"I will kill you one by one."
—Ara37. SHE IS DEVIL
MALAM ini Alexa berada di rumah Ara, cewek itu yang menyuruh Alexa untuk ikut pulang kerumahnya. Untuk sementara waktu, para cowok yang menjaga Arya di rumah sakit selagi dirinya pulang kerumah.
Ara tidak mau mengambil resiko jika ada yang berniat menyelakai Arya kembali. Padahal ia sudah menghubungi ayah Arya dengan memakai ponsel cowok itu. Namun, tidak ada respon dari ayahnya. Malah telfonnya di tolak oleh Aldo.
"Gue harap lo gak akan macem-macem." Alexa bersedekap di atas queen size Ara. Ia dapat merasakan aura Ara yang begitu tajam, sedari tadi cewek itu hanya diam dengan tangan yang masih terkepal.
Ara mengambil laptop nya, lantas ia memberikannya kepada Alexa. Sontak itu membuat Alexa mengernyitkan dahinya bingung atas tindakan Ara. Alisnya terangkat menandakan ia tidak tahu maksud dari Ara. "Apa?"
"Lacak posisi Bara." Ara berujar datar.
Alexa menggeleng, ia tahu apa yang akan dilakukan Ara. Cewek itu begitu nekat, tidak memikirkan nasibnya sendiri. "Gak! Lo gila?!" tolak Alexa.
Tatapan Ara semakin menajam, ia menggeram kesal. "Lacak, atau gue akan cari sendiri. Dan ... lo tau apa yang bakal terjadi setelahnya." senyuman miring terukir diwajahnya.
Alexa mendengus, lebih baik ia menuruti ucapan Ara. Cewek itu sedang di selimuti amarah sekarang, bisa-bisa dirinya yang terkena amukan Ara. Jikalau Bara akan kenapa-napa nantinya, itu karma baginya. Karena telah membangunkan sisi lain Ara, kalo gak ke-kuburan ya, paling masuk UGD Bara.
Ara bersedekap santai, cewek itu mengukir senyum miringnya. Tangannya sudah gatal ingin bermain, sudah lama ia tidak bermain. Mungkin hari ini cocok untuk melampiaskan apa yang selama ini ia tahan.
Alexa terlihat sibuk, jarinya bergerak-gerak lincah. Ara tidak mau ambil pusing, ia hanya memperhatikan Alexa yang sedang menjalankan tugasnya.
Hingga beberapa menit berlalu, Alexa mendongak. Ia menatap ragu kearah Ara, belum sempat ia mengucapkan kata. Ara sudah terlebih dulu merebut laptop di tangannya, membuat Alexa mendengus kesal. "Sabar!"
"Bacot!" Ara memperhatikan laptopnya, akhirnya ia mendapatkan jejak Bara. Senyumannya terlihat mengerikan dimata Alexa, bisa-bisanya dia mempunyai sahabat modelan Ara.
"Markas Ervior," gumam Ara dengan smirknya.
"Yang ada di fikiran gue, gak benar mau lo lakuin kan?" Alexa bertanya ragu, bukannya menjawab Ara malah terkekeh kecil.
Ara menyentil dahi Alexa pelan. "Pinter deh! Gak sia-sia gue jadiin lo sahabat. Hehe."
"Crazy!" dengus Alexa.
"Gue mau kesana ahhh ...." Ara berujar santai tanpa memperdulikan raut kaget dari Alexa.
"Gak! Lo gila Ra?! Disana pasti banyak anggota Ervior yang lainnya. Bisa-bisa lo yang masuk rumah sakit nanti!" celetuk Alexa tidak habis fikir.
Ara tersenyum miring sebagai tanggapan. "Bukan gue, tapi mereka yang telah menyakiti Arya."
Cewek itu melangkah kearah lemarinya, ia memakai hodie hitam serta mengambil kacamata hitam juga. Entahlah, biar keren saja, fikirnya. "Gue bakal kesana, terserah. Lo mau ikut atau gak, gue bakal tetap kesana."
"Apa yang mau lo lakuin jika udah berada disana? Diem aja di depan banyaknya cowok?" Alexa terkekeh sinis.
Ara membalas tatapannya tajam. "Gak ada sejarahnya gue bakal diam, saat orang yang gue sayang terluka. Maybe? Mereka akan menyesal setelah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYA [TERBIT]
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] [Tersedia di Gramedia] -Tentang siapa 'Dia' yang sebenarnya- Arya Voorzitter Geralldo. Pemimpin dari sebuah geng bernama Straatleider. Pemilik mata tajam dan paras rupawan. Arya itu seperti cuaca, sulit ditebak. Hid...