16. Ditinggal

5.1K 291 3
                                    

Tahu di mana keberadaan Rachel saat ini?

Jawabannya adalah istana terbesar bagi seorang Erika yang seolah sudah menjadi miliknya juga. Ruangan yang hampir seluas lantai dua rumahnya itu merupakan kamar seorang Erika Anandita, cewek yang menjabat sebagai anak bungsu dalam keluarga kecil Albastan Anandita. Ruangan bernuansa putih emas itu seakan memberi kesan mewah yang membuat Rachel nyaman berada di dalamnya.

Ah, kalau ditanya ke mana Sang Empunya berada, jawabannya sedang membilas tubuh.

Hari ini, setelah pulang sekolah tadi, ia meminta izin pada Farhan untuk menginap di rumah Erika selama beberapa hari. Tentu hal yang jelas tidak mudah dilakukan tetapi nyatanya ia berhasil setelah melewati beberapa perdebatan. Ia memberikan alibi bahwa ada sebuah proyek besar di kelasnya yang harus ia selesaikan dalam waktu singkat. Farhan sudah menawarkan diri untuk mengantar-jemputnya saja dari rumah Erika, tetapi ia bersikeras untuk tetap berada dalam rencana.

Kalau saja kakinya tidak semakin memburuk, mungkin ia baik-baik saja pulang ke rumah. Tetapi berhubung kenyataannya berbeda, jadi ia lebih memilih beralibi dan menenangkan diri di rumah Erika. Karena tanpa perlu ditanya lagi, ia sudah dapat melihat amarah Kenanga jika melihat keadaan kakinya saat ini.

"Rachel!"

Suara nyaring yang menggema dari satu titik itu membuat perhatian Rachel teralih dari gawainnya. Kedua matanya mengikuti kemunculan Erika dengan badan yang diselimuti baju handuk juga sebuah gawai yang tergenggam pasti di tangan kanan cewek itu.

"Apa?"

"Raja booking table—"

"Ya ampun! Cowok gue kenapa gak tau waktu banget sih!" Rachel mencebik jengkel. "Masa iya gue dateng pake sendal jepi—"

"Emang gue ngajak lo?" Erika seketika bersuara rendah. "Kan enggak," lanjutnya tanpa dosa.

"Terus lo mau ninggalin gue di rumah lo!?"

Dan lagi, tanpa berdosa Erika mengangguk.

"Emang ya! Sekeluarga gak ada yang tau terima kasih!" desis Rachel jengkel.

"Lo di mana, Hel?"

"Kamar lo—"

"Apa gue telfon Om Farhan aja ya, kasih tau anaknya boong!"

"Benci banget gue sama lo!" Rachel kembali menyahut. Ia tidak serius mengatakan itu. Itu hanya hasil luapan emosinya yang tidak terima aka ucapan Erika. Tidak perlu diambil pusing.

Seakan tidak memedulikan ucapan Rachel, Erika membuka lebar lemari besarnya itu. Kalau Raja sudah memberitahukan bahwa cowok itu membuka meja di sebuah kelab malam, artinya ia harus datang, apapun halangannya. Termasuk Rachel.

"Lo beneran mau ninggalin gue?" Rachel bersuara parau.

"Sebentar! Tiga jam aj—"

"Itu gak sebentar, Erika!" Rachel membalas gemas.

"Kalau lo laper, tinggal keluar ke meja makan. Kalau lo bosen, minta temenin ART gue. Kalau lo takut—" Erika seketika menghentikan ucapannya. Ia kemudian menatap Rachel dalam diam sebelum menyadari sesuatu. "Temen lo gak keliatan semua sih ya! Jadi gak bakal sepi," lanjutnya.

Sinful (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang