38. CEWEK KEMATIANRUANGAN serba putih ini hanya diisi suara game, serta televisi. Terkadang terdengar suara keributan dari Alvion dan juga Regal, karena permainan game mereka. Sedangkan Ardan memilih melihat-lihat galeri ponselnya, yang berisi banyak foto Alexa. Berbeda dengan Darren yang terlihat fokus melihat sinetron yang sedang di mainkan di televisi.
Menampilkan seorang istri yang di selingkuhi oleh suaminya, terkadang Darren ingin tertawa ngakak saja melihatnya. Terlalu banyak drama baginya, kenapa istrinya gak minta cerai aja gitu? Udah tau suaminya bajingan, masih aja di pertahanin. Kan yang sakit diri sendiri. Udah gitu pake acara nangis-nangis bombay. Ekh—giliran udah cerai, suaminya nyesel. Gitu aja terus dunia pesinetronan.
Kaya Darren dong, udah ganteng. Banyak yang suka, apalagi yang baca.
Ardan mengerutkan keningnya, ia tidak mungkin salah melihat sekarang. Kenapa posisis Alexa berada di markas Ervior? Jantungnya berdetak cepat, bayangan masa lalu kembali menghantui dirinya. Ia takut Alexa kenapa-napa sekarang.
Dirinya memang sengaja memasang aplikasi pelacak di ponsel Alexa, jadi ponsel mereka berhubungan. Tanpa sepengetahuan Alexa, karna jika cewek itu tahu. Pasti Alexa akan menolak garis keras, karena merasa pergerakannya tidak akan bebas.
Sontak mereka tergelonjak kaget saat tiba-tiba Ardan berdiri dari sofa. Bahkan, wajah cowok itu tidak sesantai sebelumnya.
"Aww! kaget," celetuk Regal lebay. Ia tepat di samping Ardan, sudah pasti akan terkejut dengan pergerakan Ardan secara tiba-tiba.
"Kenapa dah, lo?" tanya Darren. Cowok itu merasa terganggu menonton sinetronnya sekarang.
Bukannya menjawab, Ardan malah melirik kearah Regal. Cowok itu mengisyaratkan agar Regal berdiri, namun otak lemot Regal malah berkata lain. "Oh, mata lo cacingen?"
Ardan berdecak, ia menarik tangan Regal membuat cowok itu terpaksa berdiri dari duduknya. "Ikut gue."
Ardan melirik kearah Alvion dan Darren yang menatap penasaran kearahnya. "Gue minta lo berdua jagain Arya, gue ada urusan sebentar."
"Urusan apa?" Alvion bertanya heran.
"Bukan apa-apa, gue duluan." Ardan menarik tangan Regal, cowok itu terheran-heran. Ia tidak tahu kemana Ardan akan membawa dirinya sekarang.
Tidak mau terlalu banyak bertanya, Darren mengedikan bahunya. Lantas ia kembali sibuk dengan sinetronnya, begitu juga dengan Alvion yang kembali memainkan game Pou di ponselnya.
Saat sudah berada di luar ruangan, baru Ardan berbicara. "Kita harus ke markas Ervior."
Ucapannya berhasil membuat mata Regal terbelalak. "Apa?! Gila lo!" ia memekik tertahan.
Tidak mau bertele-tele, Ardan pun berujar. "Alexa ada disana dan gue rasa Ara juga disana."
Regal menggeleng tidak percaya, tidak mungkin mereka berdua disana. "Lo salah kali, yakali mereka berdua disana. Mau ngapain coba?"
Ardan menggeram. "Noh, liat!" ia memberikan ponselnya. Dan emang benar, posisi Alexa kini berada di markas Ervior.
Regal terdiam, cowok itu bergulat dengan fikirannya. "Lo nyadar gak sih? Masa iya Ara balas dendam ke Bara sendirian," katanya ragu. "Dia cewek woy! Mana mungkin berani." lanjut Regal.
Ucapan Regal ada benarnya juga, tapi kenapa Alexa berada disana? Tidak mau menunggu lama lagi, ia menarik tangan Regal mengikuti langkahnya.
Keduanya kini melajukan perjalanan menggunakan motor masing-masing. Perasaan Ardan tidak tenang sekarang, mengetahui bahwa Alexa sedang berada di tempat yang berbahaya. Begitu juga dengan Ara, jikalau Arya sadar pasti cowok itu akan sama khawatirnya seperti diriya.
![](https://img.wattpad.com/cover/233674366-288-k844991.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYA [TERBIT]
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] [Tersedia di Gramedia] -Tentang siapa 'Dia' yang sebenarnya- Arya Voorzitter Geralldo. Pemimpin dari sebuah geng bernama Straatleider. Pemilik mata tajam dan paras rupawan. Arya itu seperti cuaca, sulit ditebak. Hid...