"Pada akhirnya, kenyataan memang tidak bisa semanis ekspektasi."
***
ADA banyak hal aneh yang terjadi hari ini. Pertama, Ara yang tidak mau berangkat bersama dengan dirinya. Kedua, cewek itu lebih banyak mendiami dirinya dari pada cerewet meminta keripik kentang. Ketiga, ayahnya tiba-tiba menelfon dan menyuruh ia pulang kerumah.
Arya menghembuskan nafasnya gusar, ia memakai—helm full facenya—dan bersiap pulang kerumah yang udah lama tidak ia datangi.
Sebenarnya Arya masih memikirkan tentang Ara, cewek itu buru-buru ingin cepat pulang tadi. Setelah bel berbunyi, Ara langsung mengacir pergi keluar kelas. Tanpa menunggu dirinya.
Entah kenapa perasaan Arya tidak enak, bahkan ia hampir menabrak seekor kucing yang menyebrang. Arya meminggirkan motornya, untuk sementara ia berhenti di pinggir jalan. Dirinya tidak mungkin melanjutkan perjalanan dengan fikiran yang entah kemana-mana.
Arya mengusap rambutnya frustasi. "Gue kenapa sih?!"
Hatinya gelisah, Arya tidak tenang.
Hingga beberapa menit berlalu, Arya kembali melanjutkan perjalanannya untuk pergi kerumah. Dari tadi ponselnya bergetar, namun Arya tidak mungkin mengecek. Bisa-bisa bukan lagi se-ekor kucing yang hampir ia tabrak, tapi seseorang.
Arya melepaskan helmnya, ia berusaha meyakinkan dirinya untuk masuk kedalam rumah yang udah lama tidak ia datangi.
Masih sama. Tidak ada yang berubah dari rumah ini, semua masih terletak pada tempatnya. Hanya saja, suasana yang sudah berubah. Tidak ada lagi kehangatan dirumah ini.
Kakinya melangkah masuk, pertama yang ia rasakan hanya kesunyian. Dahinya berkerut, kenapa ayahnya menyuruh dirinya pulang jika dirumah tidak ada siapa-siapa?
Arya berdecak kesal, ia kembali berbalik menuju pintu keluar. Hingga suara seseorang menghentikan dirinya.
"Selamat ulang tahun, sayang ...."
Dan saat itu juga tubuhnya terdiam membeku.
***
Ara baru saja sampai dirumah 10 menit yang lalu. Namun, sekarang malah sibuk mengganti pakaian. Sekali lagi dirinya bercermin, ia melihat penampilannya lagi.
Perfect.
"Busetttt ... gue cantik bener. Pantes, Arya suka sama gue." Ara memuji dirinya sendiri di depan cermin.
Cewek itu terkikik geli mendengar ucapannya sendiri.
Ara mengambil tas kecil, lantas ia keluar menuju garasi untuk mengambil mobil yang tidak pernah ia pakai sekarang. Menurut Ara, lebih nyaman memakai motor dan terutama lebih leluasa, tanpa takut terjebak macet.
Namun, untuk hari ini ia memilih memakai mobil saja. Ara menyalakan radio untuk mengurangi keheningan di dalam mobil. Cewek itu menyanyi pelan, kayaknya Ara sangat suka menyanyi jika sendirian.
Saat sudah sampai di depan toko kue, Ara turun setelah merapikan penampilannya kembali. Ia masuk kedalam, matanya di suguhi oleh beraneka macam kue ulang tahun. Berbagai bentuk, terlihat sangat cantik dan indah.
Tidak mau membuang banyak waktu lagi, Ara langsung menghampiri mba-mba toko.
"Ada yang bisa saya bantu?" mba itu tersenyum kearah Ara.
Ara menganggukan kepalanya. "Itu mba, saya cari kue ulang tahun."
Mba-mba itu mengangguk mengerti, lantas ia merekomendasikan berbagai bentuk kue. Ada yang hampir semua dilapisi coklat, ada juga yang berbentuk love dan sederhana namun terlihat menarik.

KAMU SEDANG MEMBACA
ARYA [TERBIT]
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] [Tersedia di Gramedia] -Tentang siapa 'Dia' yang sebenarnya- Arya Voorzitter Geralldo. Pemimpin dari sebuah geng bernama Straatleider. Pemilik mata tajam dan paras rupawan. Arya itu seperti cuaca, sulit ditebak. Hid...