🕊. ―fifth

304 43 11
                                    

Sojung dan Seokjin sudah sampai di tempat yang menjadi titik pertemuan. Keduanya disambut senyuman dan kalimat sapaan dari Jisoo, Nayeon serta para kekasihnya.

Mereka berdua duduk dalam satu meja yang sama. Membicarakan hal-hal ringan, kemudian Sojung memberikan cenderamata dari tempat wisata saat dia dan suaminya bulan madu beberapa hari lalu.

Jisoo dan Nayeon berterimakasih. Saking senangnya malah Jisoo sampai berkomentar, "Duh, lucu banget sih oleh-olehnya! Makasih ya, Jung, Pak Seokjin."

Seokjin tertawa dipanggil dengan sebutan 'Pak', dia lalu bilang pada Jisoo, "Langsung panggil nama aja juga nggak pa-pa, kok. Saya 'kan suaminya temen kamu."

"Oh, ya. Sorry ya, Seokjin. Kebiasaan denger Sojung cerita dulu, yang selalu pake embel-embel bapak di kalimatnya," curah Jisoo.

Seokjin menggoda istrinya, "Ih ketauan. Kamu dulu sering curhat-curhat sama temenmu tentang aku, ya?"

Sojung menatap Jisoo tajam, karena gara-gara gadis itu, Seokjin jadi tahu kalau dulu Sojung seringkali menceritakan sosok Seokjin pada teman-temannya.

"Nggak, tau! Jisoo bo'ong!" elak Sojung.

"Kalau iya juga nggak pa-pa," kata Seokjin. "Artinya kamu udah jadi budak cintanya aku dari dulu, ya? Apa jadi penggemar rahasianya aku?"

"Ih, apaan sih? Sejak kapan aku jadi budak cinta? Ada juga kamu yang bucin banget sama aku!" protes Sojung pada Seokjin.

Setelah itu Sojung melayangkan bentuk protesnya pada Jisoo. "Ini 'kan! Gara-gara Jisoo, rahasia gue jadi kebongkar deh. Suami gue malah makin kepedean jadinya, huhu ...."

Aksi Sojung barusan membuat mereka semua tertawa. Bahkan suaminya pun ikut tertawa.

Bagian lucunya, Sojung merasa malu ketika ditertawakan. Dia juga malah mengaduh pada suaminya. Dia bilang, "Sayang, aku malu ...."

"Malu?" tanya Seokjin. "Sini Sayang, sama aku. Sembunyiin mukanya sambil peluk aku biar nggak malu."

Sojung melakukan apa yang Seokjin bilang padanya. Dia memeluk Seokjin dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang Seokjin.

Nayeon yang merasa panas karena melihat pemandangan manis namun menyebalkan ini lantas memberi sindiran. "Duh! Emang ya, pengantin baru tuh senengnya tebar ke-uwu-an terus!"

Kekasih Nayeon lantas menyahuti, "Sini kamu sama aku, kalau mau dipeluk juga."

Ups, Nayeon lupa. Kalau dia juga punya pasangan di sini. Dia lantas memeluk kekasihnya, seperti Sojung memeluk suaminya.

Tak mau kalah, kekasih Jisoo juga mengatakan hal yang sama. "Kamu nggak mau aku peluk juga? Sini deketan sama aku."

Sojung yang tadinya menenggelamkan wajah di dada Seokjin, sekarang mengarahkan pandangannya ke arah Jisoo dan Nayeon. Melihat apa yang baru saja kedua sahabatnya lakukan.

"Mereka ngikutin kita," kata Seokjin setengah berbisik namun suaranya masih mampu didengar bahkan oleh Nayeon dan Jisoo.

Sojung membalas perkataan suaminya dengan cibiran. "Emang! Mereka mah, nggak kreatif. Ngikutin aku terus."

Nayeon sewot. Dia membalas, "Ini kentang bisa gue lempar ke muka lo sekarang loh, Jung!"

"AHAHA, GUE BERCANDA, NAYEON!"

― ♡ ―

Sepulang dari acara kumpul-kumpul bersama teman-temannya Sojung, Seokjin mengajak istrinya untuk mampir sebentar ke rumah baru mereka.

Rumah baru itu Seokjin yang beli. Sojung juga tahu kalau Seokjin membeli rumah baru untuk tempat keluarga kecil mereka tinggal. Seokjin membeli rumah itu persis satu bulan sebelum hari pernikahan, Sojung yang memilih rumah itu.

[2] Emotions; Sowjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang