1 MINGGU sudah berlalu, sejak insiden Alexa yang tertabrak. Gadis itu kini mengalami koma, bahkan belum ada tanda-tanda akan kondisinya yang membaik.
Semua sudah kembali menjalankan aktivitas sekolah, meski setiap pulang sekolah tetap pergi ke Rumah Sakit untuk menjenguk Alexa. Berharap keaadaan gadis itu akan membaik.
Arya mengusap keringat yang menetes dari dahi gadisnya. Ara terlihat diam saja dari tadi.
"Lo kenapa?" tanya Arya bingung melihat raut wajah Ara.
"G—gue."
Arya mengerutkan keningnya bingung, kenapa Ara berbicara terbata-bata.
"Kenapa hm?" Arya bertanya sekali lagi dengan nada lembut.
Ara menatap Arya dengan pupy eyes. Sungguh terlihat menggemaskan dimatanya, ingin sekali Arya membawa pulang Ara ke Apartemen miliknya.
"Gue udah lama gak makan keripik kentang. Emm Ar—anu."
"Mau beli? Biar gue beliin sekarang," jawab Arya datar.
Ara mengangguk antusias. "Dari tadi kek! Jadinya kan gue gak usah bertele-tele. Dasar gak peka!"
Arya mendengus di buatnya. "Udah minta dibeliin, malah ngomel," ketus Arya.
Ara tergelak mendengar nada ketus Arya, bahkan wajah cowo itu berubah datar setelahnya. Sebenarnya tidak ada alasan lain, Ara hanya rindu mengerjai Arya saja. Sekarang membosankan, tidak ada yang membuat Ara kesal lagi. Karena Arya selalu bertingkah baik jika didepan dirinya.
Padahal jika Arya sudah menyebalkan, Ara yang kesal.
Kantin tidak terlalu ramai sekarang, ia hanya kesini bersama Arya. Cowok itu memaksa Ara makan, karena Ara bilang bahwa pagi tadi tidak sarapan. Alhasil, sekarang Ara sudah menghabiskan 1 piring nasi goreng.
Tentang Stella, gadis itu semakin terpuruk. Setiap hari selalu menjenguk Alexa, menjaga Alexa. Tanpa memperdulikan Ardan yang selalu berusaha menjauhkan Stella dari Alexa.
Stella sudah kembali bersama dengan Ara dan lainnya. Stella meminta maaf dengan air mata yang berderai. Dan memang, disini yang bermasalah hanya Alexa dan Stella.
Jadi tidak ada alasan untuk dirinya menjauhi Stella. Meski ada rasa kecewa tentang perilaku Stella kepada Alexa.
"Nih!"
Arya menyerahkan 5 bungkus keripik kentang, yang langsung di rebut Ara dengan senang.
Tanpa bilang makasih. Emang Ara definisi manusia dikasih hati, minta jantung.
"Sama-sama."
Arya mendudukkan dirinya di samping Ara, bahkan gadis itu melupakan Arya dan sibuk dengan keripik kentang di pelukan Ara.
Senyuman kecil terukir di bibir Arya. Entah sejak kapan, Arya menyukai semua tingkah laku Ara.
"Gausah liatin gue mulu. Gue tau, gue terlalu cantik."
Ara berujar dengan pede, membuat Arya tidak bisa menahan untuk mengacak rambutnya.
Ara berdecak kesal. "Lo suka banget ya ngacak rambut gue? Gatau apa gue rapiinnya tuh lama!"
"Suka," jawab Arya santai.
Dan iya, sekarang Ara menyesal. Arya sudah kembali seperti cowo yang dari dulu menyebalkan.
***
Jantung mereka berdetak cepat menunggu kabar dari dokter yang sedang memeriksa kondisi Alexa.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARYA [TERBIT]
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] [Tersedia di Gramedia] -Tentang siapa 'Dia' yang sebenarnya- Arya Voorzitter Geralldo. Pemimpin dari sebuah geng bernama Straatleider. Pemilik mata tajam dan paras rupawan. Arya itu seperti cuaca, sulit ditebak. Hid...