GADIS berseragam biru putih itu berjalan dengan ceria memasuki gerbang sekolahnya. Sebelum melangkah masuk, dia mencium tangan papahnya terlebih dahulu.
"Belajar yang pintar ya, sayang," ujar Leo dengan jas yang melekat di tubuhnya.
Gadis itu mengangguk senang. "Siap kapten!"
Leo tertawa kecil melihat tingkah laku putrinya yang baru saja memasuki kelas 7 smp.
Gadis yang tidak pernah melunturkan senyuman manisnya.
Seperginya sang papah, ia melangkah masuk tak lupa menyapa pak satpam. Banyak yang menyukai dirinya karena sifatnya yang ramah dan ceria.
"Alexa!"
Panggilan tersebut membuat dirinya berbalik, gadis yang di panggil Alexa itu tersenyum manis kearah sahabatnya.
"Ihh ... Ardan, tumben banget kamu berangkat pagi. Biasanya selalu telat," ujar Alexa meledek membuat Ardan mendengus.
Ardan berjalan mendekat kearahnya dengan tas yang di selampirkan di pundaknya, cowok itu merangkul pundak Alexa.
"Kalo yang jelek-jelek tentang gue, lo pasti inget ya," dengusnya.
Mau tak mau Alexa tertawa kecil, membuat matanya menyipit. Ardan memperhatikkan tawa itu, tawa yang selalu membuat hatinya menghangat.
"Hahaha, iya-iya. Maafin Alexa yang cantik ini ya Ardan."
Alexa mencubit pipi Ardan, membuat cowo itu membalas perlakuan Alexa.
Keduanya memang sudah bersahabat dari kecil, itu semua berawal karena orang tua mereka yang saling kenal.
Hingga sekarang Ardan satu-satunya sahabat cowok Alexa. Banyak yang ingin menjadi temannya, tapi kata Ardan.
"Alexa gak usah cari teman cowok lagi ya, hanya Ardan yang akan selalu jadi sahabat Alexa. Ardan bakal jadi pelindung Alexa."
Entah kenapa Ardan berbicara seperti itu, setiap kali ada cowok yang mendekati dirinya. Ardan selalu melarangnya, dan mengancam para cowok agar tidak berani mendekati dirinya.
Alexa hanya boleh berteman dengan cewek saja.
***
Hingga saat dirinya naik kelas 8, semuanya berubah. Tidak ada lagi tawa di wajah Alexa, bahkan senyuman pun tidak pernah terukir lagi diwajahnya.
Saat dimana semua hidup Alexa berubah, dimana Papahnya selalu menjemput dirinya di depan gerbang sekolah. Dan Alexa akan berlari memeluk sang Papahnya.
Alexa memasuki rumah berlantai 3 itu dengan cemberut, ia marah kenapa Papahnya tidak menjemput dirinya.
Tetapi malah Pak Dudung yang menjemput dirinya, alisnya berkerut saat rumahnya banyak orang yang berdatangan.
"Bibi, ini ada apa?" tanya Alexa. Perasaan resah tiba-tiba datang dihatinya.
Bi Sum menggeleng sambil menutup mulutnya, tidak sanggup untuk menjelaskan semua yang terjadi.
Air matanya tidak berhenti dari tadi, gadis polos itu masih menatap heran kesemua orang tanpa mendapat jawaban.
"Bi, ada apa? Kenapa rumah ini ramai sekali, Papah sama Bunda mana bi? Biasanya Bunda selalu nunggu Alexa pulang di depan pintu."
Entah kenapa tiba-tiba air matanya luruh. Alexa menghapusnya, tidak tahu kenapa dirinya menjadi seperti ini.
"Bi, jawab Al, bi!" teriaknya.
Kesal karena Bi Sum hanya diam sambil menangis, Alexa menerobos orang-orang. Tangannya menutup mulut tak percaya akan apa yang dia lihat di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARYA [TERBIT]
Teen Fiction[JANGAN LUPA FOLLOW SEBELUM BACA] [Tersedia di Gramedia] -Tentang siapa 'Dia' yang sebenarnya- Arya Voorzitter Geralldo. Pemimpin dari sebuah geng bernama Straatleider. Pemilik mata tajam dan paras rupawan. Arya itu seperti cuaca, sulit ditebak. Hid...