32- Bergemuruh.

418 45 2
                                    


|Part 32|

|Part 32|

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan lupa vote dan komen, hargai usaha author ya:)

Selamat membaca..




***

Sore ini, seharusnya Lira sudah sampai di rumah Apip untuk mengikuti kerja kelompok bersama Andra, mungkin setengah jam yang lalu seharusnya sudah sampai. Tapi, insiden yang tidak terduga dan terlintas di pikirannya sore ini membuat dirinya harus ekstra sabar berjalan di trotoar memapar langsung panas matahari sore ini.

"Itu semua gara-gara lo tahu nggak?!"

Lira masih saja mencecar Andra dengan kalimat serupa, menyalahkan cowok itu.

"Apa sih? Gue mulu yang salah." Balas Andra kesal.

Langkah Lira terhenti, menghadap ke belakang menatap Andra langsung.

"Ya memang lo yang salah! Gila apa, masa gue?"

Andra mengernyit, tidak terima. "Ya nggak bisa gitu dong. Lo juga salah!"

"Iya, gue salah banget, dan nyesel pilih berangkat sama lo!"

"Lo pikir lo doang? Gue juga nyesel udah percaya sama omongan lo. Tahu gini mending nggak usah cari jalan pintas!"

Tadi, karena waktunya sudah mepet dengan yang ditentukan, Lira memberi saran pada Andra jika sebaiknya mereka lewat jalan pintas saja, yang setahu Lira memercepat untuk sampai di rumah Apip. Namun naas, ban motor Andra bocor di tengah jalan karena terkena paku.

"Tetap aja itu salah lo! Lo aja yang bawa motor nya nggak bener!"

"Salahin jalannya lah! Yang ada gue yang rugi motor gue masuk bengkel!" Dumel Andra. Wajahnya terlihat gerah dan jengah.

"Kalua lo mau kita bisa naik angkot." Lanjutnya.

"Enggak!" Lira memutar tubuhnya mengahadap ke belakang, menatap Andra. "Yang bener aja naik angkot. Dra, ya ampun!" Lira menggeram tertahan, mengepalkan tangannya di depan wajah Andra.

Sedari tadi, Andra memang memilih berjalan di belakang Lira. Entah apa alasannya.

"Ribet banget sih lo?" Heran Andra melihat Lira yang mencak-mencak tak terima.

Bukan Lira nggak mau naik angkutan umum, tapi, jalanan sore hari bertepatan dengan jam pulang kerja pasti macet dimana-mana. Masalah nya juga, rumah Apip cukup jauh dari jalan raya, jikapun mereka naik angkot pasti nanti ada sesi jalan kaki lagi sekitar 10 menitan.

"Ini bukan masalah ribet atau nggak ya! Tapi--"

Ucapan Lira terhenti saat ponsel di genggamannya bergetar panjang. Di layar ponsel, menampilkan nama Apip dan sederet pesan dari temannya itu.

Kelas Sebelah [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang