24. MANJA

141K 15.7K 8.1K
                                        

Selamat membaca🌚

"Tadi bilang apa sampe tuh cewe diem?" tanya Arya heran

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tadi bilang apa sampe tuh cewe diem?" tanya Arya heran. Setelah Ara berbisik di telinga gadis yang dengan sengaja menabraknya. Gadis itu pergi melenggang begitu saja dengan raut ketakutan.

Ara menatapnya tajam. "Gak penting."

Raut Arya berubah bingung, ada apa dengan gadis itu. "Lo kenapa? Cemburu?" Arya tersenyum geli jika benar Ara cemburu.

Gelengan kepala dengan raut datar itu semakin membuat Arya bingung.

"Nggak! Ngapain cemburu segala. Dia masih kalah jauh sama gue."

Setelahnya Ara terdiam, bukan cemburu. Tapi rasa itu telah kembali, membuat ia tidak bisa menguasai diri sendiri. Rasa yang sudah lama terkubur, kini kembali lagi. Sial! Ara harus melampiaskannya jika seperti ini.

"Em ... ayo pulang," ringis Ara menggigit bibirnya gelisah.

Arya membuang tatapannya, kenapa gadis itu menggigit bibirnya seperti itu. Apa Ara tidak tahu bahwa Arya sedang mencoba untuk tidak menciumnya sekarang.

"Gak!"

Tatapannya berubah heran. "Kenapa gak? Udah jam segini juga."

Arya mendekati telinga Ara dan kembali berbisik. "Ara nakal, jadi harus diberi hukuman."

Darah Ara berdesir hebat mendengarnya, bulu kuduknya meremang. Matanya menatap kewajah Arya yang tersenyum smirk kearahnya. Ara meneguk ludahnya kasar, Ara salah apa sekarang?

"Em—emang mau kemana?" cicit Ara takut.

Arya tersenyum devil, jelas itu membuat nyali Ara menciut.

"Lo cukup ikut gue."

***

"Ah shit! Pelan-pelan Arya!" Ara merintih kesakitan.

Arya menatapnya sayu. "Tahan, bentar lagi. Ini gak akan sakit setelahnya."

"Arya berdarah ...." lirihnya pelan.

Tubuh Ara melemas, gadis itu mencekram bahu Arya kuat.

"Tinggal dikit lagi hm."

"Pelan-pelan! Sakit anjing!"

Arya semakin menekannya, biarkan saja. Siapa suruh Ara mengumpat. "Awws! Darahnya makin banyak Arya ... sa-sakitt."

"Diem Ra." nadanya terdengar serak.

"Ssttt—sakit Ar!" Arya tersenyum miring mendengar rintihan Ara.

"Dikit lagi sayangg ...."

"Lo bisa pelanin dikit gak sih?!"

"Gak bisa." Arya tersenyum miring, kapan lagi melihat Ara seperti ingin menangis?

"Stts—sakit Ar, pliss pelan-pelan." ringis Ara memejamkan matanya.

ARYA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang