Hari ini adalah di mana hari pada akhirnya Rachel menyerah untuk menahan diri tidak masuk ke dalam kelab malam. Kata banyak orang, kelab malam di Jakarta memang berbahaya, tetapi tidak lebih membahayakan dibanding Bali punya. Maka dari itu, jangan tanyakan mengapa Rachel selalu berada dalam lindungan seorang Rungga.
Raja memang tidak bisa dipercaya. Padahal kata Raja tadi, cowok itu hanya ingin mengajaknya berjalan-jalan malam. Tetapi nyatanya, ia malah berakhir di sebuah kelab yang sangat-amat berisik ini.
Dan tahu apa yang sudah Raja lakukan sejauh ini?
Cowok itu menggila bersama dengan Anta.
Iya, menggila. Bahkan Rachel sudah takut sendiri karena banyaknya gelas yang sudah Raja tenggak dalam dua jam ini.
Ia beralih pada Erika yang keadaannya juga tidak jauh berbeda dari Raja juga Anta itu. Ah, bahkan wajah Erika sudah merah padam.
Kalau dirinya, perlu disyukuri, karena minuman tak berasa yang lebih dikenal dengan air mineral sudah lebih dari kata cukup baginya.
Memang jujur saja, mulutnya juga tergoda untuk merasakan segala minuman yang sudah lama tidak ia coba itu. Tetapi seakan tidak ingin terjatuh lebih dalam lagi dengan keadaan, maka Rachel lebih memilih menenggak air mineral saja.
Tidak sesuai dugaannya juga, seorang Karina, cewek yang dikenal sebagai sosok yang baik dan tidak suka macam-macam itu malah hampir bernasib sama dengan Erika. Telinga Karina sudah merah padam, meski gelas yang ditenggak oleh cewek itu tidak begitu banyak. Rachel simpulkan, mungkin Karina tidak begitu kuat minum.
Kalau yang sama persis dengannya, alias tidak menyentuh minuman sekali, jatuh kepada Bian. Meski Rachel tahu Bian memiliki kemampuan untuk menahan diri dari minuman beralkohol, ia tidak tahu bahwa iman Bian sekuat itu sampai berbagai botol di hadapan cowok itu sama sekali tidak tersentuh olehnya.
Kedua matanya beralih pada Rungga juga Sadewa yang masih sadar sepenuhnya meski sudah beberapa kali menenggak minuman beralkohol itu. Mungkin itu kenapa alasan Sadewa membuat sebuah kelab malam di Jakarta. Karena cowok itu suka sekali dengan alkohol, dan tidak mudah terpengaruh dengan benda itu.
"Rachel mau nyemil gak?" Rungga bertanya sembari menatap padanya penasaran.
Sejujurnya, Rungga sudah memberinya izin untuk meminum beberapa gelas. Tetapi seakan masih tidak ingin jatuh kembali ke dalam dosa dunia, Rachel berhasil menolak izin Rungga itu.
Ia menggeleng pelan, sebelum memilih untuk bersandar pada sandaran sofa yang menjadi tempat duduknya saat ini.
Tubuhnya terasa lelah karena jadwal penuh hari ini yang seolah tidak berhenti memberinya kesenangan, namun tidak berhenti juga memberinya sebuah kelelahan.
Kalau meminta kembali ke hotel saat ini juga, jawabannya tidak mungkin. Tetapi berhubung kedua matanya sudah sangat berat, jadilah ia memilih memperhatikan Bian dalam diam. Seolah sedang menunggu cowok itu menyadari tatapannya kali ini.
Tidak butuh waktu lama, karena cowok yang duduk persis di hadapannya itu sudah menemukan senyuman lebarnya.
"Kenapa?" Bian bertanya penasaran.
Rachel menggerakkan beberapa bagian tubuhnya yang seolah memberi tanda bahwa ia mengantuk dan ingin pulang di detik ini juga.
Bian terkekeh. Ia kemudian beralih pada Sadewa yang kembali sedang membicarakan bisnis dengan Rungga itu.
"Kunci mobil mana?" tanyanya to-the-point.
"Kenapa?" Sadewa membalas heran.
"Rachel mau balik ke hotel. Lo balik bareng yang lain aja, si Raja juga gak mungkin nyetir sendiri 'kan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinful (Tamat)
Novela Juvenil"Seharusnya gue sadar, suka sama lo itu cuma nambah luka dalam diri gue." Kalimat yang keluar dari bibir Rachel itu adalah kesimpulan akan kehidupannya yang tergila-gila akan sosok Raja Pradipta. Sosok dingin tak tersentuh yang ternyata membawanya...