Akhirnya hari yang paling ditunggu Rachel tiba juga. Hari di mana seolah sebuah penentuan akan dilakukan. Hari yang seolah berhasil juga membuat Rachel tidak tenang dalam tidurnya semalam.
Iya, hari ini adalah hari pembagian hasil satu semester dirinya berada di Angkasa. Hari di mana sebuah rapor siap meluncur ke dalam tangannya.
Kali ini, Rungga yang bertugas untuk bertemu wali kelasnya itu. Cukup berat baginya, mengingat permasalahan keluarganya masih tertutup rapat di Angkasa. Tetapi mengingat dirinya tidak ingin lagi berurusan dengan Farhan, dan Rungga yang sudah lebih dulu mengatakan akan mengambil rapor miliknya, maka ia tidak bisa menolak kemauan Rungga.
Ia tidak berada di kelas, sebagaimana keberadaan Rungga saat ini. Kakinya lebih memilih untuk melangkah menuju kantin sekolah bersama Erika juga Bian yang sudah datang lebih awal darinya itu.
Kalau Raja, katanya cowok itu akan menyusulnya di kantin nanti. Karena saat ini Raja sedang sibuk mengurus beberapa keperluan OSIS yang dibutuhkan oleh Kepala Sekolah.
Tahu apa yang lucu?
Seorang Raja memintanya untuk tidak melihat isi rapor dahulu jika cowok itu belum berada di sisinya. Raja seolah mengharuskan dirinya untuk melihat hasil penilaian miliknya bersama cowok itu.
"Lo balik mau ke mana, Er?" Bian bersuara seraya tangannya yang bergerak untuk menyedokkan kuah bakso miliknya itu.
Erika berdeham panjang, kemudian melirik pada Rachel sejenak. "Mau jalan sama Bang Rungga," cengirnya kemudian.
"Ngapain?" Rachel menautkan alisnya bingung. "Lo ada apa-apa sama Kak Rungga?" Ia bersuara panik.
Pasti, Erika menggeleng. "Jalan-jalan doang! Emang gak boleh?" tanyanya seolah menolak pertanyaannya barusan.
"Ya gue juga cuma nanya doang!" Rachel tidak mau kalah.
"Nanti malem Raja buka table—"
"Gak mau ikut!" Rachel lebih dulu menyela sebelum Bian menyelesaikan ucapannya. Tanpa diberi tahu lagi pun, ia sudah jelas tahu bahwa Bian akan mencoba menghasut otaknya supaya kembali bergabung dalam dunia malam milik keluarga Anandita itu.
"Bentar doang—"
"Gak!" Rachel kembali menolak tegas ketika Erika ikut memberi penawaran.
Bian terkekeh pelan. "Terus lo mau menghabiskan liburan pertama lo dengan di rumah doang?" tanyanya penasaran.
"Tau!" Erika menyahut jengkel. "Biasanya tiap tahun juga mabok!"
Rachel mencibir. "Gue yang sekarang bukanlah yang dulu!" katanya tidak mau mengalah juga.
"Padahal nanti mau ada Karina—"
"Ngapain!?" Rachel seketika heboh.
"Mau deket-deket sama Raja lah!" Erika membalas ngawur. Itu memang niatnya. Yang pasti ia tidak akan membiarkan Rachel menolak ajakannya begitu saja malam ini.
"Boong!" Bian kembali tertawa kecil sebelum memperhatikan Rachel yang seolah masih penasaran akan jawaban sebenarnya itu. "Pindah ke Aussie dia tahun depan," katanya menjelaskan.
"Dih!" Erika mencibir. "Jangan kasih tau! Nanti dia jadi gak mau ikut!" Ia menggeram sebal.
"Emang gak mau ikut juga kalau tau!" ledek Rachel masih belum mau mengalah.
"Padahal Karina yang gak pernah ke kelab aja akhirnya mau gara-gara yang ngajak Raja," ucap Erika kembali menghasut otak Rachel terang-terangan.
"Iya juga ya?" Bian menyahut. "Karina gak pernah main ke kelab. Gara-gara perpisahan begini jadi mau ikut dia," tambahnya tidak percaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinful (Tamat)
Novela Juvenil"Seharusnya gue sadar, suka sama lo itu cuma nambah luka dalam diri gue." Kalimat yang keluar dari bibir Rachel itu adalah kesimpulan akan kehidupannya yang tergila-gila akan sosok Raja Pradipta. Sosok dingin tak tersentuh yang ternyata membawanya...