31. Menghilang

10K 446 0
                                    

Tiga hari. Itu adalah waktu yang mendefinisikan bagaimana sikap seorang Rachel berubah drastis. Tatapan kosong yang seakan sudah menjadi makanan Erika setiap kali melihat Rachel berhasil membawa helaan napas Erika terus terdengar.

Ia beralih, menatap kehadiran Rachel yang sudah tertidur lelap di saat jam digital dalam kamarnya masih menuliskan angka sembilan malam.

Selama tiga hari itu juga Rachel tidak hadir di sekolah. Setiap pagi, memang Rachel selalu pergi dengan seragam sekolah. Tetapi nyatanya, tepat sebelum bel sekolah berbunyi, Rachel menghilang bersama tas cewek itu.

Jujur, Erika ingin sekali banyak bertanya tentang keadaan cewek itu. Tetapi melihat Rachel yang seolah tidak ingin membahas kembali kejadian tersebut juga permintaan Sadewa yang memohon untuknya tidak memberi banyak pertanyaan pada Rachel membuatnya mengurungkan niatnya.

Jangan tanyakan hubungannya dengan Raja saat ini. Karena hubungan itu sedang mati rasa. Sama halnya dengan yang Bian rasakan.

Anggota Khusus, bahkan satu Angkasa seketika gempar akan berita Rachel yang entah mengapa bisa menyebar dengan cepat itu. Ia jelas ingin meluruskan setiap ucapan negatif yang keluar dari bibir murid Angkasa. Tetapi kenyataan bahwa ia juga tidak tahu apa-apa membuatnya memilih bungkam.

Selama 3 hari ini juga, kehidupannya ikut berubah karena Rachel. Tidak ada lagi jam malam yang membuatnya tertarik akan dunia malam. Tidak ada lagi ajakan balapan yang ia terima selama itu.

Pikirannya benar-benar hanya tertuju pada keadaan Rachel yang seolah semakin memburuk setiap saat di matanya itu. 

Ia menghela napasnya untuk kesekian kali. Setidaknya melihat Rachel masih berbaring nyaman di tempat tidurnya saja sedikit membuat hatinya merasa tenang.

~~~~

Berita bahwa Aldrich mendapat masa percobaan tahanan karena aksi pelecehan pada Rachel jelas sudah mengudara di satu penjuru sekolah. Ah, sepertinya sudah satu penjuru kota tahu itu.

Kejadian tiga hari lalu berhasil membawa pikiran Raja digentayangi oleh Rachel. Selama itu, ia tidak melihat wajah Rachel barang sedetik saja.

Jujur, hatinya penasaran dengan keadaan cewek itu. Tetapi seakan gengsinya masih ikut campur akan perasaannya, ia tidak ingin menanyakan keadaan Rachel pada siapa pun. Bahkan pada Sadewa sekali pun.

Ia menggulir layar gawainya, melihat pesannya pada Rachel kemarin hari. Pesan yang hanya berisi panggilan nama, namun belum kunjung mendapat jawaban juga sampai sekarang.

Ia menyesap rokoknya dalam, sebelum kembali memilih menaruh gawainya asal.

Dulu, Rachel membalas pesan adalah hal yang paling tidak ia tunggu. Bahkan, ia tidak yakin pernah menunggu hal itu. Karena selama ini, yang selalu Rachel lakukan adalah membalas pesannya dengan cepat. Tidak ada kata menunggu barang sedetik saja.

Kedua matanya beralih pada kolom pesan dengan nama Karina di sana. Selama tiga hari, perasaan bersalah jelas mengganggu benaknya. Selama tiga hari juga Karina seolah bertanya-tanya akan setiap perilakunya yang semakin aneh.

Ia ingin bersikap acuh, sebagaimana biasanya dirinya menanggapi segala sikap Rachel selama ini.

Ia ingin tetap diam, seolah masalah Rachel bukan masalah besar.

Tetapi kenyataan bahwa Bian juga Erika yang semakin mengacuhkannya membuatnya sadar, masalah kemarin adalah masalah terbesar dalam hidupnya.

~~~~

Tepat pukul dua malam, kedua mata yang masih terasa berat itu perlahan mengerjap pasti. Napasnya melenguh pelan, sebelum tatapannya jatuh pada sesuatu yang tidak bisa ia lihat pasti.

Sinful (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang