50. Kalimat yang Tersirat

3.2K 205 0
                                    

"Mundur apa gue lempar!?"

"Basah-basahan bentar!"

"Gue gigit, kena rabies tau rasa lo!"

Sahut-sahutan yang terjadi antara Anta juga Erika berhasil membawa tawa pengunjung pantai sepi yang layaknya hanya milik mereka sendiri itu.

Di satu sisi, Anta hadir dengan tubuh basah kuyup karena tubuhnya yang sudah berkali-kali berenang di lautan bebas itu.

Tetapi di sisi lain, ada seorang Erika yang masih kering secara keseluruhan dan memantapkan hati untuk tidak basah-basahan di sore hari yang berawan ini. Maka jangan salahkan dirinya yang emosi ketika Anta datang dengan melabarkan tangan seolah siap mengajaknya untuk basah dengan air laut.

"TANTE GISELLE! BANG ANTA GAK MAU DENGERIN!"

Teriakan khas yang pada akhirnya disusul oleh tawa lepas Giselle juga Gilang berhasil membuat Rachel yang menjadi penonton ikut tertawa lebar. Di sebelahnya, Rungga juga terduduk manis di atas pasir dengan keadaan basah.

Yang pasti, hampir semua lelaki di sana sudah dalam keadaan basah kuyup, tidak terkecuali Gilang yang seolah bertingkah seperti anak muda lagi itu.

"Bawa, Nta!" Gilang berseru semangat. "Masa jauh-jauh ke sini cuma buat nontonin doang, Er!"

"OM GILANG YA!?" Erika melotot tidak terima. Pamannya yang satu itu memang tidak jauh berbeda dari seorang Anta. Usil sekali hidupnya.

"Bang, ih!" Erika mendelik sebal kala Anta masih mengejarnya dengan jahil.

"AAAA!"

Teriakan pasti yang kemudian disusul dengan tubuh Erika yang melayang pasti di udara itu lagi-lagi berhasil membuat tawa Rachel terdengar jelas.

Sadewa dengan santainya membopong tubuh Erika dan membawa pasti cewek itu untuk masuk ke dalam air. Ia pikir Sadewa pendiam. Tetapi nyatanya, memang satu keluarga itu memiliki tingkat keusilan yang sama.

"Kamu gak mau berenang, Hel?" Rungga pada akhirnya bertanya padanya.

"Mau...," Rachel membalas pelan. "Nanti tapi," susulnya dengan kedua mata yang masih memperhatikan emosi Erika di depan sana.

"Berenang, Chel! Lo juga malah duduk doang!"

Seruan Bian yang kemudian disusul dengan kehadiran Raja di belakang cowok itu membuat Rachel mengangguk. Sejujurnya, ia malas sekali untuk basah-basahan di sore hari ini. Tetapi berhubung yang namanya liburan itu jarang-jarang, jadi ia harus menikmatinya bukan?

"Tadi udah minum vitamin 'kan?" Rungga bertanya kala ia bangkit dari posisinya. Ia mengangguk pasti. Raja sudah mengingatkannya juga beberapa menit lalu, jadi pesan Rungga tadi sudah ia jalankan.

"Main banana boat ya, Hel?" Pertanyaan Gilang yang kemudian menampilkan wajah usil pria itu membuat Rachel kembali tersenyum pasti. Gilang benar-benar bertingkah layaknya anak muda, dan Rachel menyukai itu.

"Berani, 'kan?" tanya Gilang memastikan.

"Berani," balasnya yakin.

Ah, kalau ditanya jujur, apa ia pernah memainkan permainan laut itu, jelas jawabannya belum. Semasa hidupnya, Farhan tidak pernah mengajaknya ke pantai atau bahkan berlibur ke daerah yang banyak laut. Jadi, selagi ia di sini, maka apapun peluangnya, ia ingin mencoba hal itu.

"Karina masih sakit, Bi?" Giselle bertanya.

"Udah gak katanya, tapi masih mau di kamar dulu," balas Bian cepat.

"Erika! Ayo naik banana boat!" Gilang kembali berteriak lantang. "Rachel juga mau nih!"

Tidak butuh waktu lama, berbagai permainan yang seolah sudah disiapkan oleh hotel pribadi tempatnya menginap mulai terlihat di berbagai sisi. Pasti, kakinya melangkah mendekat pada Raja yang sedang memasangkan pelampung pada tubuh topless cowok itu.

Sinful (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang