Kala malam menjemput,
Boleh aku minta kau hadir?Kala takutku kembali melanda,
Boleh aku minta kau memelukku erat?Kala getaran dalam tubuhku terasa,
Boleh aku minta kau menenangkan?•••
Terkadang, yang orang pikirkan hanya ego, bukan rasa yang hadir pada mahluk lain akan ego itu
•••
"Lo itu benalu dalam kehidupan kita, Hel."
Suara yang seakan berhasil mengambil alih kuasa mimpi Rachel membuat dengungan keras yang seakan menghantam kepalanya tanpa aba-aba. Jantungnya seketika berdebar bersama dengan dirinya yang bisa merasakan desiran darah kuat dalam dirinya.
"Lo itu anak yang gak pernah diharapin, Rachel!"
Teriakan tak bersuara itu kembali memenuhi kepala Rachel yang berhasil membawa kesadarannya kembali pada dunia ini. Napasnya memburu seketika.
"Seharusnya lo gak ada di dunia ini, Hel."
"Seharusnya lo gak usah hidup sekalian."
Matanya seketika berair kala suara tak dikenal itu kembali merasuki otaknya tanpa izin. Tubuhnya bergetar.
"Papa—"
Lirihan pelan itu berhenti di tengah jalan. Kepalanya terasa berat bersamaan dengan ingatan yang kembali membawanya pada kejadian beberapa minggu lalu itu.
Tidak ada lagi Farhan.
"Lo tahu!? Alasan keluarga gue hancur ya gara-gara lo doang!"
Bibirnya bergetar. Ia takut.
"Rachel....,"
Suara pelan bersamaan dengan kedua matanya yang menangkap kehadiran seseorang di hadapannya membuatnya terkesiap. Matanya memerah, tetapi seakan penasaran, ia tidak mau melepas pemandangan itu begitu saja.
"Lihat Papa...,"
Guliran air mata yang seakan tidak bisa ditahan itu meluruh membasahi wajahnya. Ia rindu Farhan. Ia ingin pria itu kembali. Kembali di sisinya, dan menemaninya lagi.
"Rachel...,"
Tenggorokkannya terasa kering seketika. Pemandangan yang awalnya ia pikir hanya sebuah ilusi mata itu berhasil meyakinkan dirinya bahwa itu nyata. Suara Farhan begitu nyata di telinganya.
"Pa—pa...," lirihnya takut. "Ra—rachel mau ketemu Papa—"
"Rachel bisa ya? Rachel 'kan kuat!"
Rachel menggeleng cepat. Tidak. Ia tidak pernah bisa menjadi seseorang yang kuat tanpa ada Farhan. Bahkan tidak. Ia tidak akan kembali menjadi seseorang yang kuat. Baginya, hidup ataupun tidak, semua harapannya sudah mati.
"Rachel mau ketemu Mama."
"Gak sekarang, Rachel—"

KAMU SEDANG MEMBACA
Sinful (Tamat)
Jugendliteratur"Seharusnya gue sadar, suka sama lo itu cuma nambah luka dalam diri gue." Kalimat yang keluar dari bibir Rachel itu adalah kesimpulan akan kehidupannya yang tergila-gila akan sosok Raja Pradipta. Sosok dingin tak tersentuh yang ternyata membawanya...