41. BERSAMA RAGA

103K 13K 1.8K
                                        

41. BERSAMA RAGA

SETELAH menempuh perjalanan melelahkan hingga 3 jam berlalu. Bahkan, matahari sudah akan tenggelam sekarang. Kini Ara dan Alexa tinggal mencari alamat yang tertera di ponselnya. Suasana di bandung sangat dingin sore hari ini, namun tidak menghentikan Ara untuk tetap mencari.

"Gue gak yakin kita bisa nemuin hari ini juga." Alexa menghembuskan nafasnya lelah, cewek itu memegang punggungnya yang terasa sangat pegal karena duduk di atas motor selama 3 jam.

Kepalanya mendongak setelah kembali mengecek alamat yang ada di ponselnya. Ucapan Alexa ada benarnya juga, tidak mungkin bisa menemukan dalam waktu yang cepat.

"Lo cape ya, Al?"

Alexa menatap heran kearah Ara, cewek itu menggeleng. "Enggak, kok. Yaudah cepet cari, keburu malem."

Keduanya kembali melanjutkan perjalanan yang sempat tertunda tadi, suasana jalanan di kota bandung tidak terlalu padat. Memudahkan Ara untuk bisa cepat sampai di tujuan, itupun ia harus bertanya-tanya terlebih dulu tentang alamat ini.

Diperjalanan hanya terjadi keheningan, terkadang matanya melirik kekanan dan kekiri siapa tahu menemukan petunjuk lainnya. Hingga Ara melihat sebuah warung kecil, namun terlihat ramai karena banyak cowok yang nongkrong disana. Ia sedikit ragu untuk turun dan bertanya kepada pemilik warung.

"Kita mau tanya kesana?" Alexa bergidik ngeri melihat banyaknya cowok. Bahkan kini sudah menatap kearah mereka dengan tatapan menggoda.

Ara mengangguk. "Kalo lo gak mau, biar gue aja Al." Alexa menggeleng, bagaimanapun juga ia harus selalu disamping Ara. Karena Kevin sudah menyuruh dirinya untuk selalu menemani Ara.

'Om minta sama kamu ya Alexa, tolong selalu temani Ara. Gadis itu sangat ceroboh, om gak mau Ara kenapa-napa. Bahkan ngelukai orang lain lagi.'

"Yaudah kesana, tunggu apa lagi." Alexa menarik tangan Ara kearah warung berisi para cowok seumurannya.

Dapat ia lihat tatapan mereka menatap kearah Ara dan juga Alexa. Dahi Ara tertaut, emang ada yang salah dengan pakaiannya? Ara memang hanya memakai baju hitam polos dengan jaket jeans, serta celana jeans yang bagian lututnya sobek. Tidak lupa sarung tangan hitam di kedua tangannya, agar menutupi lukanya. Hanya saja, luka di dahi yang masih kelihatan.

"Apa lo? Liatin gue segala!" Ara mendelik kearah cowok yang paling mencolok dari pada lainnya. Sepertinya cowok itu ketuanya, kelihatan dari bandana yang terpasang di kepala cowok berkalung itu.

Bukannya marah cowok itu malah terkekeh. "Dari jakarta ya neng? Galak amat, cantik-cantik."

Ara mendengus lantas melewati cowok tadi, tidak lupa Alexa yang mengikuti langkahnya dari belakang. Setiap langkah mereka tidak luput dari tatapan para cowok. Dalam hati Ara menggerutu, jadi cantik ada enak dan gak enaknya ternyata. Apa-apa selalu jadi pusat perhatian.

"Gausah natap-natap! Mau gue colok tuh mata." Ara menatap sinis kepada para cowok yang kira-kira berjumlah 10 orang.

"Wihhh ... galak banget coyyy!!"

"Cantik-cantik kok galak neng."

"Gemesin juga sih, menarik cewek kek gitu. Menantang."

Bibir Ara dari tadi menggerutu sendiri mendengar ucapan para buaya. Berbanding dengan Alexa yang terlihat bodoamat dengan celotehan para cowok, cewek itu terlihat sangat acuh.

Ibu yang Ara yakini pemilik warung menatap ramah kearahnya juga Alexa. Ara membalas senyuman ibu. "Permisi bu, mohon maaf. Saya dan teman saya boleh tidak bertanya sesuatu?" Ara berujar sopan tak lupa senyuman manis yang dari tadi tidak lepas dari tatapan cowok berbandana.

ARYA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang