Musuhku Tersayang (terjemahan Beloved Enemy)

BAB 72

Yuan Li Jiang membuka mulut ingin melanjutkan kembali kata-katanya, "Kamu bisa pikirkan dulu baik-baik, aku akan beri..."

"Saya nggak perlu memikirkannya lagi." sahut Gu Qing Pei tiba-tiba sambil menatap dengan tenang kearah Yuan Li Jiang, "Ketua Yuan, saya datang ke Beijing saat usia saya masih 18 tahun. 15 tahun lamanya saya bekerja keras di kota ini. Tempat ini dulu menyimpan begitu banyak impian dan ambisi bagi saya. Membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun agar saya bisa bekerja di luar zona nyaman yang saya ciptakan sendiri, hingga akhirnya berada di posisi sekarang ini. Meskipun masih belum ada apa-apanya di mata anda, tapi saya berjuang keras dan berusaha setengah mati demi mendapatkan setiap jengkal pencapaian yang saya perjuangkan. Keluarga, sahabat, rekan kerja dan karir saya semuanya ada disini. Tempat ini adalah tempat berkumpulnya segala usaha yang saya bina selama 15 tahun. Saya nggak mungkin akan menyerah begitu saja (pergi dari Beijing). Apalagi, sekarang hanya butuh waktu 1,5 jam untuk terbang dan menemui orang tua saya. Jadi saya tidak akan pergi kemanapun yang membuat mereka berdua jadi tidak senang."

Yuan Li Jiang menatapnya tanpa ekspresi, "Jadi maksudmu kamu nggak mau angkat kaki dari sini?"

Gu Qing Pei menggelengkan kepala, "Saya tidak akan pergi kemanapun. Lagipula, meskipun saya pergi keluar negeri, Yuan Yang akan selalu ada uang untuk pergi membeli tiket pesawat dan menemukan saya lagi di luar negeri sana."

Yuan Li Jiang menaikkan kedua alisnya, "Selama aku tidak mengijinkannya, Yuan Yang tidak akan meninggalkan negeri ini bahkan seumur hidupnya sekalipun. Direktur Gu, saat ini, saya masih berbaik hati untuk menyelesaikan masalah kita secara baik-baik. Kuharap kamu mengerti bagaimana perasaan seorang Ayah. Aku bukannya melarangmu untuk kembali ke Beijing lagi, cuma...dua tahun saja. Dan setelah dua tahun, aku yakin sekali, dengan sifat Yuan Yang yang masih kekanakan, cepat atau lambat dia akan melupakanmu."

Gu Qing Pei tersenyum walaupun nampak dipaksakan, "Dua tahun...Ketua Yuan, apa menurut anda dua tahun itu cukup pendek? Kedua orang tua saya sudah berusia 60 tahun lebih. Saya nggak punya banyak waktu dengan mereka."

Yuan Li Jiang mulai kesal memandangnya, "Jadi pada intinya kamu tetap tidak setuju dengan rencanaku? Kamu orang yang sangat pintar, apa kamu yakin dengan keputusanmu ini?"

Gu Qing Pei menghela napas dan menatap tajam kearah Yuan Li Jiang untuk pertama kalinya sejak insiden dimana dia dilabrak oleh Ayah Yuan Yang ini, "Ketua Yuan, jika memang saya tidak boleh berada di Beijing, saya bisa kembali ke rumah orang tua saya. Saya, Gu Qing Pei, tidak akan mati kelaparan dimanapun saya berada. Dan saya juga tidak mau merepotkan anda."

Yuan Li Jiang memicingkan mata sambil masih menatap Gu Qing Pei, "Gu Qing Pei, aku selalu mengagumimu. Aku sama sekali tidak ingin mencari masalah denganmu. Jadi jangan sampai kamu memaksaku melakukannya."

Gu Qing Pei menjawab balik, "Ketua Yuan, saya sudah bekerja di perusahaan anda kurang lebih setahun. Semua hal di dalam perusahaan anda, entah besar maupun kecil, saya sudah tahu semuanya. Sekarang, anda yang ingin mencari masalah dengan saya atau malah sebaliknya?"

Yuan Li Jiang tersenyum sinis, "Baiklah. Kamu memang seorang Gu Qing Pei."

Gu Qing Pei memandang Yuan Li Jiang, "Ketua Yuan. Masalah mengenai Yuan Yang, saya merasa malu terhadap anda. Dan saya putuskan untuk mengakhiri hubungan kami. Jadi saya harap anda tidak mengusik saya terlalu jauh, kalau tidak maka bukan hanya saya saja nanti yang akan tersakiti. Perselisihan ini semua rasanya sangat tidak penting sama sekali, bukankah begitu?"

"Jika demikian maksudmu, nggak ada gunanya kita bicara lagi. Gu Qing Pei, berusahalah sebaik mungkin." Yuan Li Jiang kemudian berbalik badan dan beranjak keluar pintu.

"Ketua Yuan, hati-hati di jalan." Gu Qing Pei tetap berdiri mematung, menatap dengan kosong kearah keluar jendela, matanya seakan penuh dengan kekalutan dan ketidakjelasan.