BAB 117

1.4K 111 9
                                    

Yuan Yang nampaknya bersungguh-sungguh dengan perkataannya. Saat sampai di rumah, dia langsung mengemasi pakaian untuk bersiap pulang ke rumah orang tua Gu Qing Pei.

Gu Qing Pei sadar kalaupun dia mau mencegah Yuan Yang, dia tidak akan bisa. Namun kalau membayangkan bahwa dia akan pulang ke rumah orang tuanya sambil mengajak Yuan Yang dan mengenalkannya sebagai seorang pacar, dia jadi gugup sendiri.

Terakhir kali Yuan Yang datang kesana tanpa diundang. Waktu itu, dia selalu mengira bahwa Yuan Yang dan dirinya pasti akan putus. Namun kali ini berbeda, dia dan Yuan Yang sudah yakin pasti akan terus bersama, dan memulai hubungan mereka sebagai sepasang kekasih dengan langkah yang baru. Pulang ke rumah orang tua kali ini dan mengenalkan secara resmi Yuan Yang sebagai kekasihnya? Apa Ayah dan Ibu akan bahagia mendengarnya? Kesan Ibu terhadap Yuan Yang sangatlah bagus...

Saat Gu Qing Pei gelisah sendirian, sampai tidak bisa tidur, sebuah lengan kuat tiba-tiba menarik pinggangnya dan memeluknya dari belakang.

Yuan Yang menggesek lembut ujung hidungnya di punggung Gu Qing Pei, "Nggak bisa tidur?"

"Ya, kayaknya aku kebanyakan minum teh. Kenapa, aku bikin kamu gak bisa tidur juga?"

"Gimana aku bisa tidur kalau kamu bolak balik mulu dari tadi?"

"Kalau gitu aku bangun aja, mau duduk sebentar, kamu tidur aja lagi...." setelah berkata demikian, Gu Qing Pei bersiap untuk beranjak dari tempat tidur.

Yuan Yang menariknya kembali, "Jangan. Masih dingin, tiduran aja lagi. Kalau emang nggak bisa tidur, gimana kalau aku temenin? Gimana kalau kita bercinta satu ronde lagi?" Yuan Yang bertanya sambil membelai lembut perut hangat Gu Qing Pei. Meskipun mulutnya berkata binal, gerakan tangannya masih bisa dibilang sopan, cuma sekedar membelai-belai saja.

Gu Qing Pei tertawa. Dia lantas membalikkan badan menghadap Yuan Yang, "Kita ngobrol aja ya."

"Baiklah."

Pandangan kedua orang ini terpancar di dalam kegelapan malam. Mereka cuma bisa melihat kedua mata masing-masing, melihat kehangatan yang terpancar dengan cukup untuk merepresentasikan perasaan terdalam di diri mereka satu sama lain.

Gu Qing Pei kemudian berkata lembut, "Saat ketemu dengan orang tuaku besok, keluarkan pesonamu yang seperti pengusaha elit dan sukses. Jangan menunjukkan dirimu kayak dua tahun lalu, cuma sekali lihat saja semua orang pasti tahu kalau kamu masih bocah."

"Tapi mau seperti apapun, orang tuamu tetap menyukaiku kok."

"Itu karena Ayahku menghormatiku. Kalau Ibuku, kurasa karena melihat wajahmu yang tampan, makanya dia suka, ya kan? Tapi nggak peduli bagaimanapun orang melihatmu, tetap saja kamu nggak kelihatan seperti orang yang mau pacaran dengan serius bahkan sampai waktu yang lama."

Yuan Yang menaikkan alisnya sambil manyum namun tetap tersenyum, "Jangan khawatir, kali ini aku akan menunjukkan performa yang bagus. Akan kupastikan kedua orang tuamu tahu kalau anaknya berada di tangan laki-laki yang bisa diandalkan."

Gu Qing Pei tersenyum, "Masih suka menyombong rupanya."

"Kok bisa menyombong? Apa kamu masih takut kalau aku nggak bisa memuaskanmu? Hah?" Yuan Yang gemas sampai meremas bokong Gu Qing Pei dan bertanya jujur, "Bukannya aku sudah melayanimu sampai puas?"

Gu Qing Pei menepuk pipinya sambil tersenyum kecil, "Cukup puas, si anjing kecil rupanya sudah berubah jadi anjing serigala dewasa."

Yuan Yang mengernyitkan alis, "Anjing kecil apaan? Memang kapan aku pernah kecil?"

"Jangan bicara omong kosong lagi. Aku mau ngomong serius sekarang."

"Apa? Ayo katakan."

"Yuan Yang, apa kamu pernah.....memikirkan untuk memiliki anak?"

Musuhku Tersayang (terjemahan Beloved Enemy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang