BAB 107

1.1K 113 13
                                    

Setelah Yuan Yang memanaskan makanan dan masak sajian sayur lainnya, dia membawa semua makanan tersebut ke sebelah tempat tidur Gu Qing Pei.

Sambil menyodorkan segelas air hangat ke dekat mulut Gu Qing Pei dia berkata, "Kumur dulu."

"Aku gosok gigi aja."

"Jangan bangun dulu. Kamu masih demam tinggi sekarang."

Gu Qing Pei agak malu, "Tapi aku juga mau ke kamar mandi."

Yuan Yang menaikkan alisnya, "Mau kencing?" dia langsung membungkukkan badan dan memeluk kedua sisi tubuh Gu Qing Pei, ujung hidungnya bahkan sampai bersentuhan dengan ujung hidung Gu Qing Pei, "Kayaknya kamu belum bisa jalan, mau aku bantu?"

Gu Qing Pei menyundulkan dahinya ke dahi Yuan Yang lalu membuang muka ke samping, sambil mendorong Yuan Yang sampai jatuh ke lantai, "Minggir sana." dia memang sudah seharian belum ke kamar mandi. Bisa dibilang, dia sudah menahan kencing sejak lama. Sayangnya, saat dia berdiri, kepalanya terasa seperti berputar-putar, pandangan di sekitarnya juga mulai tidak jelas. Sudah lama dia tidak terkena demam separah ini hingga membuatnya lupa bagaimana reaksi tubuhnya setiap kali kena demam yang tinggi.

Yuan Yang seketika memegangi tubuh Gu Qing Pei yang sempoyongan, "Kamu baik-baik aja? Nggak bisa berdiri?" sambil memeluk pinggang Gu Qing Pei, Yuan Yang menuntunnya ke kamar mandi. Lalu setelah sampai, dia menurunkan celana Gu Qing Pei sampai ke bawah.

Gu Qing Pei jadi malu, "Nggak usah, aku bisa sendiri." laki-laki dewasa sepertinya berubah jadi anak kecil yang tidak bisa melakukan apapun merupakan suatu hal yang sangat memalukan.

Yuan Yang tersenyum nakal dan menepuk pantat Gu Qing Pei hingga dua kali sambil membantunya duduk di dudukan toilet, "Kenapa masih pura-pura kuat di depanku...aku kan sudah lihat semuanya, sudah menyentuh semuanya dan bahkan menghisap bagian dalam dan luar setiap jengkal tubuhmu."

Gu Qing Pei mendorongnya kembali, "Sengaja ya kamu bersenang-senang melihatku begini, diam sana dan keluar cepetan."

Yuan Yang menatap wajah Gu Qing Pei yang bersemu kemerahan, tidak tahu apakah karena demam atau karena tersipu malu, namun apapun itu, dia tetap terlihat tampan di mata Yuan Yang. Membuat Yuan Yang jadi tidak tahan untuk terus menatapnya lebih lama sebelum keluar dari kamar mandi dan menutup pintu. Dia lantas beranjak ke balkon dan merokok disana. Saat kembali ke dalam kamar tidur, dia mendengar suara keran shower dinyalakan dari dalam kamar mandi.

"Dasar si tolol ini." Yuan Yang segera mematikan rokoknya dan mendorong pintu kamar mandi hingga terbuka, "Kamu bodoh atau gimana? Demammu belum turun, ngapain masih mau mandi?"

Gu Qing Pei sedang mengangkat kedua tangannya yang disandarkan di dinding sebelah keran shower, kepalanya menunduk diguyur air shower dari atas. Dia lantas menolehkan kepala di tengah kamar mandi yang penuh uap air hangat itu kearah Yuan Yang. Dengan rambutnya yang basah sampai menempel ke pipi, membuat wajah Gu Qing Pei semakin pucat seperti dibaluri dengan bedak tabur, pandangannya nampak bingung dan tanpa daya, seperti hewan liar yang tersesat.

Jantung Yuan Yang rasanya seperti mau copot.

Dalam sepersekian detik, dia seakan baru sadar kenapa dia menyukai Gu Qing Pei. Dia suka dengan sifat heroik Gu Qing Pei serta keberaniannya saat dia berkompetisi di dunia kerja, dia suka kemampuan berbicara Gu Qing Pei yang halus luar biasa dan penuh dengan kata-kata bijaksana serta kemampuannya dalam bersilat lidah. Dia suka Gu Qing Pei yang selalu tersenyum penuh percaya diri di hadapan semua orang. Namun yang paling dia sukai dari Gu Qing Pei adalah kondisinya seperti sekarang ini, yang sangat jauh berbeda dengan karakter 'Direktur Gu', serta penampilan penuh kejujuran dan kerendahan hati namun tetap menggoda saat dia dilecehkan diatas tempat tidur, dimana hanya dia saja yang bisa melihat itu semua, dimana hanya dia saja yang berkesempatan menjelajahi...sisi Gu Qing Pei paling dalam...begitu dalam hingga sangat jarang dia (Gu Qing Pei) perlihatkan sehari-hari....dan juga kepasrahannya terhadap Yuan Yang.

Musuhku Tersayang (terjemahan Beloved Enemy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang