BAB 53

808 126 4
                                    

Napas Yuan Yang terdengar berat saat dia memandang lurus kearah Gu Qing Pei, dengan suara yang serak Yuan Yang mulai menjawab, "Aku ingin menemuimu."

Gu Qing Pei mengernyitkan alis, "Buat apa? Tunggu dulu, biarkan aku berpikir sejenak. Kamu ngebut dari luar kota cuma hanya gara-gara ingin bercinta denganku? Yuan Yang, kamu selalu begini, jika semua hal tidak sesuai dengan keinginanmu, kamu selalu ingin menyelesaikannya diatas ranjang. Aku juga ingin hidup penuh gairah tapi bercinta cuma sebagian kecil aja dari kehidupan yang aku inginkan. Karena pada akhirnya nanti, yang merasa puas cuma kemaluan kita aja, tapi masalah sebenarnya nggak akan pernah terselesaikan. Jangan semena-mena dan ingin semuanya berjalan sesuai kemauanmu saja. Memang kamu pikir dirimu ini siapa?" Gu Qing Pei mengacak-acak rambutnya sendiri, "Aku nggak tahu kenapa kamu sampai nekat datang kesini buru-buru tapi kalau memang nggak ada yang penting lebih baik kamu cepetan balik. Sebentar lagi pagi, kamu masih harus mengantar Wang Jin."

Tanpa mengenakan kacamata, Gu Qing Pei tidak bisa melihat dengan jelas ekspresi wajah Yuan Yang namun dia bisa merasakan aura penuh kebencian yang terpancar darinya.

Yuan Yang mendekat dengan langkah lebar lalu mencengkeram kerah piyama Gu Qing Pei, kemudian mendorongnya hingga terbentur dinding di belakangnya.

Kedua mata mereka saling beradu, kobaran api emosi nampak jelas dibalik pupil mata mereka berdua, yang mengiringi adu napas mereka yang berat.

Gu Qing Pei menatap Yuan Yang marah, "Yuan Yang, mau bikin masalah apa lagi kamu?"

Bibir Yuan Yang berkedut sedikit saat dia susah payah mengeluarkan suara, "Kamu nggak suka aku sedikitpun?"

Ada sebuah suara di dalam hatinya, yang begitu nyaring dan bertanya pada Gu Qing Pei agar memberikan jawaban memuaskan akan pertanyaan Yuan Yang barusan. Dimana, selama Gu Qing Pei memberinya jawaban yang dia inginkan maka dia akan....

Gu Qing Pei lalu menjawab dingin, "Gimana dulu kita jadi sedekat ini, kamu sudah tahu kan penyebabnya apa. Kamu belum lupa kan, gimana dulu kamu membiusku lalu memperkosaku? Dan mempermalukanku setiap saat setelah kejadian itu? Kalaupun kamu sudah lupa, aku akan selalu ingat. Jadi bagaimana bisa kita memiliki rasa suka antara satu sama lain? Sekarang saja aku membiarkanmu tinggal di rumahku, cuma gara-gara satu alasan, karena aku nggak bisa mengusirmu. Kedua karena bercinta denganmu juga tidak mengecewakan. Masih bagus kalau aku masih baik hati padamu. Sekarang kamu mau apa lagi?"

Yuan Yang mengencangkan kepalan tangannya akibat emosinya yang memuncak, lalu meninjukkan kepalan tangannya tersebut kearah wajah Gu Qing Pei.

Gu Qing Pei refleks menutup mata.

Suara tinju yang keras terdengar mendengung di sebelah telinganya.

Rasa sakit yang akan dirasakan tidak pernah terjadi. Gu Qing Pei membuka mata dan melihat sebuah kepalan tangan sekeras batu menghantam dinding di sebelah wajahnya. Dengan cahaya dari sinar matahari yang akan terbit, dia bisa melihat dengan jelas ada darah yang menetes membasahi dinding.

Ekspresi kalut pada wajah Yuan Yang adalah hal yang tidak pernah Gu Qing Pei lihat sebelumnya.

Sambil ketakutan Gu Qing Pei mencoba melihat kearah bahu Yuan Yang. Karena tinjunya yang sekuat tenaga, luka pada bahunya yang sudah mulai sembuh dan menutup akhirnya terbuka kembali. Melihat rembesan merah darah pada sweater Yuan Yang, Gu Qing Pei berkata kaget, "Lukamu terbuka lagi, ayo cepat diperban....."

Yuan Yang menampik lengan Gu Qing Pei, "Aku nggak butuh perhatianmu."

Suaranya terdengar penuh dengan kebencian dan penyesalan yang tidak bisa ditutupi bahkan jika dia berusaha sekalipun.

Musuhku Tersayang (terjemahan Beloved Enemy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang