Jangan baca pas lagi puasa, pas buka baru gas! Ingat cerita ini ada unsur adegan 17+ so...jangan dilanjutin kalau gamau pahala puasanya berkurang!
Fyi, Cerita ini sudah terbit di penerbit @reneluvbooks, part Masi lengkap, dan novelnya ready stock di shopee dengan paket yang masi lengkap dengan merchandise nya, harga nya sekitaran 70-120k, pastikan kamu beli di TBO resmi ya, biar dapet barang yang Ori.
Dan terakhir, versi novel tentunya bakal punya perbedaan dengan versi wattpad, mulai dari kerapian, part tambahan, dan konflik yang lebih teratur, serta...kalian cari tau aja sendiri, udah Ara cantumkan perbedaan nya di part khusus membahas tentang terbitnya novel IAGG😚
Selamat membaca♥️🦋
**********************************
"Aletta Arkanza itu lo?"Tanya perempuan berambut pirang sebahu itu dengan ketus kepada Aletta.
"Liat bibirnya kaya habis ngelont*, dasar cabe."Celutuk salah satu dari gadis dihadapannya.
"Punya mata? ini tag name sebesar ini lo ga bisa baca, kasian banget ortu lu capek-capek disekolahin malah jadi cabe disekolah?"Balas Aletta tersenyum miring menunjuk tag name pada seragamnya.
Aletta tersenyum menyeringai menantang Rini, yang diketahuinya sebagai Kakak kelas ter-killer dan paling top sepenjuru SMA 'Laskar Bangsa' ini, katanya.
"Berani lu sama gue!?"Tantang Rini, menarik kerah baju milik Aletta.
Keduanya saling menatap tajam, bedanya Aletta masih dengan senyum devil-nya sementara Rini mendelikkan matanya menatap lekat manik hitam dihadannya, seperti segera akan memusnahkan Aletta dari muka bumi ini.
"Memang lo siapa ha? Tuhan? kenapa gue harus takut, cih!"Decih Aletta sambil terkekeh.
"Hajar Rin!"
"Jangan lepasin, tambah melunjak tu bocah!"
Seru teman-teman Rini memberi semangat.
Bugh!
Rini memukul Aletta sampai tubuhnya terjungkal ke belakang.
Aletta tak sengaja menggigit bibirnya saat terjatuh, dan akhirnya ujung bibir Aletta mengeluarkan darah segar.
Ia mengusap darah itu menggunakan ibu jarinya, lalu bangun dengan sendirinya.
Ketiga perempuan dihadapannya tengah menatapnya meremehkan, dengan kikikkan layaknya kuntilanak.
"Gue sih ya-"Aletta menarik rambut panjang Rini.
"Lepasin!"Gerutu Rini, sambil memukul-mukuli tangan Aletta.
"Gue seneng kalau udah dipancing, sekarang terima balasan ini."
Bugh! Bugh!
"RINI!"Teriak Salsa dan Nanda shock.
Bagaimana tidak histeris, temannya Rini sudah bonyok oleh Aletta.
Aletta terkekeh, posisinya ia tengah berada diatas tubuh setengah sadar milik Rini.
Ia puas, setelah menarik rambut Rini dengan keras, akhirnya ia berhasil membuat perempuan yang tingginya seperantaran dengannya itu terjungkal jatuh ke belakang, dengan cepat ia naik ke atas tubuh Rini, mengunci pergerakkannnya dan memukulinya beberapa kali sampai wajah mulus, glowing, shimerling, splendid milik Rini, berhasil dibuat bonyok, dengan lebam diujung bibir dan mata.
Ia berdiri menatap kedua teman Rini yang tengah membantu Rini untuk bangun.
"Lo liat aja, kami ga bakal tinggal diam, Rin, lo gak apa-apa? gue bantu ya?"
"Kita bawa dia ke uks Sal!"Pekik Nanda khawatir, saat Rini sudah berhasil dirangkul oleh keduanya.
Baru saja mereka membuka kunci kamar mandi dan membuka pintunya seseorang diambang pintu berhasil membuat mereka kaget.
Ya, mereka tengah baku hantam didalam kamar mandi sekolah, Rini yang datang bersama kedua sahabatnya sudah merencanakan hal ini.
Mereka mengunci pintu kamar mandi dari dalam, hendak melabrak Aletta, tadinya.
"Jevan?"Ujar Salsa dan Nanda serentak.
"Kalian bikin masalah lagi-"
"Rin, lo kenapa?"Jevan melihat Rini sudah lemas, setengah pingsan.
"Gara-gara dia!"Nanda membalikkan badannya menatap sinis ke arah Aletta di belakangnya.
"Yaudah bawa dia ke uks sekarang, dan KAMU ALETTA ikut saya ke bk sekarang juga."Tiga sekawan mengangguk dan segera melanjutkan langkah mereka.
Sementara Aletta, ia masih mematung menatap Jevan dengan senyum menggodanya.
"Ikut saya sekarang!"Jevan pergi, Aletta dengan malasnya mengekori Jevan.
Ia berjalan menyusuri koridor, berjalan beriringan dengan Jevan untuk menuju ke ruang bk, rasanya seperti berjalan dipinggir kota Seoul Korea, dengan bunga sakura yang tengah bermekaran dengan cantiknya.
"Jadi perempuan jangan kasar, lo bakal jadi ibu suatu saat nanti."
"Kalau aku jadi Ibu aku ga bakal kasar kok! apalagi sama anak-anak kita nanti."Tukas Aletta dengan senyum manjanya.
Jevan sudah malas, ia memilih untuk tetap berjalan, tidak melirik maupun mengeluarkan sepatah kata pun kepada Aletta.
"Gue bakal sabar ngurusin anak kita, urusin kamu juga, janji deh ga bakal berantem lagi, tapi kalau berantem diatas kasur sih aku yes!"Goda Aletta.
Hanya helaan nafas Jevan yang dapat didengar oleh Aletta.
Itu saja sudah cukup membuatnya senang "Ganteng banget sih calon imam, kalau lagi ngambek."Godanya sekali lagi mendahahului langkah Jevan dan berdiri berhadapan dengannya.
"Masuk!"
"Siap! pak ketua osis ku sayang."Pada kata sayang ia memosisikan kepalanya miring, menatap laki-laki jangkung dihadapannya dengan senyum tipis.
Tapi jujur, bagi Jevan Aletta tidak jelek.
Tapi tidak cantik juga.
Eits, apa Jevan memiliki mata minus?
Cewek se-cantik Aletta dibilang tidak cantik?
Kasihan, ganteng ganteng katarak!
Cup!
Setelahnya Aletta masuk ke ruang Bk mendahului Jevan yang tersentak kaget, ia mematung sesaat.
"Apa itu barusan?"
—See you next part—
Jangan lupa vote dan comentnya ya!
26 November 2020
Zhrni_slsbila
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Good Girl [COMPLETED]
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM MEMBACA] Tersedia di Gramedia + Part Lengkap✔️ 17+ Terbit di @reneluvbooks dan sudah tersedia di Gramedia seluruh Indonesia. *** Aletta Arkanza seorang gadis SMA yang mempunyai segudang kisah misterius yang dibawanya, sifat kasar y...