Suasana di perusahaan sangat sibuk akhir-akhir ini karena adanya Proses Lelang untuk Proyek Kota. Sebagai bos perusahaan, Yuan Yang dan Gu Qing Pei tentu saja bekerja keras hingga membuat mereka belum bisa istirahat dengan jenak sekian lama.
Yuan Yang merasa sakit di hatinya setiap kali melihat Gu Qing Pei begadang dan menghadiri berbagai acara sosial, maka dari itu Yuan Yang selalu berusaha membantu pekerjaan Gu Qing Pei dan mewakilinya saat minum-minum. Gu Qing Pei juga tidak suka melihat Yuan Yang bekerja terlalu keras, sehingga kedua laki-laki ini sering bertengkar hanya karena salah satu pihak memaksa agar lainnya beristirahat dengan cukup.
Suatu hari, mereka akhirnya bisa menyelesaikan semua proyek yang mereka tangani. Untuk pertama kalinya, mereka tidak perlu kerja lembur juga tidak perlu menghadiri berbagai undangan acara sosial dan bisa langsung pulang setelah jam kerja lalu makan malam di rumah. Mereka sangat senang. Setelah kerja, mereka pergi ke supermarket dengan santai untuk berbelanja beberapa kebutuhan dapur, dan siap-siap untuk menghabiskan malam dengan berduaan saja.
Namun Gu Qing Pei menyadari bahwa Yuan Yang akhir-akhir ini sering kehilangan konsentrasi dan melamun seharian, seperti orang yang kehilangan semangat. Saat Gu Qing Pei berbicara dengannya, Yuan Yang sering teralihkan perhatiannya dan bahkan malah memperhatikan mobil-mobil yang lalu lalang di jalan.
"Yuan Yang, ada apa? Kamu lagi nggak enak badan?" Gu Qing Pei menjulurkan tangannya ingin menyentuh wajah Yuan Yang.
Namun Yuan Yang menghindar dengan cepat, "Aku nggak apa-apa. Kemungkinan sih capek dikit karena kurang tidur akhir-akhir ini. Nanti setelah tidur yang lama pasti enakan lagi."
Gu Qing Pei menghela napas, "Iya, kita begadang terus beberapa hari ini. Setelah semua proyek selesai, ayo liburan dan istirahat dengan nyaman. Uang bukan segalanya, kita nggak bisa terus menerus mengabaikan kesehatan."
"Aiyah." Yuan Yang tertawa kecil, "Kalimat ini benar-benar keluar dari mulut Direktur Gu si penggila kerja? Kukira aku harus menunggu paling nggak 30 tahun lagi baru bisa mendengarnya."
Gu Qing Pei tersenyum, "Setelah bersama denganmu, cara berpikirku berubah drastis. Karir bukan lagi prioritas hidupku."
"Terus apa dong prioritas hidupmu? Aku?" tanya Yuan Yang sambil berkedip pada Gu Qing Pei.
"Keluarga." sahut Gu Qing Pei tersenyum, "Keluarga dengan kamu di dalamnya."
Pandangan Yuan Yang nampak berkilauan penuh perhatian, kehangatan di hatinya juga seakan membuncah keluar, "Kamu benar. Kita memang seharusnya mengubah rutinitas keseharian kita...Sialan, kenapa kok cara ngomongku jadi bijaksana begini? Ini semua gara-gara kamu."
Gu Qing Pei tertawa, "Harusnya kamu berterima kasih padaku."
Setelah sampai di rumah dan berganti pakaian, Yuan Yang masak di dapur. Gu Qing Pei berencana untuk mandi dan setelah itu membantu Yuan Yang.
Saat Gu Qing Pei keluar dari kamar mandi dan menuju ke dapur, dia melihat kedua tangan Yuan Yang bertumpu pada tepi meja sambil berusaha untuk tetap berdiri.
"Yuan Yang?" detak jantung Gu Qing Pei berdentum keras sembari dia berlari mendekat dan membantunya, "Ada apa denganmu? Apa kamu..." saat Gu Qing Pei menyentuh kulit Yuan Yang, hatinya seakan tercekat, "Kamu demam?"
Yuan Yang memandang Gu Qing Pei samar, "Nggak mungkin kan? Aku paling cuma ngantuk."
"Kamu lagi demam!" sahut Gu Qing Pei marah, "Aku bersamamu seharian dan bahkan tidak menyadarinya. Kenapa kamu nggak ngomong apa-apa!?" dia lalu membopong Yuan Yang ke sofa dan membantunya duduk.
Yuan Yang nampak tidak peduli sama sekali, "Jadi aku demam? Nggak mungkin kan? Aku nggak pernah sakit sejak lama, kondisi kesehatanku selalu baik-baik saja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Musuhku Tersayang (terjemahan Beloved Enemy)
Storie d'amorePenulis : Shui Qian Cheng Penerjemah Inggris : 1. ShaoYeLoveBL 2. Rosy0513 Penyunting Bahasa Inggris : Beloved_Sienna Sinopsis: Tepat di hari pertama kerja, Gu Qing Pei, seorang pengusaha elit yang terkenal han...