🕊. ―fifty third

185 37 21
                                    

Usai melihat penampilan wajahnya di cermin toilet, Sojung segera mencuci area matanya yang membengkak. Dia menarik napas, berusaha mengendalikan emosinya.

Sojung mengeringkan bekas air dengan sapu tangan. Lalu dia merapihkan sedikit make-up area matanya yang tadi tersapu oleh air. Setelah yakin bahwa Seokjin tidak akan curiga, wanita itu kembali berjalan ke luar.

Omong-omong, tadi Sojung sempat menghubungi Seokjin, bahwa dia dan temannya sudah selesai bertemu. Sekarang waktunya untuk mereka pulang, bertemu dengan keluarganya masing-masing.

Begitu melihat mobil Seokjin terparkir tak jauh dari pintu keluar, Sojung mempercepat langkahnya. Dia mengetuk kaca mobil saat ternyata pria itu belum membuka kunci mobilnya.

"Maaf, maaf. Nggak tau saya kalau kamu udah dateng," kata Seokjin sambil terkekeh.

Wanita itu memaklumkan. Usai memasang seatbelt, Sojung mengambil alih Hani di pelukan Seokjin. Bayi itu tertidur lagi. Sampai membuat Sojung mengucapkan, "Anak ini kalau sama Papanya tenang terus ya, sampe bawaannya ngantuk, tidur lagi deh dia."

Seokjin tak banyak menanggapi, dia hanya tertawa sekenanya. Pria itu mulai menekan pedal gas mobilnya, lalu mengendarai mobil itu ke luar area kafe.

Sojung memposisikan Hani menghadapnya, meletakkan kepala bayi lima bulan itu yang tertidur bersandar di dadanya. Sambil memeluk tubuh Hani, tangan satunya ia gunakan untuk melihat ponselnya. Ada satu pesan di layar pop-up dari Wilson.

Just now.

Baru saja, Wilson mengiriminya pesan.

Wilson
Jung, lo di mana?

Tak lama setelah Sojung membaca pesan itu, laki-laki bernama Wilson itu langsung menghubunginya. Sempat berpikir untuk menolak panggilan Wilson ... tapi sepertinya sama saja, mau diterima atau tidak, Seokjin tidak akan memarahinya.

"Halo, Wil?"

Sojung menunggu jawaban dari sebrang sana. Laki-laki itu pertama menanyakan di mana posisinya sekarang, sebab saat sampai di rumah orang tuanya, Wilson sama sekali tak mendapat jawaban ... rumahnya kelihatan sepi.

"Ayah sama Ibu lagi pergi. Gue sama suami gue, lagi di luar bareng Hani."

"Lo pergi bareng Seokjin? Ngapain?"

"Ya ... tadi gue keluar buat ketemu sama temen-temen gue. Kenapa, sih? Ada apa nelfon? Terus kenapa lo ada di depan rumah gue?"

"Mau ngajak lo keluar, makan malem. Lo masih lama nggak pulangnya? Apa biar gue susul aja?"

"Jangan, jangan. Lain kali aja deh, Wil. Capek banget gue kalau sekarang. Gue juga nggak tau, suami gue mau bawa gue ke mana lagi sebelum pulang."

"Yaudah, deh. Gue pulang, ya. Hati-hati lo, sama Hani juga."

Sojung membalas Wilson dengan deheman singkat, lalu mengucapkan kata selamat tinggal sebelum menutup panggilan mereka. Usai itu Sojung langsung mengalihkan atensinya pada Seokjin, karena pria itu bersuara.

"Kamu mau saya bawa ke mana emang?"

Sojung tertawa, sedikit kikuk. "Sorry. Kedengeran, ya?"

[2] Emotions; Sowjin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang