BAB 84

1K 120 11
                                    

Gu Qing Pei menetap di kamar sepanjang sore, sambil terus berdiam diri.

Dia bahkan tidak berencana untuk kabur. Karena melihat satu-satunya jalan keluar hanyalah dengan mobil Yuan Yang, tapi kalaupun Yuan Yang membiarkannya membawa mobil, mau pergi kemana dia?

Yuan Yang pasti akan melepaskannya nanti. Lagipula mustahil menyekap Gu Qing Pei seumur hidup. Dengan karakter Yuan Yang yang selalu gegabah, sudah biasa bagi Gu Qing Pei melihat dia bertindak ceroboh tanpa perhitungan sama sekali (maksudnya : menculik Gu Qing Pei, tanpa kejelasan nanti dia mau diapakan). Jika memang Gu Qing Pei nanti memilih bersama dengan Yuan Yang, tapi mengingat betapa menderitanya dia akan segala siksaan demi siksaan di masa depan, sudah membuat Gu Qing Pei jadi capek sendiri.

Berapa besar perasaan yang harus dia tahan terhadap siksaan Yuan Yang ini? Belum lagi, Yuan Yang pasti akan berpengaruh besar terhadap kehidupan dan karirnya nanti.

Selain karena video tersebut, alasan utama mengapa mereka tidak bisa bersama, adalah karena jalan kehidupan di masa depan dengan Yuan Yang nampak sangat gelap (tidak bisa diprediksi). Gu Qing Pei bukanlah tipe orang yang hanya mengandalkan perasaan semata dalam menjalani hidup.

Gu Qing Pei mungkin terdengar sangat pesimis namun dia tidak tahu bagaimana caranya lagi dalam mengurangi beban hidupnya ini. Melihat pemandangan di dalam kamar ini saja sudah membuatnya kesal, dia jadi ingin melempar semua barang sambil mengumpat marah.

Dan di saat bersamaan Yuan Yang masuk ke kamar.

Mereka berdua tidak saling bertemu selama seharian. Suasana hati Yuan Yang sudah agak stabil, tangannya terlihat memegang laptop, "Bantu aku mengecek surat perjanjian."

Gu Qing Pei memandangnya dingin, "Apa hubungannya denganku?"

"Proyek ini milikmu." layar laptop menghadap Yuan Yang. Sebuah surat perjanjian proyek nampak terlihat dari layar, proyek yang memang sedang dikembangkan khusus untuk Gu Qing Pei.

Gu Qing Pei mengernyitkan alis, "Apa untungnya kamu melakukan ini semua?"

Yuan Yang berjalan mendekat lalu meletakkan laptopnya di meja. Dia kemudian mendekatkan mulutnya ke telinga Gu Qing Pei, "Aku cuma mau bilang, bahwa semua yang jadi milikku akan jadi milikmu juga......baik sekarang maupun di masa depan. Apa yang kamu katakan memang benar. Aku nggak punya apa-apa sekarang yang bisa dibandingkan dengan Wang Jin, tapi ada satu hal yang nggak akan bisa dimiliki olehnya. Apa dia berani mengatakan yang kukatakan barusan padamu? Meskipun dia memberimu sebagian sahamnya, dia tetap membutuhkan persetujuan dari pemilik saham lainnya. Belum lagi, dia bahkan belum bercerai. Apa dia mau menuliskan namamu di surat warisannya? Kalau aku bisa, hanya aku yang bisa."

Gu Qing Pei mendorongnya menjauh, "Aku nggak butuh itu semua. Aku kerja bukan cuma untuk cari uang. Kalau memang cuma demi uang, sekarang ini aku sudah cukup kaya hingga nggak perlu mengkhawatirkan diriku dan orang tuaku lagi. Kerja kerasku selama ini, bagi tuan muda sepertimu yang lahir di keluarga terhormat, nggak akan bisa kamu mengerti sama sekali. Kita dari dua dunia yang berbeda*. Aku nggak mau menjelaskan terus menerus padamu."
(* jadi ternyata GQP adalah manusia, YY adalah serigala jadi-jadian, makanya mereka nggak bisa bersama, maaf aku gemes soalnya kalimat ini diulang-ulang mulu ama GQP)

Raut wajah Yuan Yang seketika berubah, terlihat seperti orang yang kalah dalam berperang. Dia lalu duduk di sebelah Gu Qing Pei dan berusaha mengubah topik pembicaraan mereka, "Bantu aku memeriksanya sebentar. Aku benar-benar butuh bantuanmu."

Gu Qing Pei melirik kearah layar laptop dengan malas, "Buka dokumennya."

Yuan Yang kemudian membuka dokumen surat perjanjian serta lampiran-lampiran lainnya. Raut wajah Gu Qing Pei seketika berubah jadi serius.

Musuhku Tersayang (terjemahan Beloved Enemy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang