"RACHEL WINATA!"
Suara nyaring nan tajam itu berhasil menusuk gendang telinga Rachel. Niatnya untuk merapatkan kedua matanya sementara terhalang karena teriakan itu. Pelajaran ke delapan baru saja selesai dan otaknya sudah pusing tujuh keliling. Rasa kantuknya sudah berhasil ia tahan sehingga pelajaran Matematika tadi bisa terlaksana dengan tenang, itu saja sudah termasuk perjuangan.
"Tidur mulu lo!" decak Erika jengkel. Janji Rachel pagi tadi adalah menemaninya membeli botol minum di kantin. Tetapi lihat, temannya itu malah melancarkan niat untuk mengingkari janji padanya.
"Suara lo jahanam banget sih!" Rachel menggosok-gosokkan telinganya yang perlahan terasa panas itu. Suara menggelengar Erika barusan berhasil membuat telinganya pengang beberapa saat.
Erika nyengir tanda dirinya merasa sedikit bersalah akan kejadian barusan. "Ayo ke kantin!" ajaknya kemudian. Ia menarik paksa lengan Rachel untuk bangkit dari posisinya, lebih tepatnya menghalangi penuh niat Rachel untuk tidur di jam istirahat seperti ini.
Bukan Rachel namanya kalau mengiyakan permintaan Erika dengan mudah. Karena ia jelas akan membuat Erika kesusahan, berdecak, berdesis, bahkan mengumpat padanya untuk mengabulkan kemauan temannya itu.
"Cepet ih!" Erika gemas sendiri. "Ada Raja lo—"
Brak
Erika memundurkan langkahnya cepat. Menjauh dari meja Rachel yang atmosfernya berubah seketika itu. Suasana tenang yang sempat Rachel berikan padanya tergantikan dengan suasana kesenangan dengan senyuman lebar serta langkah mantap Rachel.
"Sialan!" Erika mengumpat. Kalau diminta menemaninya saja, sudah pasti Rachel malas-malasan dan sering berujung pada kata 'tidak mau'. Tetapi kalau dikasih embel-embel Raja dalam kalimatnya, pasti gadis itu jadi memiliki semangat '45 untuk menemaninya.
Rachel Winata, gadis berusia enam belas tahun yang selama satu tahun terkahir ini menyukai seorang Raja Pradipta. Cowok keren yang menjabat sebagai ketua angkatan, kapten basket, juga calon ketua OSIS yang pemilihannya masih dua bulan lagi. Bahkan sejak menjadi calon pun, cowok itu sudah memiliki banyak penggemar, apalagi nantinya kalau kata calon itu menghilang? Bisa-bisa Rachel semakin terpinggirkan karena banyaknya gadis lain yang menyukai Raja dan tentunya lebih baik dari dirinya.
Selama hampir satu setengah tahun dirinya menjabat sebagai siswi SMA Angkasa, ia jelas mengetahui juga sadar, yang namanya Raja pasti tidak luput dari yang namanya dayang-dayang, dan salah satunya—dengan berat hati Rachel mengaku—ia salah satu dari puluhan dayang-dayang itu. Miris.
Padahal, selama ini Rachel sudah menggunakan berbagai cara untuk mendekat pada laki-laki yang umurnya hanya berbeda beberapa bulan saja dengannya itu. Mulai dari mengikuti Raja setiap tanding basket, mengikuti Raja kalau pergi ke kantin, mengikuti Raja main dengan teman-temannya, mengikuti Raja pergi ke kelab malam dengan bantuan Erika. Yang pasti, ke manapun Raja pergi, Rachel akan usahakan untuk hadir di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinful (Tamat)
Teen Fiction"Seharusnya gue sadar, suka sama lo itu cuma nambah luka dalam diri gue." Kalimat yang keluar dari bibir Rachel itu adalah kesimpulan akan kehidupannya yang tergila-gila akan sosok Raja Pradipta. Sosok dingin tak tersentuh yang ternyata membawanya...