "Baiklah kalau gitu, aku tidur duluan. Kamu juga cepetan tidur." Gu Qing Pei melepas mantel yang dikenakannya dari tadi lalu menggantung mantel itu di rak pakaian. Kemudian dia beranjak masuk ke kamar tidur.
Tiba-tiba Yuan Yang meraih tangannya dan memeluknya dari belakang.
Gu Qing Pei menoleh ke belakang, menatap Yuan Yang, "Ada apa?"
Yuan Yang menenggelamkan wajahnya di bahu Gu Qing Pei sambil berbisik, "Tanpa aku, apa kamu bisa tidur sendirian?"
Gu Qing Pei mendengus kesal, "Kamu pikir aku masih umur berapa?"
Yuan Yang terdiam. Kemudian dia tiba-tiba mengatakan sesuatu yang tidak pernah Gu Qing Pei duga, "Apa yang kulakukan padamu malam itu (waktu Yuan Yang memperkosa Gu Qing Pei), aku sangat menyesalinya. Maafkan aku."
Gu Qing Pei sampai kehilangan kata-kata, "Kamu..."
Dia telah mengenal Yuan Yang selama setengah tahun. Ini pertama kalinya dia mendengar sebuah kata maaf keluar dari mulut Yuan Yang. Hati Gu Qing Pei sampai gemetaran mendengarnya.
Ingatan akan apa yang terjadi malam itu penuh dengan rasa malu dan hina. Meskipun Gu Qing Pei adalah seorang laki-laki dan tidak akan menganggap apa yang terjadi saat itu sebagai sesuatu yang serius, namun tetap saja ada sedikit ganjalan di dalam hatinya, terasa seperti bom waktu antara dia dan Yuan Yang, yang bisa meledak kapanpun mereka berselisih. Seperti misalnya saat Peng Fang melontarkan beberapa kata hinaan pada Gu Qing Pei saat itu. Bahkan sekarang, dia tidak bisa melupakan kemarahan, rasa malu dan sakit hati yang dia rasakan dulu saat berpura-pura menjadi Yuan Yang dan duduk di depan laptopnya lalu mengobrol dengan Peng Fang yang sedang entah dimana, di tempat yang membuat Gu Qing Pei tidak bisa melihat wajahnya (Peng Fang) saat dia menjelek-jelekkan Gu Qing Pei dengan seenak hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuhku Tersayang (terjemahan Beloved Enemy)
RomancePenulis : Shui Qian Cheng Penerjemah Inggris : 1. ShaoYeLoveBL 2. Rosy0513 Penyunting Bahasa Inggris : Beloved_Sienna Sinopsis: Tepat di hari pertama kerja, Gu Qing Pei, seorang pengusaha elit yang terkenal han...