REGAL memegang dagunya berfikir, dengan tangan kanan memegang kertas yang berisi beberapa huruf.
"Lo ngerasa ini tuh kaya kode-kode gitu gak sih?" ucap Regal memberikan kertasnya kembali ke Arya.
Arya mengangguk, kertas yang dia dapatkan dari om Rido tempo hari itu. Arya kembali membaca beberapa huruf tersebut, sampai sekarang dia belum menemukan jawaban apa di balik huruf ini.
Kamu: CFODJ
Saya: TVLB
-M"Lo harus tahu jawabannya, kalo mau cepat nemuin bunda lo," kata Ardan datar.
Ruangan Apartemen terasa hening, semua masih bergelut dengan fikiran masing-masing.
Dretttt....
Fokus mereka terpecah saat nada dering ponsel Arya membuyarnya lamunan masing-masing. Dengan cepat Arya mengambil ponselnya untuk tahu siapa yang menelfonnya jam 10 pagi seperti ini.
"Siapa Ar?" tanya Alvion penasaran.
Arya berujar, "Ara."
"Ekhem! Dulunya sih musuhan, sekarang udah pacaran. Hari minggu aja harus telfonan," ujar Darren meledek.
Arya tidak menghiraukan Darren, cowo itu pergi menjauh untuk mengangkat panggilan dari Ara. Tumben gadis itu menelfon dirinya dulu. Biasanya, chat dari Arya saja tidak dibalas.
"Ke—"
"LO LAMA BANGET ANGKAT TELPONNYA! GUE UDAH NUNGGUIN SAMPE LUMUTAN!!"
Arya menjauhkan ponselnya dari telinga. Bisa-bisa ia tidak akan bisa mendengar lagi, karena suara teriakan Ara yang begitu merdu. Merusak dunia, pikirnya.
"Gausah teriak, brisik!"
Disana Ara mencibikan bibirnya kesal. "Ar, gue bosen dirumah sendirian. Gavin pergi keluar sama temen-temennya. Gue dirumah sendiri."
Arya tersenyum tipis. "Mau kemana hm?"
"Tapi gue lagi gak mau kemana-mana."
"Terus? Lo maunya kemana? Kuburan?" ketus Arya datar.
"Heh! Pacar sendiri digituin!" pekik Ara lagi.
Arya menghembuskan nafasnya sabar. "Yaudah, ke Apartemen gue aja."
"LO FIKIR GUE MURAHAN?! PAKE NGAJAKIN KE APARTEMEN SEGALA HAHH?!"
Lagi-lagi Arya menjauhkan ponselnya, cowo itu memegang telinganya yang mendadak berdengung. Emang dirinya salah bicara ya?
"Disini ada Ardan dan yang lainnya juga, jadi lo aman. Gue gak bakal ngapa-ngapain lo, kecuali kalo khilaf," ucap Arya terdengar ambigu di telinga Ara.
Arya tersenyum smirk tanpa dapat dilihat Ara.
"O-okeh! Gue kesana."
Arya terkekeh kecil mendengar suara gagap Ara, sudah di pastiin gadis itu gugup sekarang.
"Woy Arya! Gue kan gatau Apartemen lo dimana, berarti lo jemput gue kesini. Bay-bay! Gue menunggu!"
"Gu—"
Tutt ... tutt.
Arya mendengus saat sambungan ponsel di matikan sepihak. Gadis yang menyebalkan, fikirnya.
Langkahnya kembali ke sofa bersama sahabat-sahabatnya. Arya mengambil jaket hitam miliknya.
"Mau kemana Ar?" tanya Darren.
"Jemput Ara, dia mau main kesini."
Regal tiba-tiba tertawa. "Wihh! Udah berani bawa ke Apartemen nih."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYA [TERBIT]
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] [Tersedia di Gramedia] -Tentang siapa 'Dia' yang sebenarnya- Arya Voorzitter Geralldo. Pemimpin dari sebuah geng bernama Straatleider. Pemilik mata tajam dan paras rupawan. Arya itu seperti cuaca, sulit ditebak. Hid...