09. HALLO BITCH!

174K 17.5K 5.4K
                                        

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA.

SELAMAT MEMBACA✨

***

SETELAH insiden Ervior menyerang MARVIOSA, kini Ara dan lainnya yang ikut aksi baku hantam diberi surat peringatan. Seperti biasa bukan Ara namanya jika mendapat surat Skor bersedih, gadis itu malah berteriak senang karna dapat rebahan sambil membaca Wattpad tanpa adanya gangguan. Dia bisa bersantai-santai di dalam kamarnya selama 3 hari.

Tidak apa, Ara akan bertapa di dalam kamarnya selama 3 hari. Dia mau-mau saja jika tidak makan juga Ara tidak peduli. Yang terpenting harus ada Keripik kentang kesukaannya, dan Laptop jika nanti dia bosan membaca Wattpad Ara akan menonton film horor atau action.

Ara mengguling-gulingkan badannya kekanan dan kekiri sambil menggigit sarung bantal gulingnya. Dia sedang membaca salah satu cerita yang membawanya baper. Kadang Ara selalu membayangkan bahwa dirinya lah tokoh utama di cerita tersebut. Bayangan ingin masuk kedalam dunia oren itu pasti seru menurutnya.

"ARAA BUKA PINTUNYA WOYY!! UDAH 1 HARI LO GAK KELUAR KAMAR!!" teriak seseorang dari luar kamar Ara sambil menggedor pintu bertulisan 'Yang gak berkepentingan di larang masuk.'

Memang gadis itu tidak pernah memperlihatkan sisi kewarasannya. Terkadang semua ragu, bahwa Ara masih waras atau memang sudah gila.

"APAANSIH LO! GANGGU ORANG LAGI SANTAI AJA!" balas teriak Ara.

"GAK DIBUKA, GUE DOBRAK NIH PINTUU!! LO JUGA BELUM MAKAN BEGO!!"

Wah sialan nih anak, pintu kesayangan gue mau di dobrak. Enak aja, udah untung bang Vano bawa dia buat jaga gue.

"Iya, iya, sabar!" celetuk Ara sambil turun dari Queen Size nya. Ara menggeram kesal saat sepupunya masih menggedor pintunya, bisa-bisa jebol nanti.

"BUKA GAK, GUE DOBRAK NI—"

"Sabar, anjing! Lu kira jalan sampai pintu gak pakai tenaga hah?!" geram Ara saat melihat cengiran di wajah sepupunya yang menyebalkan.

"Habisnya lo gak di buka-buka sih, gue kan takutnya lo bunuh diri di dalam kamar," celetuk Gavin sepupu bangsatnya.

Padahal Ara sudah bilang kepada bang Vano untuk tidak menyuruh Gavin kesini, dia bisa jaga diri sendiri tapi abangnya terlalu khawatir pada dirinya. Dan Gavin lah yang di amanatin untuk menjaga dirinya selagi bang Vano pergi keluar kota karena urusan mendadak.

"Lo kalau ngomong jangan ngadi-ngadi, gini-gini gue juga masih punya cita-cita." Ara berujar sambil menyisir rambutnya menggunakan jari tanggannya songong.

Gavin mengernyitkan dahinya penasaran. "Cita-cita lo apa emang?"

"Punya pabrik keripik kentang sendiri, jadinya gue gak perlu berdesak-desakan lagi di warung mba Mumun untuk bisa dapet keripik kentang. Oh iya satu lagi, gue mau buat berbagai rasa nanti. Ada rasa coklat, vanilla, cappucino terus stro—"

"Itu keripik kentang atau es bobba?" potong Gavin kesal. Ingin rasanya menampol kepala Ara agar otaknya terletak di tempat yang semestinya. Gavin yakin, pasti otak Ara salah tempat.

Ara menyengir tanpa dosa. "Hehe, gaada, ya?" ujarnya polos.

"Masih suka keripik kentang aja lo," ujar Gavin melangkah masuk kedalam kamar Ara tanpa menunggu persetujuan gadis itu terlebih dahulu.

"Ekh—main masuk aja, keluar lo. Yang nyuruh lo masuk siapa?" sinis Ara.

"Gaada," balas Gavin santai merebahkan tubuhnya di Queen Size milik Ara.

ARYA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang