49. TOGETHER
SETELAH acara makan, Arya mengantar Ara pulang kerumah dengan selamat. Tangan Ara ditahan saat akan masuk kedalam rumah. Mau tak mau Ara berbalik, tatapan keduanya bertemu.
Arya menatap aneh kearahnya, Ara menjadi bingung sekarang. Keduanya saling diam beberapa menit, tidak ada yang memulai pembicaraan terlebih dulu. Hingga akhirnya Ara bosan dengan keheningan ini.
"Apa?" alis Ara terangkat.
Arya melangkah mendekatinya hingga berbisik di telinga. "Boleh gak? Gue minta lo gak nyakitin orang lain lagi?"
Dahi Ara berkerut mendengarnya, ada rasa tidak suka saat Arya bilang seperti itu. Kenapa tiba-tiba Arya bilang begitu, padahal Arya sudah dari lama tau siapa Ara sebenarnya.
"Gue gak bisa." Ara menggelengkan kepalanya.
"Kenapa?"
Ara melangkah mundur, ia menggelekan kepalanya dengan tatapan luruh kearah Arya. "Lo fikir gue ngebunuh? Gue gak pernah ngebunuh Arya, gue cuman ngebuat mereka luka. Kata Kevin, gue masih ringan."
Arya menghampiri Ara, menahan Ara saat dia akan melangkah mundur kembali. "Gue gak mau lo sering nyakitin orang lain Ra, lo cewek."
"Apaansih! Lo fikir? Cuman cowok yang bisa nyakitin?" sinis Ara kesal.
"Asal lo tau? Gue cuman ngebalas orang-orang yang ngusik gue." Setelahnya Ara berbalik meninggalkan Arya. Lagi-lagi langkahnya terhenti saat sebuah tangan kekar memeluknya.
Grep!
"Maaf, tapi gue yakin. Lo bakal bisa." Arya memeluk tubuh Ara dari belakang. Arya membalikan tubuh Ara dan kembali memeluknya tanpa adanya balasan. Karena, Ara yang masih diam bagai patung.
***
Malam ini hujan turun begitu derasnya, mengusik Ara yang berusaha tertidur tapi, jadi tidak bisa. Karna suara hujan beserta gemuruh membuat dirinya sedikit takut. Apalagi, kondisi rumah yang sedang sepi sekarang. Papah yang masih berada di kantor karena ada pekerjaan yang benar-benar tidak bisa di tinggalkan. Bundanya yang sedang kebandung, bang Vano yang mungkin menginap di rumah temannya karena terjebak hujan.
Matanya menatap langit-langit kamar, seberusaha mungkin untuk ia memejamkan matanya. Namun, percuma. Ara tidak akan bisa tertidur saat hujan turun diiringi gemuruh.
Ponselnya bergetar menandakan ada pesan masuk. Dengan cepat Ara mengambilnya, matanya memutar malas saat melihat pesan dari Arya.
Arya
Bisa tidur? Kalo ga, nanti gue kesana temenin lo Ra.
22.00Hampir kebiasaannya Arya tahu, entah kenapa cowok itu sangat perhatian kepadanya. Hal sekecil apapun pasti Arya tahu. Terkadang, Ara bersyukur pernah bertemu mantan musuhnya itu.
Arya
Ara?
22.03Ara
Belum.
22.04Arya
Gue kesana ya, bentar lagi.
22.04Ara
Gausah, hujan. Ntar lo sakit.
22.04Arya
Kan pake mobil.
22.05Ara
Terserah.
22.06Arya
Mau dibawain apa?
22.06Ara
Gak mau. Lo kesini aja.
22.06
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYA [TERBIT]
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] [Tersedia di Gramedia] -Tentang siapa 'Dia' yang sebenarnya- Arya Voorzitter Geralldo. Pemimpin dari sebuah geng bernama Straatleider. Pemilik mata tajam dan paras rupawan. Arya itu seperti cuaca, sulit ditebak. Hid...