[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA]
[Tersedia di Gramedia]
-Tentang siapa 'Dia' yang sebenarnya-
Arya Voorzitter Geralldo. Pemimpin dari sebuah geng bernama Straatleider. Pemilik mata tajam dan paras rupawan. Arya itu seperti cuaca, sulit ditebak. Hid...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
HARI berhari sudah di lewati kini yang mereka tunggu-tunggu pun datang. Sunmori di minggu pagi, semuanya sudah siap dengan pakaian yang serba hitam serta jaket yang berlambang kepala singa kebanggaan Straatleider.
"Ar, berangkat jam berapa nih?" tanya Ray teman sekelasnya.
"1 jam lagi aja," balasnya yang di angguki semua anggotanya.
Regal menghampiri Kesya saat sahabat cewe itu tidak datang-datang, membuat mereka terpaksa menunda Sunmorinya sampai 1 jam kedepan.
"Ekh cerewet! Ara udah lo ngabarin belum sih?! Kok sampai sekarang Ara gak dateng-dateng,"
Kesya memandang sengit kearah Regal. "Ekh lambe turah! Gue udah ngabarin Ara, udah nelfonin sampai 20 kali. Tapi yang namanya Ara kalau hari minggu kan susah bangun pagi! Pasti sekarang tuh anak masih ngebo."
Kenapa Straatleider mengajak Kesya? Bukan hanya gadis itu yang mereka ajak, banyak lainnya. Termasuk Stella, Riva dan terakhir Alexa yang menatap malas mereka semua. Dia sudah menolak, tapi para sahabatnya memaksa. Katanya 'Itung-itung liburan gratis.' Menurutnya dia tidak butuh yang gratisan, karna Alexa masih mampu.
"Samperin aja apa susahnya sih," ujar Alexa datar.
Mereka semua mengangguk, kecuali Arya yang memilih sibuk dengan ponselnya sendiri. "Arya! Aranya samperin dong, gimana sih. Masa Queennya gak di jemput," goda Stella.
Arya menaikan sebelah alisnya, ini kenapa semuanya nyuruh dirinya buat jemput Ara? Memang tidak bisa jika bukan dirinya?
"Kenapa harus gue?" katanya datar.
"Karna kalau kita yang samperin, bukannya bangun malah makin nyenyak!" samber Kesya membuat Arya mendengus kesal.
"Tinggal samperin aja sih, apa susahnya," timpal Ardan malas.
Tahu kan? Ardan tidak suka yang berbelit-belit. Tidak suka menunggu, menurutnya buang-buang waktu saja.
"Oke."
Arya berdiri dari duduknya mengambil kunci motornya, setelahnya dia bergegas meninggalkan Basecamp Straatleider. Arya akan membuat Ara bangun, bagaimanapun caranya. Hanya gara-gara gadis itu kini mereka menunda Sunmorinya. Memang Ara tidak bisa tepat waktu, salahnya sendiri juga karena baru memberitahu pagi hari tadi.