BAB 67

704 117 12
                                    

Gu Qing Pei menyeka wajahnya, memandang Yuan Li Jiang dengan lelah, suaranya pun terdengar pelan, "Ketua Yuan, saya butuh waktu, tapi saya pasti akan menangani hal ini sebaik mungkin."

Yuan Li Jiang diam selama beberapa saat sebelum akhirnya berdiri lalu berjalan menuju pintu. Saat tangannya sudah memegang gagang pintu, gerakannya berhenti dan berkata lemah, "Waktu yang kamu punya tidak sebanyak yang kamu kira. Jadi gunakanlah sebaik mungkin."

Yuan Li Jiang membuka pintu dan berjalan keluar. Gu Qing Pei mendengar langkah Yuan Yang yang bergegas menghampirinya. Dia lalu menoleh dan melihat ekspresi panik serta cemas di wajah Yuan Yang, membuat Gu Qing Pei berpikir bahwa Yuan Yang ini memang masih anak-anak.

Yuan Yang tumbuh semakin dewasa seiring bertambahnya usia. Sebagai seorang anak dia membuang segala potensi masa depannya yang cerah dan sudah direncanakan sedemikian rupa oleh kedua orang tuanya. Lalu memilih jalan lain, betapa polos pikiran bocah ini?

Catatan : Maksud Gu Qing Pei diatas adalah, Yuan Yang melangkah mundur dalam menjalani kehidupannya dimana seharusnya dia semakin dewasa dan bisa memilih calon pasangan yang berkualitas, bukannya malah memilih untuk bersama dengan orang seusia Gu Qing Pei yang jauh lebih tua dan sama-sama laki-laki, tapi itulah Yuan Yang, bocah kecil yang selalu bertindak sesuka hati.

Gu Qing Pei tanpa sadar bertanya, apakah ini semua sepadan? jika iya, apakah se-sepadan yang akan dia peroleh nanti?

Yuan Yang mendekat, "Apa yang Ayahku katakan padamu?"

Gu Qing Pei memandangnya datar, "Pikir dengan otakmu, menurutmu dia mengatakan apa?"

Yuan Yang membuka mulut namun tidak ada kata yang keluar.

"Kamu sudah tahu tapi sengaja tidak memberitahukanku...bikin aku jadi tidak siap menghadapinya, kamu pikir ini menyenangkan?

Yuan Yang menundukkan kepala.

"Bagaimana Ketua Yuan bisa tahu?" Gu Qing Pei merasa seperti sebuah mesin, mengucapkan kata demi kata tanpa dipikir sebelumnya. Setiap pertanyaan yang dia lontarkan terasa keluar begitu saja.

"Dia...membaca pesan kita di ponselku." jawab Yuan Yang yang masih berbohong dan menutupi kenyataan lainnya, kenyataan yang jauh lebih menyakitkan bagi Gu Qing Pei, dia merasa lehernya seperti tertekan beban seberat beberapa ton, membuat dia kesulitan untuk mendongakkan kepala dan menatap Gu Qing Pei.

Gu Qing Pei menganggukkan kepala, memandang penuh kekalahan pada rak buku yang ada di depannya, "Pulanglah ke rumahmu. Aku ingin sendirian malam ini."

Yuan Yang seketika memegang tangan Gu Qing Pei, suaranya terdengar gemetaran, "Jangan kamu pikir kamu bisa berpisah dariku."

Gu Qing Pei menoleh memandangnya dan tersenyum terpaksa, "Yuan Yang, nggak ada yang bisa kita pikirkan lagi. Aku harus mengundurkan diri sebelum akhir tahun ini. Pada akhirnya kita akan berpisah juga."

"Kamu paham arti kata berpisah yang aku maksud kan." Yuan Yang mencengkeram tangan Gu Qing Pei, "Aku tahu Ayahku tidak akan setuju, tapi aku..."

Gu Qing Pei menampik pegangan tangan Yuan Yang dan memberi kode padanya agar berhenti bicara. Dia lalu menatap Yuan Yang dan berkata dengan suara serak, "Yuan Yang, bukannya kita cuma teman pemuas nafsu saja? Kenapa repot-repot harus melawan keinginan Ketua Yuan? Sebenarnya, apapun yang terjadi hari ini pada akhirnya akan terjadi juga cepat atau lambat. Dan kapanpun itu, hasilnya juga akan selalu sama."

Yuan Yang seketika merasa hatinya ditusuk dengan pisau, "Jadi kamu pasti sedang bahagia sekarang? Karena kamu berhasil mencampakkanku?"

Gu Qing Pei menutup mata, "Aku tidak mencampakkanmu. Tapi memang sudah waktunya kita untuk mengakhiri semuanya."

Musuhku Tersayang (terjemahan Beloved Enemy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang