43. Pertanyaan

4.1K 252 0
                                    

Kehadiran Raja yang berada di rumahnya tanpa bilang di malam Kamis ini jelas membuat semangat Rachel kembali membara. Padahal ia pikir ia akan menjamur sesuai ucapan Erika kala itu. Tetapi nyatanya yang namanya Raja sudah berubah menjadi seseorang yang baik hati padanya.

Perlahan langkah semangatnya memelan bersama dengan kedua matanya yang menangkap sosok Raja yang masih terbalut oleh seragam khas Angkasa itu. Tidak, bukan Raja yang sepenuhnya menarik perhatiannya. Melainkan berbagai tumpukan buku yang terletak di atas meja itu yang membuat langkahnya memelan.

"Abis minjem buku dari perpus, Ja?" tanyanya yang berhasil menarik perhatian Raja dari gawai cowok itu.

Raja menautkan alisnya bingung kemudian menatap pada tumpukan buku yang merupakan pusat perhatian Rachel. "Kenapa?"

"Kok banyak banget?" tanya Rachel lagi sebelum beringsut untuk duduk di sofa nyaman ruang tamu itu.

"Buat lo belajar—"

"Hah?" Rachel membelalak. "Segini banyak!?" tanyanya tidak percaya.

Dengan polos Raja mengangguk, sebelum kembali memperhatikannya heran. "Emang kenapa?"

Bahunya perlahan merosot sebelum tangannya bergerak untuk mengambil salah satu buku di sana.

Cara Jitu Menghafal Rumus Fisika

Ah tidak. Ia tidak bisa dengan pelajaran itu.

"Lo mau trial class 'kan?" Raja kembali bersuara pelan. "Gue udah luangin waktu buat lo trial class," lanjutnya yang kemudian menatap penuh arti pada Rachel.

Helaan napas yang menyiratkan kemalasan itu seketika keluar jelas dari bibir Rachel. Ia sudah tidak belajar selama dua bulan lebih. Bahkan ia sempat lupa dengan yang namanya Fisika atau kawananya itu. Lalu bagaimana bisa Raja hadir dengan sebuah tumpukan buku yang bukan main banyaknya, dan tanpa mengatakan apapun kepadanya?

Maksud Rachel, setidaknya beri pesan padanya bahwa cowok itu akan ke rumah dan mengajarinya beberapa pelajaran. Jadi Rachel bisa lebih bersiap.

Bukan bersiap belajar, karena tentunya ia akan bersiap untuk kabur dari hadapan Raja saat itu juga.

"Sini," pinta Raja yang kemudian membenarkan posisinya sendiri. "Dua minggu lagi kan UAS, jadi kita buat perjanjian."

Mulut Rachel seketika terbuka, seolah kembali terkejut akan ucapan Raja. "Perjanjian apa?" keluhnya pelan namun khawatir.

"Kalau rata-rata nilai ulangan lo di atas delapan puluh, lo boleh minta apa aja ke gue."

"Apa aja?" Rachel seketika bersuara antusias. "Pacaran juga bole—"

"Serius!" Raja menyerobot tidak terima. "Permintaan yang masuk akal!"

Penolakan langsung itu membuat Rachel kembali mengerucutkan bibirnya sebal. Padahal ia baru saja berniat mengalahkan Raja dalam perjanjian ini.

"Tapi ada syarat lain." Raja kembali menatapnya penuh harap. "Lo harus tetep ada di Angkasa, dan gue juga akan dengan senang hati ngajarin lo lagi."

Baiklah, tidak begitu menyebalkan.

"Kalau di bawah itu?" Ia bertanya penasaran.

"Lo boleh keluar dari Angkasa, lo boleh home schooling. Tapi...,"

Rachel menatap Raja was-was. "Tapi?"

"Tapi lo gak boleh kenal gue lagi—"

"Idih!" Rachel berdesis tidak terima.

"Ya, jadi lo yang pilih. Lo mau belajar sama gue dengan benar, atau mau—"

"Ya udah iya," balas Rachel terdengar lesu. Jauh dari Raja? Ah, baru saja menikmati kedekatannya dengan cowok itu. Bagaimana bisa Raja mengatakan hal itu kepadanya?

Sinful (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang