BAB 104 (M)

2.7K 132 29
                                    

Mata Gu Qing Pei membelalak. Tanpa sadar dia melempar pandangan kearah supir, seakan meminta pertolongan. Namun si supir bahkan tidak melihat kearah mereka sama sekali, dan tetap berkendara dengan tenang.

Yuan Yang lalu meremas dagunya, "Aku jadi penasaran apakah kamu masih bisa mengucapkan semua kata-kata pedasmu barusan saat mulutmu cuma bisa berteriak keenakan."

Gu Qing Pei menggertakkan giginya, "Memang apa yang salah dari ucapanku tadi?"

"Nggak ada yang salah. Iya kamu memang benar. Aku, Yuan Yang lah yang selama ini memaksakan diri mendekatimu terus. Bahkan orang tuaku saja tidak bisa mengendalikanku. Puas? Gu Qing Pei, kamu memang selalu berhasrat untuk mencari kepuasanmu sendiri."

Gu Qing Pei berteriak menjawab, "Bagaimana bisa aku mencari kepuasanku sendiri. Semua hal yang kalian (Keluarga Yuan) lakukan padaku sudah cukup membuatku membenci kalian seumur hidup. Apa kamu kira bakalan ada orang yang menghargai tindakan keji kalian padaku?"

"Tidak peduli ada yang menghargai atau tidak, kamu nggak seharusnya berkata seperti itu di depan orang tuaku." tadinya Yuan Yang berencana ingin menunjukkan ke orang tuanya bahwa meskipun hubungannya dengan Gu Qing Pei telah hancur, mereka masih tetap tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Yang tidak dia kira adalah, Gu Qing Pei, orang yang biasanya bertutur kata sopan dan takut dengan Ayahnya, justru berani mengatakan hal-hal tidak sopan seperti itu. Hal ini tentu saja membuat rencana Yuan Yang untuk mengajak Gu Qing Pei kesana jadi rusak semua.

Dia tidak bisa mengendalikan kemarahannya lagi, terutama saat Gu Qing Pei mengungkit hubungan mereka yang rusak dengan nada mengejek. Yuan Yang sangatlah murka hingga ingin membunuh orang saja rasanya, ingin menggigit Gu Qing Pei sampai mati.

Gu Qing Pei sadar dengan sifat Yuan Yang yang memang tidak bisa diprovokasi sama sekali, namun tidak mungkin baginya untuk diam saja di saat seperti itu. Dia bisa melihat dengan jelas bahwa dia bisa mengalahkan Yuan Yang dan membuatnya pergi, namun tetap saja, seberapa besar Gu Qing Pei berusaha, dia tidak akan bisa mengalahkan kesombongan Yuan Yang. Gemuruh emosi yang nampak di mata Yuan Yang membuat Gu Qing Pei gemetar ketakutan.

Saat Yuan Yang menyeret Gu Qing Pei masuk ke dalam rumah dan mendorongnya hingga terlentang di sofa, Gu Qing Pei yakin sekali bahwa Yuan Yang akan bersungguh-sungguh melancarkan ancamannya tadi.

Kobaran api di mata Yuan Yang terus menyala dan semakin membesar diikuti dengan eskpresi menakutkan pada wajahnya.

Gu Qing Pei berteriak, "Yuan Yang, berhentilah jadi kurang ajar begini!"

Yuan Yang melepas dasinya dan menggunakan dasi tersebut untuk mengikat tangan Gu Qing Pei diatas kepalanya. Lalu menindihi tubuh Gu Qing Pei, dan menurunkan kepalanya kemudian melumat bibir Gu Qing Pei.

Gu Qing Pei putus asa menendang selangkangan Yuan Yang berulang kali, namun karena posisi mereka yang tidak menguntungkan, dia tidak bisa menendang dengan sekuat tenaga. Tangan Yuan Yang lalu menjulur dan mencengkeram junior Gu Qing Pei. Gu Qing Pei berusaha menahan teriakannya, kedua kakinya yang sejak tadi menendang-nendang jadi terasa lemas.

Yuan Yang lalu mencengkeram dagunya, memaksa agar Gu Qing Pei membuka mulut dan dengan agresif memasukkan lidahnya sendiri ke dalam mulut Gu Qing Pei. Tangannya yang satu lagi sibuk membuka resleting celana Gu Qing Pei, tangannya kemudian bergereliya di balik celana dalam Gu Qing Pei dan mulai meremas penisnya.

Ciuman Yuan Yang sangat intens, Gu Qing Pei sampai kehabisan napas. Namun dia tetap berusaha memaki, "Yuan Yang, bajingan. Selain menggunakan kekerasan, bisa apa lagi kamu?"

Yuan Yang seketika merobek kemeja Gu Qing Pei, "Aku juga bisa membuatmu menunggingkan pantat dan memasukkan penisku dengan leluasa ke lubang pantatmu."

Musuhku Tersayang (terjemahan Beloved Enemy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang