BAB 15

914 117 2
                                    

Beberapa hari kemudian, secara mengejutkan perilaku Yuan Yang menjadi sangat baik.

Dia sama sekali tidak mengungkit-ungkit orientasi seksual Gu Qing Pei -- yang mana justru membuat hati Gu Qing Pei jadi tidak jenak. Dan walaupun setiap kali diberi tugas, wajah Yuan Yang selalu kelihatan tidak ikhlas, namun dia tetap melaksanakan tugasnya.

Gu Qing Pei berpikir dalam hati, betapa indahnya kalau Yuan Yang bisa selalu menurut seperti ini.

Gu Qing Pei sendiri adalah orang yang gila kendali, kalau tidak, mana mungkin dia bisa menduduki jabatan sebagai manajer kalau bukan karena keinginannya yang tinggi serta karakternya yang kuat. Kebanyakan orang yang sudah pernah berurusan dengannya pasti akan merasa terintimidasi hingga ke titik tertentu. Secara pribadi, dia sendiri berpikir bahwa diantara semua orang yang dia kenal, hanya mantan istrinya, si Zhao Yuan, yang paling pintar. Dari awal mereka saling mengenal, Zhao Yuan terlihat sebagai wanita yang sangat mandiri. Dia dulu tidak pernah mau mengalah pada perilaku Gu Qing Pei yang selalu tegas dalam hal apapun, hingga kemudian dia menyadari bahwa Gu Qing Pei memang selalu benar, jadi diapun tidak pernah menentang ketegasan Gu Qing Pei lagi. Keputusannya tersebut membuat Zhao Yuan terlepas dari segala kekhawatiran dan juga tidak perlu harus memeras otak lagi untuk mendebatkan hal yang sudah dipastikan kebenarannya. Kesimpulannya, kalau saja bukan karena Gu Qing Pei adalah pecinta sesama jenis, mereka berdua pastinya akan hidup bahagia selamanya.

Namun, sifat Yuan Yang benar-benar lebih kuat dan lebih keras kepala daripada Gu Qing Pei. Dia selalu saja mengelak dari kesalahan yang dibuatnya, seakan-akan kalau dia jujur, justru akan membuatnya terlihat lebih lemah. Walaupun kedua orang ini sama-sama kepala batu, paling tidak Gu Qing Pei masih lebih bijaksana dalam berpikir dan mengambil tindakan. Gu Qing Pei bisa saja mengalah demi memperbaiki hubungan mereka, dan pastinya Yuan Yang tidak akan ragu untuk mengiyakan. Karena Yuan Yang sendiri bagaikan kereta tempur yang terus menyerang dan mendesak agar jalannya tidak dihambat, dimana serangan dan desakannya tersebut memiliki kekuatan merusak yang cukup hebat. Dalam situasi sesulit ini, sangatlah mustahil keduanya memiliki hubungan yang damai, kecuali salah satu dari mereka mengalah. Namun sayangnya, mereka berdua tetap keras kepala dan tidak ada satupun yang berencana untuk mengalah.

Tiket pesawat dan hotel sudah disiapkan. Gu Qing Pei sendiri juga sudah menghubungi Yuan Li Jiang tentang kesiapan perjalanan dinas kantor ini.

Setelah Gu Qing Pei selesai bekerja, suasana hatinya nampak senang saat Yuan Yang mengantarnya pulang. Dia bahkan bersenandung sedikit lalu bertanya, "Apakah kamu sudah berkemas?"

"Kita kesana cuma beberapa hari aja. Buat apa berkemas?"

"Paling tidak kamu harus membawa dua setel jas dan kemeja. Kita nanti akan melakukan survey awal untuk proses akusisi dan kamu mau pakai jins? Minimal pakailah pakaian yang pantas, seperti kalau kamu kerja setiap hari."

Merasa jengkel dengan omelan Gu Qing Pei, dengan tidak sabar Yuan Yang menjawab, "Iya."

Semenjak Peng Fang mengabarkan kalau dia sudah menemukan kandidat gigolo yang pas, Yuan Yang tidak bisa melupakan percakapannya dengan Peng Fang sore itu. Kandidat ini adalah orang yang cukup berpengalaman dan dia juga bisa melayanai pria homo jenis apapun. Selama mereka mau membayarnya, dia pasti mau melakukan apapun. Namun dia juga harus mengelabui Gu Qing Pei agar masuk dalam jebakannya, kalau tidak, kemungkinan rencana ini bisa berhasil sangatlah kecil. Jadi ketika Yuan Yang bertanya pada Peng Fang bagaimana cara mengelabui Gu Qing Pei, Peng Fang hanya tersenyum jahat dan bilang bahwa mereka akan membius Gu Qing Pei.

Yuan Yang sama sekali tidak tertarik dengan urusan bius-membius. Menurutnya lebih baik mengikat Gu Qing Pei saja, jadi tidak perlu bersusah payah menyelipkan obat bius agar tertelan oleh Gu Qing Pei?

Musuhku Tersayang (terjemahan Beloved Enemy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang