BAB 82

975 115 10
                                    

BAB ini agak membingungkan karena mengandung banyak istilah dan proses Bisnis baik Legal maupun Jual-Beli, kalau kalian masih belum paham, tolong baca Catatan di bawah.


Setelah semua orang selesai minum-minum, mereka kembali ke ruang makan sebelumnya kemudian mulai membicarakan masalah keluarga Yuan. Hal inilah yang membuat Gu Qing Pei bosan. Sambil melamun dia menghabiskan teh yang disuguhkan padanya, raut wajah Gu Qing Pei juga nampak kosong, tidak mau memperhatikan sekitar sama sekali.

Tiba-tiba sebuah tangan kekar nan hangat memeluknya dari belakang. Gu Qing Pei mendongakkan kepala dan melihat Wang Jin sedang bersulang dengan orang di seberangnya. Di saat bersamaan, dagu Wang Jin menoleh ke samping, membuat wajahnya terlihat tegas namun juga kalem, seakan membuat orang yang dekat dengannya merasa aman.

Berdampingan dengan laki-laki seperti ini, membuat Gu Qing Pei jadi tidak takut apapun. Berbeda dengan Yuan Yang, setiap kali Gu Qing Pei bersamanya, dia selalu merasa seperti sedang berlari dengan harimau Tasmania (sejenis harimau serigala).

Bukan, siapa sebenarnya si harimau yang dia maksud? tidak ada yang tahu.

Gu Qing Pei menggelengkan kepala, merasa bodoh sendiri karena sudah memikirkan hal yang tidak penting. Wang Jin adalah sosok terpandang, pengalaman hidupnya sama sekali tidak bisa dibandingkan dengan dirinya. Wang Jin adalah contoh laki-laki dimana posisi dan status hidupnya jauh lebih tinggi daripada Gu Qing Pei. Kalau dia lengah dan tidak bisa mengalahkan Wang Jin dalam persaingan (asmara) mereka, dia pasti akan dipermainkan olehnya.

Alasan mengapa Gu Qing Pei tidak membalas perasaan Wang Jin, namun malah mengagumi dan waswas jika berada di dekatnya karena dia masih belum bisa percaya bahwa perhatian Wang Jin padanya itu tulus dan jujur. Padahal dia percaya bahwa Yuan Yang sangat mencintainya. Nampaknya Gu Qing Pei sedang menuai apa yang dia tanam. Dia, Gu Qing Pei, tidak akan lagi melibatkan diri dengan hal apapun yang membuatnya rugi. Paling tidak, tidak untuk kedua kalinya.

Gu Qin Pei perlahan menarik tangan sambil mengangkat gelas untuk minum kembali.

Setelah makan malam selesai, mereka berdua minum alkohol cukup banyak. Karena toleransi alkohol Gu Qing Pei cukup baik dibandingkan Wang Jin, maka dia pun mendampingi Wang Jin menuju mobilnya di bawah.

Ketika si supir membuka pintu mobil menuju kursi penumpang belakang, Gu Qing Pei membantu Wang Jin duduk di dalam. Tangan Wang Jin masih menggelendot di leher Gu Qing Pei, bersikeras tidak mau melepaskan tangannya. Sebagian tubuh Gu Qing Pei berada di dalam mobil, sebagian lagi masih diluar. Karena tubuhnya yang tinggi, dia jadi membungkuk selama digelendoti Wang Jin, dan membuat postur tubuhnya kelihatan tidak nyaman, "Kakak Wang, pulanglah dan beristirahat lebih awal." kedua wajah mereka nampak sangat berdekatan. Hanya dengan gerakan kecil saja, mereka pasti langsung berciuman. Namun, Gu Qing Pei tidak mau bergerak sama sekali. Wang Jin yang sudah mabuk menjawab, "Gu Qing Pei, apa sebenarnya hubungan kita ini?"

Gu Qing Pei tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan tersebut.

Wang Jin memang orang yang sangat percaya diri. Dan wajar baginya jika dia seperti itu, dengan segala kelebihannya. Gu Qing Pei juga merasa bahwa Wang Jin belum pernah berhubungan atau memperhatikan Yuan Yang. Jika kebanyakan orang memilih antara Wang Jin atau Yuan Yang, pemenangnya sudah pasti tanpa diragukan sama sekali adalah Wang Jin, bukan malah bocah kekanakan seperti Yuan Yang.

Kalau mau menjelaskan apa sebenarnya perbedaan mereka berdua, jawabannya adalah takdir. Mungkin jika Gu Qing Pei bertemu Wang Jin duluan, apa yang terjadi hari ini akan berbeda.

Meskipun Wang Jin selalu bisa menahan diri terhadap orang-orang yang diajaknya bersosialisasi dan tidak akan pernah bisa se blak-blakan Yuan Yang, namun justru hal tersebut yang membuat Gu Qing Pei jadi merasa lebih tenang. Masing-masing orang memang punya kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Lantas apa salahnya? Paling tidak, hubungannya dengan Wang Jin pasti akan jauh lebih baik dibandingkan dengan Yuan Yang, yang selalu penuh dengan ketegangan serta pertengkaran tiada akhir, sehingga menyebabkan mereka berdua jadi tersakiti.

Musuhku Tersayang (terjemahan Beloved Enemy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang