Happy reading!
_
"Li, Nasya siapa sih?"
"Kenapa?"
Lira menoleh singkat, mendapati temannya itu masih bergumam tak jelas seraya men-scroll layar hp-nya.
Jadi, setelah tadi Lira bilang bahwa yang menelpon nya Nasya, Apip langsung mencari informasi tentang gadis itu. Katanya penasaran, ingin memastikan siapa sebenarnya gadis itu sampai mengancam Lira dan membuat temannya itu ketakutan.
"Kok... upload foto terakhirnya sama Wily?" Apip mengernyit menatap layar hp-nya.
"Ya kan emang pacarnya." sahut Lira santai seraya menikmati makannya.
Mata Apip membola, dia menepuk bahu Lira berkali-kali.
"Yang bener lo?!" Pekiknya. "Jadi, yang tadi ngancam lo pacar Wily?" tanyanya lagi memastikan.
"Iya, emang muka gue keliatan bercanda apa?"
"Ya..enggak sih. Tapi ya, setau gue nih cewek sering banget nongol pas pulang sekolah. Gue sering liat dia." ujar Apip mengadu.
"Ya terus?"
Lira bahkan sudah tidak kaget lagi. Liat Nasya pegangan tangan sama Wily aja dia sudah pernah, jadi dia lebih santai mendengar aduan Apip barusan, tidak seperti biasanya yang langsung mendadak diam.
"Tunggu deh, jadi selama ini lo..."
"Gue gak seperti yang lo pikirin." sela Lira cepat.
"Emang gue mikir apa?" tanya Apip polos.
Lira menatap sinis temannya itu. Kenapa malah bertanya pada dirinya?
"Ya..lo mikir apa tadi,"
"Gue gak mikir lo pelakor, sama sekali gak. Malahan yang terbesit di pikiran gue waktu tau dia pacar Wily, gue malah kasian sama lo." ujar Apip terang-terangan.
"Kasian?" beo Lira tidak paham.
"Ya lo kasian menurut gue, lo di php-in sama Wily. Secara kan pas kalian deket Wily juga udah putus sama si Nasya ini." Ya, Lira sudah cerita pada Apip tentang Nasya dan Wily yang selama ini dia tahu.
Lira mendadak tak bergerak mendengarnya. Pasti Apip tidak tahu bahwa dari pihak dia dan Wily, yang paling terobsesi memilik Wily itu dirinya. Iya, Lira merasa seperti itu, entah pada Wily, dia tidak tahu.
Yang Lira tahu rasa cintanya terbalaskan, terbukti saat Wily mengatakan suka padanya. Namun disaat cowok itu menyukainya, dia malah perlahan menjauh. Bukan mengindari Wily, hanya saja dia masih bimbang saat Wily beberapa kali memastikan jawabannya.
Ini bukan perkara sepele bagi Lira. Tentu saja karena ini yang pertama baginya. Karena itu dia butuh waktu, jadi selama mereka tidak sering berjumpa dia memperhatikan Wily dari jauh, sama dengan apa yang dia lakukan saat pertama kali menyukai cowok itu.
"Bahasa lo alay banget," Lira malah terkekeh menyahutinya.
"Bukan alay, itu fakta kalo lo emang di posisi itu." bantah Apip.
"Lo nyindir gue?"
"Gak! Gak nyindir, cuma nyadarin lo aja kalo lo emang di posisi kayak gitu." jelas Apip.
"Dan lo liat? Sekarang gue gak stuck di situ, gue udah move-on. Lo do'a-in aja gue cepet bisa move-on biar mata gue gak stuck dan liat Wily terus. Biar gue bisa liat cogan lain di SMA ini." ujar Lira percaya diri.
Apip yang melihatnya malah terlihat aneh.
"Maksud lo cuci mata? Yaelah, nyari di luar juga banyak, gak cuma di sini doang." timpal Apip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Sebelah [end]
Teen FictionKenapa cowok ganteng selalu di kagumi banyak orang? Itulah yang Lira pikirkan. Karena dia sedang mengalaminya sendiri. Apalagi kelas cowok itu di sebelah kelas-nya. Bahkan setiap hari bisa melihatnya, menatap tanpa berkedip sekalipun cowok itu tidak...