BAB 91

895 113 10
                                    

Keesokan harinya Gu Qing Pei pergi ke kantornya yang baru pagi-pagi sekali. Mereka menyewa unit perkantoran di satu lantai sebuah gedung, di daerah terbaik Xi Zhi Men. Meskipun baru 20 karyawan saja yang bekerja di perusahannya kini, Gu Qing Pei memiliki harapan penuh akan masa depan perusahaannya.

Saat sampai di kantor, dia segera menelpon rekan kerjanya. Kemudian mengajak salah satu karyawannya ke Departemen Keuangan untuk menangani beberapa urusan kerja. Karena sibuk seharian, baru setelah pukul lima sore dia ingat kalau dia belum makan sama sekali.

Kebetulan, Zhao Yuan menelponnya saat itu dan mengajaknya untuk makan diluar.

Selama dua tahun ini, Zhao Yuan mengunjungi Gu Qing Pei sekali di Singapura. Mereka berdua juga sempat ketemuan di Perancis. Meskipun mereka jarang bertemu, komunikasi diantara mereka tetap terjaga. Saat Gu Qing Pei kembali ke Beijing kali ini, dia sengaja tidak memberitahukan banyak orang. Zhao Yuan adalah salah satu orang yang dia beri tahu.

Zhao Yuan menikah setahun lalu dan melahirkan seorang putri. Sehingga sekarang, tubuhnya kelihatan sedikit berisi, namun tetap saja, tidak mengurangi penampilannya yang elegan.

"Qing Pei, kamu akhirnya kembali."

Gu Qing Pei memeluknya sambil tersenyum, "Yah, aku akhirnya kembali dan nggak berniat untuk pergi lagi."

Zhao Yuan tidak tahu tujuan sebenarnya kepergian Gu Qing Pei dulu. Bahkan saat dia menanyakan tentang Yuan Yang, topik pembicaraan mereka selalu dialihkan oleh Gu Qing Pei sambil setengah bercanda, "Kami cuma main-main saja.". Maka dari itu, Zhao Yuan tidak pernah menanyakannya kembali.

Kali ini ketika mereka berdua bertemu di restauran hot pot, topik pembicaraan mereka hanya seputar pekerjaan, orang tua dan pertumbuhan anak-anak saja. Apalagi ketika mereka membicarakan masalah anak-anak, Gu Qing Pei akan melempar candaan, "Kenapa kamu nggak ajak si kecil kesini? Aku sudah menyiapkan uang saku banyak buatnya." Gu Qing Pei kemudian mengeluarkan sebuah amplop merah besar yang tebal dari dalam koper.

Zhao Yuan tertawa kecil sembari mendorong amplop yang disodorkan Gu Qing Pei barusan, "Jangan buru-buru memberinya uang saku. Kata neneknya, dia itu terlalu kecil, takut nanti bakal mudah sakit, jadi harus menunggu sampai bisa diajak keluar rumah dulu. Nanti saat perayaan ulang bulannya yang kesatu, kamu pasti akan diundang."

Gu Qing Pei kemudian memaksa memasukkan amplop merah tersebut di genggaman Zhao Yuan sembari berkata, "Kalau gitu, aku nggak akan memberikannya pada anakmu, tapi padamu saja, karena kamu Ibu yang Hebat dan Penuh Semangat."

Zhao Yuan tidak mengelak lagi dan dengan senang hati menerimanya. Sejak Zhao Yuan menikah, Gu Qing Pei tidak menafkahinya lagi, namun Gu Qing Pei tidak keberatan sama sekali untuk membiayai dirinya seumur hidup. Lagipula, saat mereka masih jadi suami-istri dulu, dia sudah menyiapkan diri untuk melakukan hal tersebut bagi Zhao Yuan.

Zhao Yuan memandanginya, "Qing Pei, setelah punya anak, rasanya berbeda sekali. Sungguh, seakan-akan seluruh hidupku jadi terasa lengkap. Bagaimana denganmu? Sudah memikirkan untuk memiliki anak?"

Gu Qing Pei menghela napas, "Orang tuaku selalu saja membahas hal itu. Aku jadi berencana untuk mencari Ibu Bayi Tabung. Karena mau tidak mau, keinginan mereka harus dituruti juga."

"Aku akan mendukungmu."

Mereka berdua mengobrol sambil makan. Tanpa mereka sadari langit sudah berubah jadi gelap.

Sebelum semua pesanan makanan dihidangkan dan saat mereka masih sibuk mengobrol, tiba-tiba sebuah suara dingin terdengar menyapa dari atas kepala Gu Qing Pei, "Oh, bukankah ini Direktur Gu."

Tubuh Gu Qing Pei jadi kaku. Saat menolehkan kepala, dia melihat Yuan Yang berdiri dengan pacarnya yang juga sedang berdiri di belakangnya.

Zhao Yuan seketika mengenali Yuan Yang. Wajah Yuan Yang memang sulit untuk dilupakan walau baru bertemu sekali saja. Zhao Yuan melempar pandangan kearah Gu Qing Pei sambil agak tertegun, lalu menatap Yuan Yang kembali, tapi ketertegunannya langsung ditutupi dengan senyuman ramah dan hormat.

Musuhku Tersayang (terjemahan Beloved Enemy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang