[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA]
[Tersedia di Gramedia]
-Tentang siapa 'Dia' yang sebenarnya-
Arya Voorzitter Geralldo. Pemimpin dari sebuah geng bernama Straatleider. Pemilik mata tajam dan paras rupawan. Arya itu seperti cuaca, sulit ditebak. Hid...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Srettt!
"ARAAAA!!"
Darah menyucur deras dari lengannya saat Bara masih sempat menggores lengannya dengan pisau milik cowo itu. Lantas membuat lengannya mendapatkan luka yang kini menganga dengan darah yang keluar begitu banyak.
Bara tersenyum devil saat berhasil melukai tangan Ara, cowo itu terkekeh sinis. Tanpa memperdulikan tatapan musuhnya yang ingin membunuh dirinya.
"BANGSATTT!!"
Bughh!
Bughh!
Krekkk!
Arya membabi buta Bara, ia memukul cowok itu tanpa ampun. Tanpa memberi celah untuk Bara membalas sedikitpun.
"ARGHHHH!!" erangan kesakitan terdengar dari mulut Bara saat Arya dengan mudahnya mematahkan tangan Bara yang berhasil melukai Ara.
Rasa sakit ditangannya benar-benar membuat tubuhnya seperti tidak bisa di gerakan semua. Arya mematahkan tangannya tanpa perduli teriakan erangannya.
"BANGSATT GUE BUNUH LO ANJINGGG!!" tanpa ampun Arya memukul Bara hingga cowo itu hampir tak sadar diri. Tidak ada yang mencegah Arya, karena mereka semua tahu bahwa Ara sangat berharga bagi Arya. Siapa yang menyakiti gadisnya berarti sudah siap berada di Rumah Sakit atau paling parah kuburan.
Ringisan Ara terdengar, gadis itu nampak memegang lengannya yang terdapat luka cukup panjang. Arya menghentikan pukulannya pada Bara saat mendengar suara kesakitan Ara. Terakhir sebelum memberikan waktu untuk Bara bernafas, Arya menginjak dada cowo itu hingga Bara terbatuk mengeluarkan darah.
Arya menghampiri Ara yang sedang di papah oleh Gavin, darah keluar begitu banyak di tangan gadis itu. Membuat wajahnya terlihat pucat pasi sekarang.
"Ra tahan ya, lo kuat." Arya membersihkan luka gadis itu menggunakan sapu tangan yang selalu dirinya bawa kemana-mana.
Ara mendengus. "Lo kira gue lemah? Luka gini aja!"
Arya menggeram mendengar ucapan gadis keras kepala, dengan kesal dia menekan luka Ara membuat gadis itu memekik.
"Sakit, anjir!"
"Luka gini aja sakit?" ulang Arya. Ara menggertakan giginya kesal.
Setelah mengikat sapu tangannya di lengan Ara, agar tidak kehabisan banyak darah. Arya membawa Ara kedalam dekapannya erat, membuat tubuh gadis itu menegang ditempat.
"Jangan buat diri gue khawatir Ra, atau gue gak bakal bisa maafin diri sendiri," bisiknya pelan.
Gavin yang masih emosi pun memandang heran kearah keduanya. Dari tatapan Arya dan perlakuannya tadi membuktikan bahwa cowo itu benar-benar khawatir pada Ara. Bukan khawatir sebatas teman, tapi seperti ada rasa khusus di mata cowok itu.