17. INSIDEN

132K 14.3K 3.1K
                                        

SETELAH berenang, mereka semua memutuskan untuk membersihkan badan masing-masing. Baru pergi kekantin untuk mengisi perut mereka yang kosong, memang begitu kan? Sehabis berenang pasti perut akan terasa lapar setelahnya.

"Bagaimana Stella?" tanya Ara kepada Kesya.

Kesya menatapnya. "Ngehindar lagi, lo tau kan tuh anak emang keras kepala dari dulu," jawab Kesya lesu.

"Bukan keras kepala, tapi Stella butuh waktu untuk sendiri. Pasti hatinya masih sakit, kalian tahu kan gimana rasa sukanya Stella sama Ardan? Sampai-sampai stalker semua sosmed Ardan. Dan suka motoin tuh cowok, terus fotonya di tempel di kamarnya sendiri."

Kesya dan Ara menatap kearah Riva yang berujar panjang, biasanya mereka berlima akan berada di toilet bersama untuk mengeringkan rambut masing-masing. Tapi sekarang hanya berempat.

"Ini salah gue, harusnya gue jujur dari awal sama Stella dan kalian."

Alexa menatap sendu kearah ketiganya, Ara menghembuskan nafasnya. "Lo gak salah Xa, kalo gue diposisi lo gue juga akan lakuin hal sama. Disatu sisi gue gak mau kehilangan cinta gue, disisi lain gak mau kehilangan sahabat juga."

Mereka sudah tahu penjelasan Alexa yang sebenarnya, gadis itu menangis saat menjelaskan kebenarannya. Dan kini Ara dkk tahu tentang Alexa yang sebenarnya.

"Udah tenang aja, Stella bakal balik lagi ke kita. Gue jamin," ujar Kesya tersenyum manis.

***

Larian terdengar di koridor, mereka yang sedang berjalan menyingkir karena tidak ingin tertabrak oleh seseorang yang sedang di kejar guru.

"ALVIONN BERHENTIII!!"

"Mampus gue," umpat Alvion sambil tetap berlari.

Ini semua karena Regal, saat akan pergi kekantin cowo itu mengajaknya balapan lari. Siapa yang sampai dikantin dulu, itulah pemenangnya. Dan bisa beli apapun, bayarnya di tanggung yang kalah.

Bagaimana Alvion tidak tergiur? Meski dirinya orang kaya sekalipun, kalau masalah gratisan siapa yang nolak.

Dan naasnya, terlalu bersemangat membuat dirinya sampai menabrak Bu Titin. Bukan hanya Bu Titin yang jatuh, dirinya juga terpental karena menabrak gajah berjalan.

"SINIII KAMUUU!! BERHENTI ALVIONNN!!"

Bu Titin mengejar Alvion sambil memegang pundaknya yang terasa mau patah. Rasanya dia ingin berhenti jadi guru saja, jika harus mempunyai murid seperti mereka.

"AMPUNNN BUU! ALVI GAK SENGAJAA!! SALAHIN AJA REGALL!" pekik Alvion.

Para keempat sahabatnya hanya menonton dirinya yang sedang dikejar oleh Bu Titin tanpa mau membantu. Bahkan Regal sudah tertawa terpingkal-pingkal.

"Hahaha, tuh, muka Alvi udah mau nangis woyy!!" pekik Regal tertawa.

"Bantuin, gara-gara lo juga." Darren menatap kearah Alvion yang masih berusaha berlari, membuat keadaan menjadi kacau.

Alvion mengepalkan tangannya kesal melihat wajah Regal yang tertawa di atas penderitaannya. Ia berbalik kebelakang, dan ternyata Bu Titin sudah hampir dekat dengannya.

Matanya tertuju kepada pohon mangga yang berada tak jauh dari lapangan, bodoamat dirinya sudah lelah berlari.

Dengan cepat dirinya naik keatas pohon, sesampainya diatas Alvion menghembuskan nafasnya kasar. Matanya berbinar saat melihat buah mangga didepannya yang sudah matang, dari pada perutnya menahan lapar karena tidak jadi kekantin. Malah nyangkut diatas pohon, Alvion mengambil buah mangga itu dan memakannya.

ARYA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang