47. TENTANG STEFFA
DULU Ara di panggil dengan nama Steffa. Gadis polos dan lugu yang kebanyakan diam, karna selalu sendiri. Kedua orang tuanya selalu sibuk kerja, hingga tidak punya waktu untuk Steffa. Abangnya juga jarang dirumah, karena masa-masa remaja lebih sering pergi main bersama para temannya.
Steffa yang waktu itu baru umur 9 tahun hanya menghela nafasnya pasrah. Ia sudah biasa sendiri dirumah yang semegah ini.
Setiap hari tantenya yang selalu ada untuk dirinya. Steffa lebih sering bermain dengan Gavin, dari pada para teman-temannya. Sofi selalu memperlakukannya layaknya anak kandung, ia lebih mengutamakan Steffa daripada Gavin.
Untung saja, Gavin tidak pernah merasa iri sekalipun. Karna ia sudah menganggap Steffa sebagai adiknya, meski umur mereka hanya bertaut beberapa bulan saja.
"Gavin, tadi Steffa liat ada penjual eskrim di depan rumah Gavin. Steffa boleh beli engga?" Stefa berujar dengan tampang polosnya. Tak lupa dua kunciran yang mengikat rambutnya.
Gavin yang sedang bermain bola di taman rumah pun melirik kearah Steffa. "Steffa mau beli? Yaudah ayok! Sama Gavin sekalian."
Mata Steffa berbinar senang. "Wahh! Asikk!"
Keduanya berlari keluar halaman rumah untuk membeli sebuah eskrim. Selalu berdua, karna umur yang tidak berbeda jauh membuat keduanya begitu dekat. Bahkan, Steffa lebih dekat dengan Gavin dari pada Vano.
"Mau beli yang mana dek?"
Gavin dan Steffa melihat-lihat beberapa stok eskrim yang terlihat enak. Gavin memutuskan untuk mengambil eskrim coklat. Sedangkan Steffa belum memilih mau beli yang mana.
"Ihhh Gavin, kok kamu suka banget sama coklat. Nih ya, kata guru Steffa. Kita itu jangan terlalu banyak makan coklat, nanti giginya ompong." katanya polos.
Penjual eskrim tertawa kecil, bukankan eskrim memang manis dari sananya. "Dek, eskrim kan emang manis. Mau rasa yang lainnya juga bakal tetep sama. Yang penting nanti adek gosok gigi setelah makan eskrim," gemasnya.
"Ohh ... gitu ya pak, kalo gitu! Steffa mau borong semuanya ah! Yang bayar Gavin."
Mata Gavin membelalak mendengar ucapan lugu Steffa yang mengalir begitu saja. Padahal kan, ini uang jajannya buat nanti di sekolah. Tapi yasudahlah, yang penting Steffa senang.
Sejak kecil, Ara memang sering menyusahkan Gavin. Hingga gedenya.
Steffa terlihat senyum-senyum senang menenteng plastik yang berisi 5 macam eskrim. Ia sudah tidak sabar untuk memakannya nanti. "Gavin, nanti Steffa mau makan semuanya. Kamu gak usah minta ya, hihihi."
Langkah Steffa terhenti saat tidak mendengar suara Gavin lagi. Ia berbalik kaget saat melihat Gavin yang akan di bawa seseorang.
"GAVINN!"
"STEFFAA! TOLONGIN GAVINN!" sempet-sempatnya Gavin teriak saat om-om itu membekap mulutnya.
Steffa yang tidak tahu apa-apa pun hanya bisa memukul lengan om gendut. Dilihatnya penjual eskrim yang ternyata sudah berjalan menjauh. Tidak ada siapa-siapa sekarang. "TOLONGG! ADA OM GENDUT JAHAT! MAU BAWA GAVINN!"
Steffa berteriak keras, ia masih berusaha menahan om itu agar tidak masuk kedalam mobil. Hingga akhirnya Sofi keluar dengan asistennya, berlari tergesa-gesa dan langsung memukul tubuh om tadi.
Gavin terlepas, ia memeluk mamanya sambil menangis membuat hati Sofi sesak seketika.
Tubuh om tadi sudah tergeletak pingsan. Dengan kesal Steffa menghampiri om yang tiduran di tanah. Ia mengambil 1 buah eskrim dan membuka bungkusnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/233674366-288-k844991.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYA [TERBIT]
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] [Tersedia di Gramedia] -Tentang siapa 'Dia' yang sebenarnya- Arya Voorzitter Geralldo. Pemimpin dari sebuah geng bernama Straatleider. Pemilik mata tajam dan paras rupawan. Arya itu seperti cuaca, sulit ditebak. Hid...