4- Awal Kagum.

1.1K 108 10
                                    

Happy reading..

Jangan lupa vote dan komen, hargai usaha author yaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan lupa vote dan komen, hargai usaha author yaa..

***
"Aku mengaguminya, namun tidak tahu bagaimana cara mengekspresikannya."

***

Gimana sih definisi mengagumi yang sebenarnya?

Apa dia secepat itu menyukai cowok bernama Wily?

Apa ini yang namanya cinta? Kata orang kalau kita jatuh cinta pasti ada getaran aneh jika bertemu dengan orang yang kita suka.

'Lalu ada pepatah yang mengatakan -cinta pandangan pertama-'

Lalu, yang mana posisi Lira sekarang?

Kalimat-kalimat itu yang terus memenuhi pikirannya saat ini. Duduk di kursi meja belajar seraya meminum coklat hangat yang di buat lima menit yang lalu.

Ya, gadis itu Lira. Dia hampir gila beberapa jam ini, dari saat pulang sekolah sampai saat ini pukul delapan malam lebih. Sesekali tersenyum, lalu mencubit kedua pipinya yang berakhir meringis sendiri karena kesakitan.

Mengapa? Karena sebelumnya Lira tidak pernah merasakan seperti ini. Mungkin kalau kata orang, hatinya sedang berbunga-bunga. Dia sendiri juga heran, kenapa efek tatapannya sampai seperti ini.

Coba mengalihkan pikirannya, Lira membuka laptop yang yang sedari tadi Ia gunakan sebagai tumpuan untuk menopang kedua tangannya. Jari-jari mungilnya dengan lincah mengetik sederet kalimat, dan beberapa detik kemudian munculah beberapa video disana.

Telunjuk Lira mengarahkan kursor ke salah satu video, butuh tiga detik untuk memutar video itu.

Dan...ya, drama korea yang tampil di layar laptop miliknya. Jika ditanya apa dia suka drama Korea? Jawabannya lumayan.

Ini karena efek keseringan menonton drama korea di televisi belakangan ini. Karena tidak ada Channel yang dia suka, maka pilihannya jatuh pada drama Korea.

Satu alasan kenapa Lira tidak menyukainya, karena dia pusing sendiri jika harus mendengar bahasa yang di gunakan di drama itu. Meski ada terjemahannya, tatap saja dia tidak fokus menontonnya. Sesekali melirik terjemahan yang berupa tulisan lalu kembali menonton adegannya, terus seperti itu.

Tapi entah dengan malam ini, angin apa yang membuatnya memilih menonton drama itu.

Lima belas menit berlalu, Lira masih terjaga dengan menopang dagu dengan tangannya. Tapi, masih saja bayangan cowok itu terlintas di pikirannya.

Setengah jam kemudian, Lira sesekali menggerakkan matanya. Hingga rasa kantuk menyerangnya dia tetap pada posisi semula.

Mata Lira membulat sempurna, setelah apa yang dilihat atau barusan. Wajah Wily terpampang jelas disana, sedang tersenyum seraya memegang kamera. Lira mengucek matanya beberapa kali untuk memastikan apa yang dilihatnya barusan.

Kelas Sebelah [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang