Mau nanya, kalo buat akun rp. Klean setuju gak?
45. MASA LALU
Arya dan Ardan baru saja tiba di rumah Aldo setelah selesai berganti pakaian terlebih dulu di apartemen. Saat di perjalanan juga ia memakai jaket Ardan, dengan baju pasien yang masih melekat di tubuhnya.
Arya turun dari atas motor Ardan. Ia tadi yang membonceng, karena bagaimanapun juga Arya masih belum terlalu kuat. Ia baru saja bangun dari koma, otomatis tubuhnya masih lemah. Apalagi kepalanya yang masih terasa pusing sekarang.
"Serius bunda ada didalam?"
Ardan berdecak. "Iyalah! Lo gak liat tuh mobilnya?"
Arya mengangguk, langkah lebarnya menuju kedalam rumah. Namun, ia tidak melihat siapapun didalam rumah, bahkan sangat hening tidak ada siapapun disini.
"Gaada orang, bego!" umpat Arya mengusap rambutnya frustasi. Padahal ia sudah sangat antusias untuk menemui bundanya. Lagi pula, kenapa bunda kesini?
Ardan menggaruk kepalanya bingung, ia juga tidak tahu. Tapi memang rumah sebesar ini tidak ada penghuninya. Selalu sepi.
ARAA!!
Langkah Arya terhenti saat mendengar suara teriakan dari lantai atas. Kepalanya mendongak, jantungnya berdetak sangat cepat. Hingga suara teriakan terdengar kembali dari kamar ayahnya.
"Lo denger?" Ardan mendadak terdiam.
Arya berlari dengan cepat menuju tangga, bahkan ia melewati 3 tangga sekaligus. Tanpa peduli bahwa itu bahaya dan akan membuat dirinya terjatuh.
BRAKK!
Matanya melebar saat melihat kondisi Ara yang berada di pangkuan Alexa dengan darah di perut cewek itu. Arya berlari kearah Ara, tanpa peduli orang lain. Bahkan, ia tidak memperhatikan bahwa ada orang lain selain dirinya di ruangan ini.
"Ara!"
Arya mengambil alih Ara, dibawanya Ara kedalam dekapannya. Jelas, Ara terkejut karena kedatangan Arya. Cowok itu masih koma sebelum ia datang kesini, tapi sekarang ia melihat wajah Arya yang terlihat sangat khawatir.
Mata Arya beralih kearah baju Ara yang kini berwarna merah darah. Dengan cepat Arya menyobek bajunya sendiri, dan mengikatnya di perut Ara agar darah itu tidak keluar terlalu banyak.
"Arya? Lo kenapa bisa disini?" Ara masih bisa berbicara seperti biasa, meski sesekali meringis.
"Sakit? Siapa yang giniin Ara, hm?" Arya tidak sadar bahwa ada orang lain di ruangan ini. Bahkan dengan kondisi yang sudah parah, begitu juga Arya melupakan tujuan utamanya kesini. Arya lupa bahwa ia mencari bundanya.
Kepala Arya mendongak, seketika matanya melebar melihat kondisi didepannya. Terlalu khawatir melihat Ara yang seperti ini, sampai-sampai ia tidak sadar bahwa ada orang lain disini. Terutama bunda dan ayahnya.
Sofi masih terdiam dengan air mata yang berderai, ia kaget dengan apa yang dirinya lakukan. Demi apapun, ia tidak bermaksud melukai Ara. Tapi belati itu tidak sengaja melukai Ara. Matanya menajam, tangannya terkepal, dengan cepat ia kembali mengambil belati tersebut.
"BRENGSEK! INI SEMUA GARA-GARA LO! ALDO!"
Aldo berada di rangkulan Meysa setelah Meysa berhasil melepaskan ikatan di tangan Aldo. Tubuh laki-laki itu sudah berisi banyak sayatan karena perbuatan Sofi.
BRAKK!
Pintu kembali terbuka dan menampilkan Kevin bersama dengan Bimo dan juga Maya yang menutup mulutnya kaget melihat kekacauan di dalam. Kevin dengan cepat menghampiri Sofi saat adiknya berjalan mendekat kearah Aldo dengan belati yang sudah siap menusuk laki-laki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYA [TERBIT]
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] [Tersedia di Gramedia] -Tentang siapa 'Dia' yang sebenarnya- Arya Voorzitter Geralldo. Pemimpin dari sebuah geng bernama Straatleider. Pemilik mata tajam dan paras rupawan. Arya itu seperti cuaca, sulit ditebak. Hid...