Hari ini, Sojung menyempatkan diri untuk pulang ke rumah. Ini sudah hari ketiga Hani dirawat di rumah sakit. Putri perempuan pertamanya itu di rumah sakit bersama Neneknya; Ibu Sojung. Ini pertama kalinya Sojung kembali ke rumah selama tiga hari terakhir.
Di tangannya, sudah ada beberapa makanan yang tadi sempat ia beli di luar untuk makan siang Fany, juga dirinya. Sojung disambut baik di rumah oleh Fany, pelukan hangat ia dapatkan saat bertemu langsung dengan anak itu.
Sojung tersenyum, mensejajarkan tinggi badannya dengan Fany. Sojung berbicara, "Lama ya, nggak ketemu. Mama kangen banget sama Fany!"
"Fany juga kangen banget sama Mama!" balas gadis kecil itu. "Hani gimana kabarnya, Ma?"
"Udah mulai membaik, tapi dokter belum ngizinin Hani untuk pulang; rawat jalan," jawab Sojung. "Adikmu itu masih harus opname sampai tiga atau empat hari ke depan."
"Opname itu apa?" tanya Fany dengan raut wajah lugunya.
Sojung tertawa sedikit, dia terhibur akan keluguan anak ini. "Rawat inap, Sayang. Fany belum tau, ya?"
Gadis kecil itu mengangguk-anggukan kepala. "Iya. Fany baru tau dari Mama Sojung, hari ini."
Sojung bangun dari posisinya, menggandeng Fany dan mengajak anak itu menuju meja makan, tanpa memutus topik obrolan. "Oh, gitu? Berarti sekarang udah tambah dong ya, pengetahuan Fany."
"Iya, makasih Mama Sojung," tutur gadis kecil itu dengan penuh ketulusan dan keluguannya.
"Ngomong-ngomong, Fany belum makan siang 'kan? Ini Mama ada bawa makanan, beli dari luar. Kita makan ini, mau, ya?" tanya Sojung sambil tersenyum, menatap anaknya di bawah.
Fany tak mengeluarkan suara lagi, namun dia menunjukkan jempol kanannya pada Sojung dan tersenyum penuh antusias. Fany memang selalu senang kalau diajak atau dibelikan makanan dari luar, terutama makanan cepat saji.
Seokjin memberitahu Sojung untuk jangan terlalu sering mengizinkan Fany memakan makanan yang beli dari luar, apalagi itu makanan cepat saji. Sojung jelas saja setuju. Walau dia juga suka makan makanan cepat saji, tapi dia tahu bahwa makan makanan seperti itu tak banyak memberikan nutrisi, malah terkesan tidak dianjurkan, baik untuk Sojung yang sudah dewasa ... juga Fany yang usianya masih di bawah sepuluh tahun.
― ♡ ―
Sojung bersama Fany naik taksi bersama. Selesai makan dan istirahat sebentar, Sojung kembali lagi ke rumah sakit. Fany dia ajak lantaran gadis itu sendiri yang merengek ingin ikut. Dia bilang, dia mau menjenguk adiknya.
"Hani sakit masa Fany nggak dibolehin ketemu? Fany 'kan kakaknya Hani, masa Kakak nggak jenguk adiknya yang lagi sakit?"
Kira-kira, kalimat itu yang membuat Sojung luluh dan akhirnya mengajak Fany ke rumah sakit. Sebenarnya bukan tidak diperbolehkan, hanya saja, belakangan ini Sojung dan Seokjin sama-sama tahu bahwa jadwal sekolah Fany padat.
Gadis kecil itu ada ujian di sekolahnya, dia juga harus aktif mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Kalau harus pergi ke rumah sakit kemudian pulang kembali ke rumah secara berulang, Seokjin dan Sojung khawatir Fany akan sakit dan nilai anak itu malah jadi tidak sempurna.
Begitu taksi sampai di lobi, Sojung segera menggandeng Fany keluar mobil dan masuk ke dalam rumah sakit. Mereka berdua berjalan menuju ruang rawat inap Hani.
Di sana, ada Ibu Sojung yang duduk di sofa sambil membaca beberapa buku. Bukan buku bacaan layaknya anak muda, Ibu Sojung suka membaca buku-buku pengetahuan yang―tentu saja―sifatnya non-fiksi.
Tapi tak peduli akan itu, yang menjadi fokus Fany adalah adik perempuannya yang terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit. Gadis kecil itu melepaskan tangannya dari genggaman Ibunya, dia berjalan cepat menuju Hani. Matanya berlinang air mata saat tahu kondisi adiknya terbaring lemas tak berdaya, tanpa tawa, di atas ranjang ini.
Ibu Sojung menutup bukunya, lalu mendekat menghampiri Fany. Dia menyentuh pucuk kepala gadis kecil itu dan mengelusnya lembut, penuh kasih sayang. "Hani udah nggak pa-pa, sebentar lagi dia sembuh."
Fany menatap Neneknya, kemudian bertanya. "Iya begitu, Oma? Tapi kata Mama, Hani harus dirawat tiga sampai empat hari lagi."
Ibu Sojung mengangguk. "Tiga sampai empat hari, bukan waktu yang lama. Iya, 'kan?"
Ibu Sojung menyadari ada yang tak beres pada wajah Fany. Dia lantas menarik dagu Fany dan memerhatikan wajah gadis kecil itu dengan lebih jelas dan teliti. Wanita baya itu beralih meraih tangan Fany, dia juga mendapati hal yang sama pada wajah Fany di lengan gadis itu.
"Ini nggak gatel, Fan?" tanya Ibu Sojung.
Tepat setelah itu, pintu kamar terbuka. Seokjin datang sepulang dari kampus. Untuk melihat perkembangan kondisi putrinya.
Sebelum beralih pada Seokjin, Fany mengangguk-anggukan kepala ragu. "Fany ngerasa nggak enak sama ini."
Awalnya fokus Seokjin tertuju pada Hani dan Sojung, tapi saat tahu Fany di sini dengan kondisi tak baik-baik saja, Seokjin dengan segera mendekat, menghampiri Fany. "Kenapa, Fan?" tanya Seokjin dengan raut wajah panik.
Sojung yang tahu itu lantas mendekat juga pada Fany. Matanya membelalak saat tahu sekujur tubuh Fany muncul bercak titik merah, jumlahnya banyak, sampai tak terhitung.
"Fany nggak tau, Pa," jawab Fany jujur, seadanya.
Pria itu menegakkan posisinya lagi, lalu menatap ke arah Sojung. Dia bertanya, "Fany kamu kasih makan apa? Gurita?"
Sojung mendadak lupa, apa yang tadi dia beli untuknya dan Fany. Saat kembali mengingat, Sojung berkata, "Tadi aku beli takoyaki. Sebagian ada yang isinya gurita, mungkin salah satu dari sekian bagian itu ada yang Fany makan. Emangnya kenapa?"
Seokjin mendengus, mendecak marah. "Fany alergi gurita!" tukas Seokjin tegas.
Saat itu Ibu Sojung dan Sojung sendiri langsung menutup mulut mereka lantaran terkejut. Sojung ... sama sekali belum tahu riwayat alergi Fany.
Seokjin dengan segera menggendong Fany dan membawa anak itu berlari. Menuju IGD, untuk segera diberi penanganan. Sojung yang tak bisa tinggal diam, lantas menyusul, menitipkan Hani pada Ibunya lagi.
Ini terjadi ... karena kelalaiannya.
Lagi-lagi ... Sojung lalai menjaga anak-anaknya. Sojung payah,
Sojung tahu itu,
... dan Sojung menyayangkan hal itu. Dia juga menyesal, sangat-sangat menyesal.
― ♡ ―
A/N:
Hani belum sembuh, Fany lagi kena alergi😭
Semoga Mama Sojung baik-baik aja, huhuSampai ketemu di part depan! your star janlup!🌟⭐</3

KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Emotions; Sowjin
Fanfic#1 ― Sojung #1 ― Sowjin [Sowjin ― Semi Baku] [Sequel of Pak Seokjin] [Slice of Life] Seokjin dan Sojung akhirnya menikah. Setelah menikah tentu saja mereka harus siap menghadapi setiap lika-liku dan hiruk-pikuk rumah tangga. Seokjin yang memang leb...