30- Paperbag.

443 53 0
                                    

Selama mambaca....

Vote dan komen jangan lupa!!

.

***








Khusus untuk kelas XI IPA maupun IPS, di jam terakhir ini semuanya free class. Karena lima menit yang lalu ada pengumuman yang menginformasikan bahwa semua guru kelas sebelas sedang rapat.

Karena mata pelajaran di jam terakhir di kelas IPA 2 adalah Bahasa Indonesia, dan mereka di berikan tugas merangkum satu bab yang mampu membuat murid kelas ini mengeluh dan protes tidak terima.

Ya bagaimana? Katanya free class, masa dikasih tugas? Beruntung tugasnya tidak di kumpulkan jam saat itu juga, melainkan nanti di pertemuan berikutnya.

"Heh, ini tadi yang mana yang di rangkum?" Andra menarik rambut Lira dari belakang yang mampu membuat pemiliknya menatap jengkel.

"Nggak usah tarik-tarik!" Sentak nya seraya menoleh. "Siniin buku paket lo!" Pintanya pada Andra.

Dan Andra memberikannya.

"Makanya, kalau ada informasi itu dengerin!" Omel Lira. "Lagian gue nggak yakin lo bakal kerjain tugasnya." Lanjutnya, masih terus membalik buku paket milik Andra dengan kasar, sampai-sampai setiap kertas halamannya hampir lecek.

"Nih!" Lira menyerahkannya cepat, jelas sekali dia tidak ikhlas membantu Andra.

"Nggak ikhlas pasti lo ya?" Tanya Andra, setengah mencibir.

"Apa?"

"Nih, bukunya sampe lecek gini." Adunya.

"Masih mending gue mau bantuin!"

"Ya kalau nggak ikhlas mah nggak jadi pahala." Sahut Andra.

Dan Lira hanya memutar bola mata malas. Malas juga untuk menanggapi ucapan Andra yang ujung-ujung nanti hanya berdebat.

"Lo tahu nggak Gafin suka sama lo," Ujar Andra tiba-tiba, lebih tepatnya bertanya memastikan.

Lira yang sedang fokus merangkumpun menoleh sekilas. "Sok tahu!"

"Di bilangin malah ngatain," Andra berdecak. "Gue nggak lagi bohong." Lanjutnya.

"Ya terus?" Lira bertanya, dan Andra tahu sebenarnya gadis itu tidak tertarik dengan topik yang mereka bicarakan.

"Hati-hati aja sih,"

"Apanya yang hati-hati?" Lira menanggapi dengan masih enggan menatap Andra.

"Lo lah, gue saranin sih jangan deket-deket sama dia."

Kepala Lira dengan refleks menghadap belakang, menatap Andra yang memang posisi duduknya tepat di belakangnya.

"Memang kenapa?" Tanya Lira mulai kepo.

"Dia nggak sebaik yang lo kira," jawab Andra.

"Gue nggak ngira dia baik, gue aja nggak kenal. Tapi,..pernah sih di tolongin sama dia."

Lira mengingat-ingat saat di beberapa kesempatan dia bertemu Gafin, bahkan dia sempat berbicara dengan cowok itu. Tapi itu hanya sebuah bentuk pertolongan yang cowok itu berikan dan Lira mengucapkan terimakasih.

"Saran gue sih kalau dia nawarin bantuan apapun sama lo, misal pulang bareng, lo jangan terima deh. Mending sama Wily, atau,.." Andra menjeda nya, seperti sungkan untuk mengatakan nya. "Kalau mau lo bisa nembeng gue." Lanjutnya, bergumam.

Kelas Sebelah [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang