[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA]
[Tersedia di Gramedia]
-Tentang siapa 'Dia' yang sebenarnya-
Arya Voorzitter Geralldo. Pemimpin dari sebuah geng bernama Straatleider. Pemilik mata tajam dan paras rupawan. Arya itu seperti cuaca, sulit ditebak. Hid...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Salam dari mereka berlima⚔️
***
SETELAH berkeliling yang melelahkan, kini semuanya bersinggah di tempat makan. Membuat tempat makan yang di bilang tidak terlalu besar itu menjadi ramai akan kedatangan anggota Straatleider, untuk acara membayarnya. Mereka semua beriuran untuk di jadikan satu nanti, solidaritas agar tidak saling membebani.
Kedatangan Straatleider membuat semua pasang mata menatap kearah mereka, bagai artis saja. Tempat makannya terbilang sederhana, dengan duduk lesehan. Tapi lumayan, bisa menampung banyaknya anggota Straatleider. Bandung memang tempatnya cogan. Ara saja melihat banyak cowo ganteng yang lagi nongkrong di warung yang tadi dirinya lewati.
Tapi jakarta juga tidak kalah dengan bandung, teman-teman cowonya juga memiliki kegantengan di atas rata-rata. Tapi Ara tidak mau menyebutkan namanya, meski itu di dalam hati. Bisa malu selama ini bermusuhan, tapi di dalam hati malah memuji.
Ada kolam ikan yang tidak terlalu besar juga ternyata di sini, banyak tanaman yang membuat makan disini semakin nyaman karena keindahan tempatnya. Dan di bandung udaranya masih sangat sejuk padahal sudah menunjukan pukul 11 siang. Tidak seperti di jakarta, pasti jam segini lagi panas-panasnya.
"MAU MAKAN APA NIH?!" teriak Regal mengawali.
Semua anggota menjawab serempak. "IKAN BAKARR AJAA!!"
Regal mengangguk menyutujui, sepertinya menu favorit disini juga ikan bakar. Saat pelayan menghampiri dirinya untuk mencatat pesanan mereka, Regal bicara menyebutkan semua pesanan yang di samakan biar tidak membingungkan nantinya.
"Ikan bakar 55 mba cantik," ujar Regal mengedipkan matanya jahil. Jiwa-jiwa Fakboynya keluar, mbanya tersenyum malu-malu dengan pipi memerah.
"MINUMNYA APA?!" teriaknya kembali.
"ES TEH MANIS AJA!!"
"SEMANISS GUEEE!"
Regal mengangguk, lantas kembali mengukir senyumnya kepada mba yang mencatat pesanan mereka semua. Regal saja tidak yakin, apa pesanan sebanyak itu ada nantinya? Dan pasti harus menunggu lama karena proses pembakarannya.
"Terimakasih, di tunggu ya, pesanannya." mba itu tersenyum manis. Memang benar apa kata Regal, mba tadi termasuk cantik.
Pukk!
Regal mengaduh saat lengannya terkena tampolan, dia menatap kearah sampingnya. Ada kesya yang menatapnya sinis.
"Apaan sih, lo, main nabok aja!" kesal Regal menatap tak suka kearah Kesya.
"Sok ganteng banget lo, semua cewe di godain," sinis Kesya membuat Regal tersenyum miring.