Happy reading 💜.
***
"Kalau berita ini memang bener, gue yakin nih dua kubu kelas makin nggak anteng."
"Gimana maksudnya?" Dirla melongokan kepala, karena saat ini posisinya masih duduk selonjoran dengan punggung menempel di pohon.
"Coba lo bayangin, sekarang kita udah tahu kan penyebab mereka berantem itu orangnya ada di kelas kita sendiri. Nah, kalau cuma berantem aja udah bikin kelas nggak anteng, apalagi sekarang ada rumor kalau Lira yang jadi penyebab keduanya berantem, kan?"
Mila menginjak tangan Apip dengan ujung sepatu membuat gadis itu memekik kesakitan.
"Heh! Kenapa harus sebut nama, sih?!" tegur Mila.
"Biar jelas juga, apa salahnya sih?" Dan yang aneh, Dirla ikut menyetujui ucapan Apip barusan.
Mila tidak habis pikir, bisa-bisanya Lira berteman dekat dengan mereka berdua yang dengan temannya sendiri saja mereka gosipin.
"Terserah lo dah," ujar Mila tidak mau ikut campur lagi.
Mereka baru saja selesai mengikuti pelajaran olahraga dan dengan begitu mereka bisa santai-santai seperti sekarang, berkumpul di bawah pohon mangga yang semakin hari semakin lebat namun langka buahnya.
"Dra, lo suka nggak sama Lira?" tanya Aldo tiba-tiba, setelah mendengar bisik-bisik dari para cewek kelasnya.
Spontan saja, Andra maupun Lira yang beda posisi dengan lainnya menoleh.
"Nih anak makin hari makin nggak ada otak aja," gerutu Mila greget.
"Goblok banget sih lo!" Rangga memiting kepala Aldo hingga cowok itu memekik kesakitan dan mencoba melepaskan diri.
Meskipun Rangga sama sekali tidak ingin ikut campur menjadikan kedua teman kelasnya bahan gosip, namun tetap saja apa yang barusan Aldo tanyakan mengundang sisi gregetannya untuk menegur cowok itu.
Lira bangkit tiba-tiba, membuat sebagian temannya menatap bingung pada gadis itu.
Lira bahkan tidak tahu siapa yang mencetuskan dirinya lah penyebab Wily dan Andra berkelahi, namun yang pasti dia sudah muak dan malas mendengar simpang siur berita itu. Belum lagi gosip tentang dirinya akhir-akhir ini berkelebat di pikirannya.
Saat dia mencoba lari, Lira jatuh tersungkur dengan siku sebagai tumpuan karena menginjak tali sepatu bagian kiri miliknya.
Dan ajaibnya, orang yang pertama lari melihatnya terjaruh adalah Andra, dan kini satu tangan cowok itu terulur ke arahnya, ingin membantunya berdiri.
Perasaan Lira semakin tidak karuan saja. Ada rasa malu, marah dan kesal menjadi satu.
Lira menepis tangan Andra begitu saja. Tentu saja itu semua tidak luput dari semua pasang mata yang melihatnya dari sudut lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kelas Sebelah [end]
Teen FictionKenapa cowok ganteng selalu di kagumi banyak orang? Itulah yang Lira pikirkan. Karena dia sedang mengalaminya sendiri. Apalagi kelas cowok itu di sebelah kelas-nya. Bahkan setiap hari bisa melihatnya, menatap tanpa berkedip sekalipun cowok itu tidak...