Kedua pupil Gu Qing Pei langsung mengecil, berusaha fokus dengan apa yang disaksikannya kini. Dia melihat dengan jelas saat Yuan Yang menusukkan pisau ke punggung tangan si mantan petugas keamanan, tusukan pisaunya menembus sampai ke bagian telapak tangan meskipun hanya sebagian kecil saja ujung pisau tersebut menancap.
Gu Qing Pei jadi merinding ketakutan. Meskipun dia tahu satu-satunya cara melawan kekerasan adalah dengan kekerasan juga dan memang hal itulah cara paling efektif yang bisa dilakukan saat menghadapi para pecundang seperti mantan petugas keamanan ini, namun tetap saja dia tidak berniat untuk melakukan hal yang terlalu ekstrim. Meskipun pada akhirnya dia tetap menggunakan kekerasan, namun dia tidak mau melakukannya secara langsung atau bahkan menyaksikannya di depan mata. Gu Qing Pei merasa dirinya hanyalah orang biasa. Segala situasi yang melibatkan pertumpahan darah selalu membuatnya tidak nyaman.
Namun Yuan Yang nampak lebih tahu bagaimana caranya menghadapi orang-orang seperti mereka, dibandingkan dengan Gu Qing Pei.
Gu Qing Pei menolehkan kepala melihat kearah Yuan Yang. Wajah Yuan Yang dari samping nampak sangat dekat dengannya, sangat dekat hingga Gu Qing Pei bisa melihat rambut halus (jambang) di wajah Yuan Yang, lekuk wajah dingin Yuan Yang memang selalu membuat Gu Qing Pei jadi gemetaran sejak dulu.
Ekspresi Yuan Yang nampak sangat dingin menakutkan. Dia lalu melepas pegangan tangannya pada pisau yang menancap di tangan si mantan petugas keamanan kini. Pisau tersebut menancap ke lantai, membuat tangan si mantan petugas keamanan jadi terpaku disana. Yuan Yang lalu menjambak rambut orang itu hingga membuatnya mendongak keatas.
Raut wajah mantan petugas keamanan terlihat pucat pasi, bibirnya gemetaran namun dia tetap tidak berani buka mulut.
Dia tahu kalau Yuan Yang adalah orang yang kejam. Yuan Yang bahkan tidak memberikan kesempatan sedikitpun baginya untuk bicara, dan langsung menusuk tangannya dengan pisau. Sungguh orang kejam yang menakutkan.
Yuan Yang kemudian melonggarkan cengkeraman tangannya yang menutupi mulut si mantan petugas keamanan sambil mengancam dengan lembut, "Sekarang, aku akan tanya dan kamu harus jawab. Kalau jawabanmu ternyata omong kosong belaka...jangan coba-coba berteriak, karena aku akan latihan menusukkan pisau ini di bagian tubuhmu yang lain."
Si mantan petugas keamanan mengangguk pasrah.
"Darimana foto-foto itu kamu dapat? Petugas kemanan sepertimu tidak mungkin punya koneksi ke jaringan email perusahaan."
"Dari...teman kerjaku."
"Siapa? Sebutkan namanya, nomor telepon dan alamatnya!"
"Aku nggak akan bilang, meskipun kamu memaksaku...aaaahhhhhhhhhh!!!...."
Yuan Yang mengencangkan pegangan tangannya di gagang pisau tersebut lalu tanpa ragu memutar gagang pisau itu sampai setengah putaran. Si mantan petugas keamanan nampak kesakitan setengah mati, kedua bola matanya sampai terputar ke belakang, tubuhnya bergelinjat tak karuan dan pakaiannya juga mulai basah oleh keringat.
Gu Qing Pei cuma bisa berdiri menyaksikan, lalu bergegas menuju sofa. Dia tidak mau melihat pemandangan di depannya ini lebih lama lagi.
Yuan Yang lantas kembali bertanya dengan dingin, "Kalau kamu masih terus bicara omong kosong, kubuat cacat tanganmu yang satunya lagi."
Si mantan petugas keamanan langsung ketakutan, suaranya gemetaran saat dia mulai menjawab, "Resepsionis di lobi perusahaan tempatku kerja dulu...adalah...pacarku."
Yuan Yang lalu merampas ponsel dari saku si mantan petugas keamanan, membuka menu daftar panggilan lalu memperhatikan panggilan-panggilan terbaru kemudian menunjukkan semua daftar penggilan itu ke wajah si mantan petugas keamanan, "Yang mana nomornya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuhku Tersayang (terjemahan Beloved Enemy)
Roman d'amourPenulis : Shui Qian Cheng Penerjemah Inggris : 1. ShaoYeLoveBL 2. Rosy0513 Penyunting Bahasa Inggris : Beloved_Sienna Sinopsis: Tepat di hari pertama kerja, Gu Qing Pei, seorang pengusaha elit yang terkenal han...