15. KODE

135K 14.6K 6.8K
                                    

"Aldebarai Rezvan Arrayan."

Matanya menatap kearah berkas-berkas di depannya, berisi tentang biodata seseorang. Ruangan ini nampak tegang karena auranya yang menyeramkan.

"Jadi dia yang menyakiti Putriku?" tanyanya kepada seseorang yang selama ini dirinya percayai.

Bimo mengangguk. "Iya tuan, dia yang melukai nona Steffa."

Kevin mengangguk, wajahnya tetap santai dengan kacamata yang bertengker di wajah yang masih tampan. Padahal sudah mempunyai 2 anak.

"Saya mau kamu bawa dia kehadapan saya," ujar Kevin dingin. Ayah mana yang akan diam saja jika putrinya disakiti?

"Menurut info yang saya dapat, orang yang bernama Bara kini berada di Rumah Sakit karena patah tulang."

Kevin mengernyirkan dahinya. "Patah tulang?"

"Iya, karena telah melukai nona Steffa."

"Apa itu perbuatan kamu Bimo? Saya kan belum nyuruh kamu untuk bertindak."

Bimo menggeleng pelan. "Kami belum melakukan tindakan apapun sebelum dapat bersetujuan dari tuan," jelasnya tenang meski seseorang di depannya menatap tajam kearahnya.

Jarinya mengetuk pelan dimeja, dengan raut yang sulit di tebak. "Kenapa anak itu bisa patah tulang?"

"Yang saya tahu, ada seseorang yang begitu melindungi nona Steffa. Dia yang membuat Bara patah tulang, karena melukai nona Steffa. Dan masih banyak teman cowo nona Steffa yang menjaganya, sepupu nona Steffa juga ikut andil dalam hal ini."

Alisnya menyatu bingung, meski dirinya jauh dengan sang putri. Tapi dia selalu memantau Stefa melalui orang suruhannya. Pekerjaan yang membuat dirinya jauh dengan putrinya, hanya beberapa kali Kevin pulang keindonesia.

"Siapa dia?" tanyanya penasaran.

"Namanya Arya tuan, yang saya tahu cowo itu mengklaim nona Steffa sebagai pacarnya."

"Apa mereka tidak tahu siapa Steffa sebenarnya?" raut Kevin mendadak datar.

"Tidak tuan, karena nona mengganti nama belakangnya dengan Kevino."

Kevin mendengus mendengar ucapan Bimo, lagi-lagi putrinya tidak mau menggunakan nama belakang dengan namanya. Meski ini lebih mending, karena mempunyai kemiripan 90%. Tidak seperti saat gadis itu masih SMP, Stefa mengganti nama belakangnya dengan Jamaludin.

"Yasudah, terus pantau semua kegiatan Steffa. Saya gak mau putri saya kenapa-napa."

Bima mengangguk lantas mengucapkan pamit kepada Kevin. Setelah perginya Bimo, Kevin menggelengkan kepalanya. Putrinya ini sangat keras kepala dan ceroboh, persis seperti dirinya saat muda dulu.

***

Hari berhari Stella semakin jauh, bahkan gadis itu berpindah duduk bersama dengan Sesil. Stella yang ceria kini telah punah, bahkan gadis itu jarang berbicara meski para sahabat Sesil mengajaknya ngobrol.

Luka dihatinya masih basah, 3 tahun mencintai seseorang dalam diam. Dan ternyata yang di sukai pacaran diam-diam.

"Stella, lo mau ikut ke kantin gak?" ajak Sesil. Cewe yang tidak suka dengan Ara.

Stella menggelengkan kepalanya. "Gue disini aja Sil, males."

Sesil mengangguk lantas pergi bersama para sahabatnya meninggalkan Stella sendiri. Tidak ada yang tahu alasan kenapa Stella berpindah tempat duduk, selain orang yang melihat di kejadian. Yang mereka tahu, persahabatan kelimanya begitu erat meski banyak yang berusaha ingin menghancurkannya.

ARYA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang