36. LET'S PLAY

106K 13.5K 2.3K
                                        

ARA berlari dengan kalut melawati lorong rumah sakit. Jantungnya berdegup kencang, nafasnya tersenggal-senggal karena berlari dari parkiran rumah sakit. Banyak orang-orang yang menatap aneh kearahnya, apalagi Ara tidak sempat mengganti penampilannya. Cewek itu masih menggunakan hotpants dengan baju tanpa lengan.

Setelah mendapat pesan dari Ardan, ia langsung menuju kerumah sakit tanpa memperdulikan barang-barang lainnya termasuk penampilannya sendiri. Ara berlari ke-resepsionis, sebelum berujar cewek itu menghembuskan nafasnya terlebih dahulu.

"Mba, pasien yang kecelakaan. Sekarang keadaannya gimana?"

"Korban kecelakaan setengah jam yang lalu? Sedang di tangani di UGD."

Tidak mau menunggu lebih lama lagi, Ara langsung berlari mencari ruangan UGD. Hatinya kalut, ia takut Arya kenapa-napa. Jika boleh milih, lebih baik Arya mendiami dirinya saja. Jangan sakit seperti ini, Ara benar-benar gak sanggup.

Sesampainya di depan UGD, tubuh Ara melemas. Tiba-tiba saja air matanya menetes tanpa seizinnya. Ia berusaha menguatkan dirinya, bahwa Arya bakal baik-baik saja. Cowok itu bilang, dirinya kuat.

Suara langkah kaki terdengar, Ara berbalik kebelakang. Ternyata Ardan dan para sahabatnya dan juga Alexa. Mereka langsung menghampiri Ara, terutama Alexa. Cewek itu langsung membawa Ara kedalam dekapannya, untuk menenangkan Ara.

"Gue takut Al, gue takut Arya kenapa-napa," lirih Ara.

Alexa berujar pelan, "Lo tenang Ra, Arya gak bakal kenapa-napa."

Ara mengangguk, semoga saja memang benar. Semoga ketakutannya tidak nyata.

10 menit berlalu, hanya diisi keheningan dan rasa khawatir di benak mereka. Hingga akhirnya, pintu UGD terbuka, dengan seorang berjas putih keluar.

Ara menghampiri dokter dengan raut khawatir. "Dokter, gimana keadaan Arya?"

Raut dokter terlihat bingung, bebarapa saat iya kembali memahami ucapan gadis di depannya. "Pasien kecelakaan? Kondisinya cukup parah, ada benturan di kepala dan banyak luka di tubuhnya."

"Keadaanya gimana dokter?!" tanya Ara tak sabar, jantungnya sudah berdetak kencang sekarang.

Dengan berat hati Dokter menjawab. "Dan sekarang pasien mengalami koma, kondisinya kritis karena mengalami banyak luka. Terutama di bagian kepala."

Deg!

Nafasnya tercekat mendengar ucapan dokter, air matanya menetes begitu saja. Hatinya sesak, ia menggeleng berusaha mengelak bahwa yang dibilang dokter tidak benar adanya.

"Enggak!" Ara mengelak.

Alexa menahan tangan Ara, cewek itu memberontak. "ENGGAK DOKTER!"

"BILANG SAMA ARA! BAHWA DOKTER BOHONG! ENGGAK! ARYA GAK KOMA DOKTERR!" Ara histeris, tubuh cewek itu merosot kelantai.

Hingga akhirnya kesadarannya hilang.

***

Matanya memerah melihat Arya yang kini terbaring lemah dengan berbagai alat yang menempel di tubuhnya. Kalo boleh, Ara ingin menggantikan posisi Arya saja. Semua terjadi begitu cepat, seharusnya ia tidak membiarkan Arya pergi saat di rooftop. Harusnya Ara menahan Arya untuk pergi, pasti cowok itu masih bisa membuka matanya, meski tatapan tajam.

Ardan menatap kearah Arya, banyak luka di wajahnya. Ia sebenarnya heran, siapa yang memberitahu bahwa Arya kecelakaan. Dan dia memakai ponsel Arya, tapi sekarang ponsel cowok itu berada di nakas.

Ara menghampiri Arya yang kini terbaring lemah, ia menyentuh tangan cowok itu. Hatinya sesak melihat banyak luka di wajah Arya. Kenapa cowok itu bisa sampai begini? Biasanya Arya tidak pernah celaka meski mengendarai motor dengan cepat.

ARYA [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang